MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ada banyak cara mencintai Nabi Muhammad SAW. Dan ada banyak pula cara mengekspresikannya. Ada yang dengan membaca shalawat, kajian sirah nabawi, dan ada juga yang dengan menggunakan unsur budaya.
SD Islam Sabilillah Malang mengekspresikan ketiganya. Dalam rangka menyambut Hari Kelahiran Baginda Nabi Muhammad, Rabu (27/9) lalu, ada nasi kuning di sekolah ini. Seluruh siswa dan guru menikmati nasi kuning.
Nasi kuning menjadi simbol syukur. Orang Jawa menyebutnya nasi untuk selamatan. Atau selametan. Tujuannya supaya memperoleh rahmat dan keselamatan dari Allah. Dan ini sudah menjadi tradisi yang melekat kuat di tengah masyarakat.
Maka Rabu lalu, makan siang di SD Islam Sabilillah Malang tidak seperti biasanya. Sehari menjelang tanggal 12 Rabiul Awwal, Hari Kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid Nabi, siswa dan guru menikmati nasi kuning ini.
Namun sebelumnya, salawat nabi dilantunkan. Dimana?. Di ruang makan itu juga. Lagi-lagi tidak biasanya guru dan siswa bersalawat di ruang makan. Tapi itulah ekspresi cinta. Meskipun di ruang makan, semua tampak khusuk melantunkan salawat nabi.
“Ini baru pertama kita mengemas acara seperti ini. Dalam rangka menyambut Hari Maulid Nabi, kami bersalawat dan makan nasi kuning bersama. Semua tampak khusuk dan menikmati,” ujar Firahil Syaifinnabilah, S.Pd selaku Ketua Pelaksana Maulid Nabi Muhammad SAW.
Suasana Maulid Nabi Muhammad di SD Islam Sabilillah, terasa hingga Sabtu (30/9) lalu. Sebagai puncak kegiatan ini, guru dan siswa bersalawat di Masjid Sabilillah. Mengenakan pakaian serba putih. Menunjukkan kebersihan dan kesucian diri.
Usai bersalawat, dilanjutkan dengan sirah nabawi, kisah hidup Nabi Muhammad yang disampaikan oleh seorang pendongeng. Hadir dalam kesempatan tersebut Achwan Alfani, seorang pengkisah Islam. Mahasiswa Bahasa Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sebelumnya ada arahan dan motivasi dari Kepala SDI Sabilillah Qoniah Agustina, S.Pd dan pembacaan ayat suci Alquran. Acara ini dikemas dengan khidmat. Beberapa orang tua juga tampak hadir dalam acara ini.
Fira mengungkapkan, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, siswa juga dianjurkan untuk membawa aneka buah. Buah-buahan itu lalu dibagikan kembali oleh guru kepada siswa untuk dibawa pulang.
“Karena maulid nabi itu identik dengan buah-buahan yang melimpah. Kita juga anjurkan anak-anak membawa buah untuk dimakan bersama dan dibawa pulang,” kata dia.
Fira berharap meskipun sederhana, peringatan maulid nabi tidak mengurangi keberkahan dan hikmah. Rasulullah selalu menjadi panutan dan teladan bagi siswa SD Islam Sabilillah.
“Tujuan utama peringatan maulid ini untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah. Dengan cara meneladani beliau. Sesuai dengan salah satu karakter sabilillah penuh cinta, yaitu Cinta Allah dan Rasulullah,” terangnya. (sir/imm)