MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Awalnya saya kira copet. Dikejar, lalu dihajar pendukung Persik Kediri, Persik Mania. Dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2022/2023 Persik vs Arema FC di Stadion Brawijaya Kediri, Sabtu (17/9) sore. Ternyata penyusup. Sebut saja oknum Aremania.
Saya mengetahuinya setelah jumpa pers usai pertandingan. Ketua Panpel Persik, Abriadi Muhara mengkonfirmasi, mereka yang diamankan itu adalah oknum Aremania yang menyusup ke dalam stadion. Disebutkannya, berjumlah sekitar lima orang yang diamankan petugas keamanan.
Sesuai kesepakatan, harusnya memang Aremania tidak boleh datang menyaksikan laga Arema FC di Kediri. Tapi, selain 5 orang yang masuk di dalam stadion, sekitar 50 orang diamankan polisi sebelum mereka berhasil masuk. Menurut Abriadi, mereka yang diamankan, di data dan diantar pulang.
Sebenarnya saya tidak melihat langsung atribut atau identitas mereka sebagai Aremania. Terlepas mereka melanggar kesepakatan untuk tidak datang, rasanya tidak harus menggunakan kekerasan. Bahkan ada yang viral, oknum media terekam ikut memukul. Entah, siapa dia. Aremania lagi mencarinya.
Sebagai orang media, tentu menyayangkan aksi itu. Pastinya itu bukan media dari Malang. Kebetulan saya ikut hadir dan berada di tribun media. Posisi saat pemukulan itu, terjadi di belakang gawang Arema. Artinya, hampir bisa dipastikan itu bukan media dari Malang. Semoga saja segera ada klarifikasinya.
Usai kejadian ini, hubungan Persik dan Arema jadi renggang lagi. Terutama suporter kedua tim. Mungkin juga berimbas hubungan Malang-Kediri. Padahal waktu gelaran Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu, ada Persik Mania yang hadir. Tidak banyak, tapi mereka aman-aman saja.
Seperti datangnya suporter Persib juga aman terkendali. Semoga saja, Aremania dan Persik Mania bisa berdamai. Sekaligus kejadian di Stadion Brawijaya bisa jadi pembelajaran bersama. Terlebih laga home Arema selanjutnya adalah menjamu Persebaya. Derbi terpanas ini juga rawan adanya aksi serupa.
Beruntunglah Singo Edan punya modal berharga. Kemenangan 1-0 dari Persik sangat penting artinya. Tidak hanya untuk persiapan lawan Persebaya, namun juga menyangkut nasib pelatih baru, Javier Roca. Lebih dari itu, juga untuk mengembalikan kepercayaan Aremania. Sekaligus pelipur lara mereka yang nekat datang ke stadion.
Kemenangan Arema sejatinya berbau keberuntungan. Maklum, saat kondisi tim dalam tekanan yang luar biasa dari tuan rumah, Singo Edan bisa curi satu gol lewat set piece. Tendangan bebas Rizki Dwi berhasil diselesaikan Irsyad Maulana menit 81. Rasanya, inilah satu-satunya peluang Arema FC, sepanjang 2×45 menit, dan berbuah gol.
Menarik usai Irsyad cetak gol. Dia tidak melakukan selebrasi yang terlihat mencolok. Mungkin dia agak tidak percaya, bisa cetak gol dan membuat Arema menang. Atau mungkin dia masih ragu, golnya bakal disahkan oleh wasit. Apalagi dalam kondisi tim Arema minim peluang, dengan permainan yang kurang greget.
Ada juga satu peluang menit 6 dari tendangan Adam Alis, tapi tidak terlalu bahaya. Selebihnya, tidak ada lagi peluang berbahaya. Kedua tim saling serang. Terutama Persik yang berambisi menang di kandangnya, terus menekan pertahanan Arema. Namun tak ada satu pun peluang yang menjadi gol.
Pertahanan Arema dibuat jatuh bangun menahan gempuran Macan Putih. Bahkan kembali makan korban dengan ditariknya Adilson Maringa dan John Alfarizi karena cedera. Dua pemain ini baru pemulihan dan belum 100 persen sembuh dari cederanya. Ternyata kembali alami cedera. Beruntung, pertahanan Arema cukup solid hingga laga usai.
Secara teknis, gaya permainan yang diharapkan Javier Roca memang belum keliatan di laga tersebut. Roca pun mengakui, di babak kedua, permainan timnya tambah kacau. Tapi seperti yang dia bilang, sepak bola memang tidak adil. Kali ini, Persik yang merasakan ketidak adilan itu. Lewat satu peluang tendangan bebas, Arema bisa menang.
Bicara set piece, ini sebenarnya sudah jadi andalan Arema sejak pelatih yang lama. Pelatih Eduardo Almeida sering terbantu kemenangan timnya dari set piece. Dan itu terjadi lagi di kandang Persik. Namun kali ini, tentunya faktor Roca sangat menentukan. Setidaknya dalam membangun mental untuk menang. Istilahnya penting tiga poin. Ya, saat ini penting menang dulu. Selanjutnya diimbangi dengan permainan yang lebih baik. Lebih terorganisir. Lebih menyerang. Semoga. (*)