spot_img
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Penuh Kontroversi, PSSI Siap Sanksi Berat Aksi Tinju dan Pengadil Lapangan di Laga PON

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, BANDA ACEH – PSSI langsung bereaksi keras melihat kontroversi di laga sepak bola PON 2024 yang terjadi antara tim putra Aceh melawan Sulawesi Tengah. Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengecam aksi tinju tersebut dan meminta mengusut tuntas aksi yang mengakibatkan wasit Eko Agus Sugih Harto terkapar, lalu diboyong ambulans untuk mendapatkan pertolongan.

Dalam laga ini, pemain Sulawesi Tengah merespon keputusan kontroversial penalti dengan meninju muka wasit. Sebelumnya, juga sudah ada kartu merah yang diterima pemain Sulteng.

Erick Thohir menegaskan sanksi terberat mengancam pemain dan wasit yang terlibat dalam peristiwa. “Memalukan. Sangat memalukan. PSSI akan mengusut tuntas peristiwa ini dan akan menjatuhkan sanksi terberat!,” tegas Erick seperti dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/9/2024).

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini mengatakan, pihaknya akan melakukan investigasi mendalam. Dimulai dari kepemimpinan wasit yang dinilai penuh kejanggalan hingga reaksi yang tidak menunjukkan sportivitas pemain, yang hampir dipastikan berbuah sanksi terberat.

“Pastinya akan dilakukan investigasi mendalam. Indikasi pertandingan yang tidak fair menjadi materi serius yang ditelaah. Begitupun reaksi pemain yang dipastikan berbuah sanksi yang sangat berat,” tambah Erick.

Bahkan menurut dia, sanksi larangan seumur hidup mengancam wasit dan pihak-pihak lain jika terbukti mengatur hasil laga. Kemudian, Erick menegaskan pula bahwa tak ada justifikasi bagi pemain untuk melakukan aksi pemukulan.

“Ini adalah tindakan kriminal yang punya konsekuensi hukum. Skandal soal keputusan wasit jadi hal lain yang juga punya konsekuensi hukum jika memang ternyata terindikasi diatur oleh oknum tertentu,” jelas Erick.

PSSI menilai peristiwa yang terjadi di Stadion Dimurthala Banda Aceh ini mencoreng kehormatan sepak bola Indonesia yang mulai menunjukkan titik cerah. Alhasil, demi marwah dan tidak untuk mencegah peristiwa serupa tak terulang, Erick menjamin hukuman yang diberikan menjadi salah satu hukuman paling berat.

“Tidak ada toleransi bagi pihak yang telah dengan sengaja melanggar komitmen fair play. Sanksi bukan sekadar hukuman melainkan statement dari sepak bola Indonesia yang tidak mentolerir sedikitpun praktik di luar fair play,” pungkas dia.

Laga Aceh vs Sulteng merupakan babak perempat final sepak bola putra. Pertandingan sejatinya berlangsung menarik. Sulteng unggul di menit 25. Akan tetapi setelah itu sejumlah keputusan kontroversial terjadi, seperti dua kartu merah untuk pemain Sulteng dan penalti ketika serangan dilakukan pemain Aceh Muhammad Nur Mahyuddin. Dia terjatuh tanpa ada sentuhan dari pemain Sulteng, tapi kemudian berujung penalti. Bek Muhammad Rizki Saputra tak bisa menahan diri dan meninju wasit Eko Agus. (ley)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img