MALANG POSCO MEDIA – Logo 22 Tahun Kota Batu telah ditentukan. Pilihan jatuh pada desain logo milik seorang pemuda asal Kelurahan Sisir Kecamatan Batu yang bernama Jati Saputra Nuriansyah. Desain logo pemuda yang juga mahasiswa semester tujuh di Universitas Negeri Malang (UM) itu berhasil menang dan mengalahkan 80 pesaing lainnya dalam Lomba Desain Logo HUT Ke-22 Kota Batu yang digelar oleh Pemerintah Kota Batu.
Kepada Malang Posco Media ia menceritakan terkait dengan bagaimana prosesnya membuat logo tersebut. Menurutnya yang paling menantang adalah mewujudkan keempat identitas dari Kota Batu ke dalam bentuk logo 22 Tahun Kota Batu.
“Jadi ada syarat yang diberikan dari pemerintah, salah satunya harus bisa mengaktualisasi empat identitas Kota Batu. Di dalamnya meliputi keberagaman budaya, sumber daya Alam, UMKM serta Pariwisata,” terang Jati.
Ia membutuhkan waktu dua minggu untuk menyelesaikan desain logo HUT Kota Batu yang ke-22 tersebut. Satu minggu pertama digunakan untuk brainstorming keempat identitas Kota Batu. Sedangkan untuk satu minggu digunakan Jati untuk mendesain logo tersebut.
“Menerjemahkan dari syarat yang diberikan panitia itu cukup sulit. Harus benar-benar bisa mengartikan syarat tersebut kemudian memvisualisasikan dalam bentuk Logo. Sejauh ini bisa dikatakan lancar sih, yang lumayan sulit memang harus membagi waktu antara mengerjakan desain dan kuliah. Jadi harus benar-benar memanajemen waktu,” jelasnya.
Munculnya ide tersebut hasil dari diskusi dengan berbagai kalangan sehingga dapat menghasilkan logo yang seperti saat ini. Selain itu, Jati juga sering melihat inspirasi dari logo-logo sebelumnya. Menurutnya ini menjadi kebanggaan tersendiri bisa berpartisipasi dalam memeriahkan HUT Kota Batu.
“Tentu merasa bersyukur dan bangga pastinya, apalagi desain sendiri ini merupakan hobi saya sejak SMP. Kalau untuk background pendidikan, saya adalah mahasiswa program studi Ilmu Sejarah UM,” paparnya.
Dalam Logo 22 Tahun Kota Batu karya Jati, terdapat beberapa elemen dalam desainnya yang menggambarkan keberagaman dari Kota Batu sendiri. Di antaranya seperti Susu Sapi, Paralayang, Anggrek, Apel Batu, Bantengan, Jaranan, Stroberi, Tenda Kemah, Air Panas, Jeruk Keprak, Bianglala, Cobek Batu, Sapi, Wortel, Gunung, Kali Brantas, Candi Songgoriti serta Mawar. Semuanya mewakili empat identitas Kota Batu yang dijadikan sebagai syarat dalam perlombaan logo desain HUT ke 22 Kota Batu tersebut.
Sementara itu, untuk warnanya sendiri terdapat delapan warna yang digunakan. Yakni Hitam yang melambangkan kekuatan dan keagungan. Hijau muda yang melambangkan ketenangan dan harmonisasi. Jingga yang melambangkan optimis dan semangat.
Biru tua melambangkan profesionalitas. Putih melambangkan kesucian. Hijau tua melambangkan kestabilan dan penyeimbang. Merah melambangkan keberanian dan kekuatan serta Biru muda yang melambangkam kedamaian.
“Angka dua puluh dua yang jadi lambang itu sendiri juga didekonstruksi (dibongkar dan dipersatukan kembali) yang mana di dalamnya ada elemen grafis. Seperti garis vertikal yang menghubungkan antara manusia dengan tuhan. Grafis horizontal yang melambangkan hubungan manusia dengan manusia lain serta melengkung yang diartikan sebagai hubungan manusia dengan alam sekitar,” imbuh mahasiswa Semester 7 Prodi Ilmu Sejarah UM tersebut.
Nyatanya, Jati sendiri merupakan mahasiswa yang berprestasi. Beberapa lomba pernah ia juarai, seperti Juara 1 Duta Sanitasi Kota Batu 2016 (Karya Tulis Ilmiah), Peserta Duta Sanitasi Jawa Timur 2016 serta menjadi Anggota Kontingen Cabang Kota Batu pada Raimuna Daerah XIII Jawa Timur 2018. “Tentu harapannya bagi Kota Batu sendiri semakin maju, dan masyarakatnya semakin makmur,” tandasnya.(adm/lim)