Komunitas Sedekah Subuh, Konsisten Sudah Hampir Satu Dekade (1)
Konsisten dan semangat berjuang menjadi kunci yang terus dipegang Komunitas Sedekah Subuh memberikan makan gratis setiap hari kepada masyarakat umum. Bahkan kini telah berjalan hampir satu dekade, atau tepatnya kini menginjak tahun ke sembilan sejak didirikan pada 2016 lalu.
MALANG POSCO MEDIA– Tiap harinya, ratusan orang dari berbagai kalangan mulai dari driver ojek online (ojol, tukang parkir, mahasiswa, hingga masyarakat umum lainnya bisa menyantap sajian makan gratis di sebuah warung gratis. Lokasinya di Jaan MT Haryono 126A Dinoyo Malang.
“Sekarang setiap hari sekitar 200-an porsi makan gratis kami siapkan untuk masyarakat umum. Sesuai tagline kami, di Warung Gratis Sedekah Subuh ini siapapun boleh makan, siapapun boleh gabung, siapapun boleh patungan,” ujar Amir Komunitas Sedekah Subuh Teguh Rendra Setia Bakti kepada Malang Posco Media.
Terbentuknya komunitas ini bermula dari sekumpulan pemuda yang dulunya ternyata pernah punya pengalaman yang kurang lebih sama. Beberapa pemuda itu pernah terjerat hutang riba. Tidak main-main, nominalnya mencapai ratusan juta bahkan hingga miliaran.
Ada yang terjerat hutang berupa modal usaha, KPR, kartu kredit, dan sebagainya. Kebanyakan, mereka terhimpit hutang riba berupa modal usaha karena para pemuda ini juga merupakan seorang pengusaha.
Dengan latar yang sama, akhirnya mereka membentuk sebuah komunitas bernama Pengusaha Tanpa Riba (PTR). Titik baliknya para pemuda itu pun segera meninggalkan riba. Ada yang cepat prosesnya, ada juga yang perlahan terlepas dari jerat riba.
“Dari kami ini banyak yang merupakan pengusaha muslim. Salah satu wasilah, kami ketemu dengan Surat Al Baqarah bahwa; Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Karena saat itu kami adalah pelaku dan korban riba, akhirnya kami memutuskan mencari ridhonya Allah. Memperbaikinya, jalannya dengan bersedekah makanan ini,” ungkap Teguh.
Sejak saat itu, sekitar tahun 2016 para pemuda tersebut berkumpul tiap subuh di salah satu masjid di kawasan Jalan Dewandaru Lowokwaru. Selain beribadah Salat Subuh berjamaah, masing- masing dari mereka juga membawa makanan untuk dibagikan. Ada yang membawa nasi, buah, lauk, hingga air mineral.
Setelah terkumpul, kemudian dikemas menjadi nasi bungkus dan dibagikan kepada masyarakat. Sejak saat itulah program makan gratis ini mulai berjalan. Ketika itu hanya sekitar enam pemuda saja yang awalnya membagikan makanan gratis.
“Kalau pagi itu kan seringkali penyapu jalanan, tukang sampah, saya yakin mereka belum sarapan karena berangkatnya pagi banget. Bahkan dulu kami pernah sampai menemani mereka makan. Tiap Kamis malam, dulu kami juga keliling membagikan makan ke pekerja malam,” kenang dia.
Di awal program sedekah subuh itu, mereka pun berkeliling ke masjid-masjid. Sebab, mereka juga ingin sekaligus ‘soft-dakwah’ atau menyelipkan sebuah dakwah untuk meninggalkan riba melalui program sedekah subuh itu. Komunitas itu pun kemudian bertransformasi menjadi Komunitas Sedekah Subuh.
Sedekah subuh itu pun dari waktu ke waktu berjalan cukup sukses. Mulai awalnya hanya ‘patungan’ yang berasal dari para pemuda itu saja, kemudian mulai masuk para donatur yang tergerak ingin berbagi hal yang sama. Alhasil, jumlah makanan yang dibagikan pun juga otomatis bertambah. Dari awalnya puluhan porsi, kemudian bertambah hingga menjadi seratusan porsi.
Bertepatan dengan momen pergantian kepengurusan komunitas, lalu ditambah dengan merebaknya pandemi Covid-19, maka terhitung pada 2021 kemudian mendirikan Warung Gratis Sedekah Subuh di lokasi yang pertama, yakni di Jalan Raya Dinoyo No 99 Malang. Komunitas Sedekah Subuh ini kemudian resmi dipatenkan legalitasnya dengan Nomor AHU-0001676.AH.01.07 Tahun 2022. “Kemudian kami beberapa kali pindah tempat. Faktornya terkadang itu ada warung di sekitar merasa berkurang pelanggannya karena semua makan gratis disini. Atau terkadang karena yang makan di sini terlalu banyak, akhirnya parkir motornya dirasa mengganggu oleh pihak tertentu,” pungkas dia. (ian/van/bersambung)