MULANYA HOBI: Rohmatul Jannah mengelola kebun wisata di sekitar rumahnya di Desa Kemulan Kecamatan Turen Kabupaten Malang.
HOBI yang menyenangkan diseriusi lalu menghasilkan pundi-pundi rupiah. Begitulah yang dijalani Rohmatul Jannah. Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini gemar merawat tanaman hias yang beragam dan cantik. Ia bersama sang suami telah menjalani hobi sejak lama hingga kini menghasilkan uang dari hobinya itu.
Sehari-harinya Rohmatul Jannah disapa Jannah. Ia guru PAUD KB Dewi Asiyah Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Suaminya, Ahmad Sukarianto pengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Gondanglegi Kabupaten Malang. Pasangan suami istri (pasutri) ini punya hobi yang sama. Yakni menanam dan merawat
tanaman hias.
Suatu waktu, masih berseragam dinas guru PAUD berwarna cokelat muda, Jannah sibuk menyirami tanaman hias yang dirawatnya. Lingkungan rumahnya di Desa Kemulan Kecamatan Turen dihiasi ratusan tanaman hias yang membentang di kebun. Kebun itu diberi nama Kebun 123. Seperti itu pula papan nama yang terpampang di depan pintu masuk kebun rumahnya itu.
Warna daun dan bunga dari tanaman hias di kebun seluas sekitar 250 meter itu menjelma kombinasi. Memberikan kesegaran bagi siapapun yang masuk ke pekarangan rumah.
Setiap tanaman hias ditanam dalam pot dan tertata rapi berjejer di atas meja besi. Kolam yang ada di salah satu sisi kebun semakin menambah keindahan pemandangan.
“Ya, seperti inilah kebun kami. Dibuat senyaman mungkin dan mudah ditata,” ucapnya saat ditemui Malang Posco Media.
Kebun wisata dan jual beli tanaman hias itu berada di dalam green house. Sehingga suasananya sejuk menyenangkan. Apalagi tak langsung terkena sinar matahari.
Di sela berberes kebun, Jannah bercerita. Dia menyulap kebunnya menjadi destinasi wisata Kebun 123. Dibangun sejak tahun 2016 lalu oleh Jannah dan suaminya.
Siapa sangka, taman budidaya tanaman hiasnya itu kini memiliki banyak manfaat. Sering dijadikan sebagai tujuan belajar, berwisata sekaligus tempat belanja tanaman hias.
“Memang sekarang jadi kunjungan wisata, Kebun 123 ini ada spot-spot khusus untuk berfoto dengan latar belakang tanaman hias,” ungkapnya.
Jannah mulai mewujudkan Kebun 123 bermula dari ketidaksengajaan. Berawal dari kesukaan suaminya Ahmad Sukarianto membudidayakan tanaman hias di rumahnya. “Semakin hari, jumlah tanaman hiasnya semakin banyak dan tidak muat jika diletakkan di rumah,” ceritanya.
Dari situ tanaman hias di pindah di sebuah lahan kosong milikinya. “Dari sini suami saya mulai berpikir orientasi bisnis pada kesukaannya pada tanaman hias,” jelasnya.
Pasutri ini mulai serius menambah koleksi berbagai jenis tanaman hias. Mereka dibantu beberapa orang yang merupakan tetangga sendiri. Itu karena keduanya sama-sama masih punya tanggung jawab sebagai pengajar.
Apa yang diusahakan itu membuatnya bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah lebih besar dari keuntungan penjualan. Lama kelamaan kebunnya dikembangkan menjadi lebih besar dan variatif. Jumlah jenis tanaman hias yang dimiliki dan diperjualbelikan juga menjadi semakin beragam dengan harga bervariasi. Tak jarang pula ditemui tanaman hias dengan harga jutaan rupiah.
Lambat laun, Kebun 123 yang mereka rintis mengundang ketertarikan masyarakat untuk berkunjung. Pengunjung demi pengunjung datang. Mulanya sekadar wisata hingga belanja tanaman hias. Satu demi satu menjadi puluhan dan makin banyak lagi menjadi ratusan pengunjung per hari.
“Setiap harinya kurang lebih mencapai 150 orang. Sedangkan pada akhir pekan bisa mencapai 500 orang per hari,” terang Jannah.
Ternyata para pengunjung yang datang menurut Jannah berasal dari berbagai daerah di luar Malang Raya. Seperti Surabaya, Sidoarjo dan Madura. Mayoritas pengunjung yang datang ke sana memang dari luar kota. Di mana mereka menyempatkan waktu di antaranya saat bertujuan wisata ke pantai yang ada di Kabupaten Malang. “Mereka sekalian mampir ke sini,” ujarnya.
Selain itu siswa dari berbagai sekolah juga kerap datang untuk tujuan kegiatan pelatihan budidaya tanaman hias. Serta para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian akademis.
“Bahkan untuk prewedding, ada calon-calon pengantin juga kerap datang dalam rangka pengambilan foto di sini,” jelasnya.
Jannah memastikan tidak ada biaya untuk masuk jika berwisata. Pemasukan yang didapat hanya dari penjualan tanaman hias. Dikatakannya, harga tanaman hias bervariasi. Mulai dari harga termurah Rp 2.000 hingga harga termahal Rp 15 juta per item.
Dalam sehari, Jannah bisa menjual lima hingga 10 jenis tanaman hias yang ia budidayakan. Dari hasil penjualan ini, omzet yang diperoleh sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta per hari. Dengan asumsi tersebut, dalam sebulan bisa meraup hingga Rp 60 juta dari bisnis tanaman hias.
Koleksinya tanaman hiasnya memang beragam. Mulai dari jenis anggrek, kaktus, aglonema dan monstera. Tanaman-tanaman hias itu ia dapatkan dari berbagai daerah di Indonesia serta dari mancanegara. “Ada juga tanaman liar yang berasal dari hutan,” bebernya.
Dia berharap apa yang sudah dijalaninya kini membawa manfaat lebih banyak lagi bagi masyarakat. Terlebih untuk mengenalkan berbagai jenis tanaman kepada pengunjung. Pun dengan usahanya sekarang juga sedang dikembangkan melayani auting class, atau kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar kelas.
“Misal setelah pandemi Covid-19 dua tahun sekolah daring Kebun 123 menjadi tempat tujuan yg rekomendasi utk jadi kegiatan pembelajaran anak sekolah auting class dengan tema tanaman,” katanya. (m prasetyo lanang/van)