“Sejati dan sebenarnya, sesungguhnya tujuan dari segala pendidikan adalah pembentukan karakter, dan bukan pembentukan kepandaian semata. Kepandaian adalah alat, tetapi karakter adalah tujuan, dan terpenting dari segala tujuan hidup manusia.” (Ki Hajar Dewantara)
Pengembangan teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI) telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Sistem pendidikan berlomba-lomba memacu diri menerapkan AI menjadi inovasi terkini dalam pembelajaran.
AI menggunakan algoritma pintar untuk menganalisis data pendidikan dan memberikan pembelajaran yang sesuai untuk setiap murid. Guru dapat memahami kebutuhan murid secara mendalam dan memberikan materi yang sesuai dengan pemahaman serta gaya belajar mereka. Selain itu, AI juga mendukung pembelajaran daring yang interaktif, dan ini memungkinkan murid dapat belajar kapan saja dan di mana saja.
Namun, ada juga tantangan dalam penggunaan AI di lingkungan sekolah atau pendidikan. Terkait privasi data dan etika harus tetap menjadi pertimbangan dalam pengumpulan dan penggunaan data murid. Meskipun AI membantu personalisasi pembelajaran, namun peran guru tetap dirasa penting dalam memberikan pemahaman dan dukungan yang bersifat menyentuh ke ranah emosional, serta pengembangan keterampilan sosial dan berpikir kritis murid.
Penggunaan AI haruslah bijaksana agar dapat menghasilkan pembelajaran yang optimal. Menurut Prof. Andrew Ng, Ahli AI dan Dosen Stanford: “Personalisasi pembelajaran berkat AI membantu siswa belajar sesuai gaya mereka, meningkatkan efisiensi dan kesempatan keberhasilan.”
Secara keseluruhan, sistem pendidikan yang menggunakan AI sebagai inovasi terkini memberikan banyak sekali manfaat, seperti halnya terkait efisiensi dan personalisasi pembelajaran, baik bagi guru maupun murid. Namun, peran guru dalam membentuk karakter dan kualitas pembelajaran murid tetaplah dibutuhkan. Sekali lagi, bahwasanya hal-hal yang menyentuh ke wilayah emosional murid tidak dapat digantikan oleh perangkat digital, sekalipun dengan teknologi AI. Akan tetapi, dengan pendekatan yang bijaksana, AI dapat menjadi alat efektif untuk kemajuan sistem dalam kegiatan pendidikan.
Pendekatan kegiatan pendidikan yang menggunakan AI memberikan manfaat seperti personalisasi pembelajaran dan aksesibilitas yang lebih besar bagi murid. Namun, akhirnya akan muncul tantangan dehumanisasi dalam pendidikan.
Menurut Stephen Hawking, Fisikawan Teoritis: “Kemajuan AI dapat menjadi ancaman serius jika tidak dikendalikan, karena AI super-cerdas dapat mengancam eksistensi manusia.” Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi AI dan interaksi manusia dalam pendidikan. Guru tetap memiliki peran besar dalam membimbing dan membantu murid mengembangkan keterampilan sosialnya.
Murid dengan karakter kuat akan memiliki banyak keunggulan di era digital sekarang ini. Mereka mampu menganalisis informasi dengan bijaksana, dan inovatif dalam memecahkan permasalahan akan mendapatkan ruang yang sangat luas untuk mengembangkan potensinya. Kemampuan dalam bekerja sama sangat dibutuhkan dan berharga dalam dunia digital yang saling terhubung. Kolaborasi dan kerja sama menjadi kunci sukses dalam lingkungan kerja yang serba cepat dan super kompleks.
Penguatan pendidikan karakter sangat penting untuk diperhatikan apalagi untuk kalangan akademisi. Salah satunya adalah dengan memberikan contoh nyata yang baik dalam kehidupan. Guru dan orang tua harus menjadi role model bagi murid dalam perilaku dan nilai-nilai moral dalam kehidupan nyata. Ketika murid melihat perilaku yang positif, maka mereka akan lebih cenderung menginternalisasi serta meresapkan nilai-nilai tersebut dalam diri dan kehidupan mereka.
Pendekatan nyata yang lainnya juga efektif untuk membentuk murid yang beretika. Misalnya, murid belajar tentang nilai-nilai luhur melalui kegiatan sosial, seperti pengabdian kepada masyarakat. Dengan pengalaman ini, murid-murid diharapkan memiliki pemahaman perspektif yang berbeda serta dapat mengembangkan empati mereka. Melalui latihan kepemimpinan, di sini murid mengasah keterampilan berkomunikasi, pengambilan keputusan, dan tanggung jawab.
Adapun pendekatan nyata lainnya, misalnya semacam diskusi kelompok dan analisis buku atau film juga penting untuk memperkuat pendidikan karakter. Diskusi kelompok memungkinkan murid berpikir kritis dan merenungkan nilai-nilai norma kehidupan. Menonton film atau membaca buku dengan nilai-nilai moral positif membantu murid menyadari isu-isu etika. Dari sini, mereka mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan nilai-nilai positif.
Penguatan pendidikan karakter di era pendidikan berbasis AI penting mengisi celah interaksi murid dengan teknologi. Pendidikan karakter memastikan murid mendapatkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat. Dengan pendekatan ini, murid mengembangkan kepribadian seimbang, mampu berkomunikasi, memiliki empati, dan menjunjung tinggi nilai-nilai positif.
Di era globalisasi yang kompleks sekarang ini, murid perlu memiliki karakter yang kuat. Pendidikan karakter membekali murid dengan keterampilan tidak hanya di akademik, tetapi juga dalam interaksi sosial dan profesional. Murid yang berkarakter kuat memiliki kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, dan mengambil keputusan dengan tepat. Di mana, mereka akan mampu mempertahankan integritas dan tanggung jawabnya di bawah pengaruh teknologi.
Pendidikan karakter penting dalam mengajarkan keterampilan emosional dan sosial. Dengan demikian, penguatan pendidikan karakter di era pendidikan berbasis AI adalah langkah strategis membentuk generasi muda yang kompeten. Pentingnya pendidikan karakter tercermin dalam kerja sama antara guru, orang tua, dan masyarakat.
Dalam pendidikan berbasis AI, peran orang tua dan masyarakat signifikan mendukung karakter murid. Guru fasilitator dalam nilai-nilai karakter, orang tua dan masyarakat memberikan contoh dan dukungan. Dengan upaya bersama, pendidikan karakter di era AI diharapkan mampu membentuk generasi muda yang beretika.
Pendidikan karakter di era AI sangat penting untuk membentuk generasi yang berkualitas, beretika, dan siap menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Penguatan pendidikan karakter melalui interaksi manusia dan pengalaman nyata menjadi kunci untuk memastikan murid tidak hanya berkembang dalam aspek akademik dan teknologi, tetapi juga dalam nilai-nilai moral, empati, dan keterampilan sosial.
Dengan pendekatan yang bijaksana, integrasi AI dalam pendidikan menjadi sarana yang efektif untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dan membantu menciptakan generasi muda yang kompeten dan beretika tinggi.(*)