spot_img
Thursday, July 3, 2025
spot_img

Pengamat Nilai Pemkot Tak Punya Visi Lestari

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kritik tajam kembali dialamatkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terkait kurang baiknya pengelolaan sejumlah taman kota yang kian tak terawat. Pemerhati Kota Malang, Ir. Budi Fathoni, MTA, menyebut akar persoalan terletak pada tidak adanya kesinambungan visi antarkepala daerah.

Menurut mantan dosen Arsitektur ITN Malang itu, kepala daerah yang baru cenderung enggan melanjutkan program atau karya pendahulunya. Akibatnya, taman dan ruang publik yang dibangun sebelumnya justru ditinggalkan dan terbengkalai. Padahal dulu menjadi kebanggaan warga Kota Malang.

“Tidak pernah ada keseriusan untuk merawat oleh pemimpin penggantinya. Selamanya akan selalu jadi seperti itu. Jangankan taman, bahkan bangunan cagar budaya yang sudah punya perda dan ditetapkan saja tidak pernah dirawat serius,” tegasnya, Kamis (22/5) kemarin.

Pria yang pernah menjabat Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang juga menyoroti lemahnya implementasi dari berbagai slogan yang dicanangkan Pemkot, seperti ‘Malang Ijo Royo-royo’ hingga ‘Malang Mbois Berkelas’.

“Terlalu berat di semboyan, tapi minim tindakan. Boro-boro taman, masalah besar seperti kemacetan dan banjir saja tidak mampu ditangani, karena bukan karyanya,” terangnya.

Budi menilai, jika tidak ada momen penilaian seperti Adipura atau lomba kota sehat, taman-taman seperti Taman Trunojoyo, Taman Singha Merjosari, hingga Taman Kunang-Kunang akan terus dalam kondisi memprihatinkan.

“Taman itu fungsinya aktif, masyarakat bisa gunakan untuk berkegiatan. Tapi kalau kumuh jadi pasif. Ibarat hidup segan, mati tak mau,” katanya.

Menurutnya, perawatan taman tidak melulu harus bergantung pada APBD. Skema kerja sama dengan pihak swasta melalui dana CSR bisa menjadi solusi. Namun, rendahnya kepercayaan pelaku usaha terhadap birokrasi menjadi kendala.

“Alasan klise terus yang diangkat, yaitu anggaran minim. Padahal CSR bisa jalan kalau ada niat baik dan kepercayaan. Bisa juga dengan menggerakkan perangkat pemerintah di wilayah taman dan mengajak elemen masyarakat serta komunitas pengguna taman. Sebetulnya bisa langsung selesai masalahnya. Tapi kan niatnya yang belum ada,” kritiknya.

Anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi, menilai Pemkot belum menjadikan taman sebagai prioritas pembangunan. Ia menyayangkan ketimpangan perhatian, di mana taman yang ramai dikunjungi justru minim perawatan, sementara taman yang hanya dilewati kendaraan ditata rapi. Dengan banyaknya kritik dari masyarakat, pengamat, hingga wakil rakyat, publik kini menanti komitmen nyata dari Pemkot Malang untuk melakukan pembenahan. Bukan sekadar slogan, tapi lewat aksi konkret dan kolaboratif. (rex/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img