spot_img
Sunday, September 22, 2024
spot_img

Pengabdian Pada Masyarakat Jurusan Teknik Kimia Polinema, Inovasi Pembuatan Pupuk Organik Dari Kotoran Sapi Di Desa Wringinsongo

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang (Polinema) melanjutkan kerjasama dengan Desa Wringinsongo sebagai Desa Binaan Polinema dalam melakukan proses pengolahan kotoran hewan menjadi pupuk organik. Berdasarkan informasi dari pihak desa, hewan ternak yang banyak dikembangkan di desa binaan ini adalah sapi yaitu sapi potong maupun sapi perah yang jumlah totalnya saat ini mencapai sekitar 60 ekor. Setiap ekor sapi menghasilkan sekitar 7-10 kg kotoran sapi. Menurut Dewi, dkk. (2017), seekor sapi dengan berat ± 300-500 kg mengasilkan 30 – 40 kg feses per hari. 

Dengan banyaknya jumlah sapi di Desa Wringinsongo, permasalahan yang ada di daerah ini adalah bagaimana cara mengatasi kotoran sapi  yang jumlahnya banyak. Kotoran sapi mencemari lingkungan jika menumpuk tanpa pengolahan. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai proses konversi kotoran sapi, khususnya pembuatan kompos. Kotoran sapi organik mengandung  14,78 persenbC organik; nitrogen (N) 1,53 persen; fosfor (P)  1,18 persen; kalium (K) 1,3 persen; rasio C/N 14,32 persen; dan kadar air sebesar 28,73 persen.

Kandungan N, P dan K pada kotoran sapi  dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada sektor pertanian desa Wringinsongo. Kotoran sapi juga dapat dikeringkan dengan menggunakan teknologi bio-drying untuk mengurangi kadar air pada kotoran sapi  dan kemudian dapat diolah dengan cara pirolisis sehingga menghasilkan biochar sebagai pupuk organik. Biochar hasil pirolisis dapat meningkatkan kesuburan tanah karena banyak mengandung  N dan P.   

Penerapan metode kombinasi bio-drying dan pirolisis dalam pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi akan diterapkan sebagai kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) di Desa Binaan Polinema, Wringinsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang dilakukan oleh Jurusan Teknik Kimia, Polinema. Hal ini diharapkan sejalan dengan Rencana Strategis Polinema (Renstra Polinema 2021-2025) di bidang pemeliharaan lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam (SDA).

Kegiatan PPM yang diketuai oleh Dr. Ir. Eko Naryono, M.T. ini diawali dengan persiapan kegiatan PPM yang terdiri dari pembuatan rangkaian peralatan bio-drying  dan uji coba alat yang dilakukan pada bulan Februari-Juli 2023 di Gedung AP dan Lab IPAL, Jurusan Teknik Kimia, Polinema. Kegiatan PPM dilanjutkan dengan pembekalan materi yang dilakukan di Desa Wringinsongo tentang manfaat dan tahapan proses pengeringan kotoran sapi menggunakan teknologi bio-drying dan pengolahan kotoran sapi kering menggunakan proses pirolisis hingga menghasilkan biochar sebagai pupuk organik yang disampaikan oleh Cucuk Evi Lusiani, S.T., M.T. pada bulan Agustus 2023.

Selanjutnya, warga Desa Wringinsongo melakukan praktik langsung proses pengeringan kotoran sapi menggunakan teknologi bio-drying dan mengolah kotoran sapi kering menggunakan proses pirolisis hingga menghasilkan biochar sebagai pupuk organik. Rangkaian kegiatan pelaksanaan PPM di Desa Wringinsongo juga disertai dengan penyerahan hibah peralatan bio-drying dan pirolisis yang dilaporkan dalam bentuk penandatanganan berita acara serah terima alat oleh Tim PPM yang diwakili oleh Dr. Ir. Eko Naryono, M.T. selaku ketua pelaksana PPM kepada Lurah Desa Wringinsongo. Dengan adanya kegiatan rutin ini, warga Desa Wringinsongo berharap kerjasama ini dapat dilanjutkan untuk menyelesaikan permasalahan lain di desa tersebut. (adv/nda)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img