MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Perkampungan Dusun Bedali, Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir kembali disibukkan dengan produksi dupa di usaha – usaha rumahan. Menjelang perayaan tahun baru Imlek 2023, perajin dupa di tempat itu, banjir pesanan. Buntutnya, omzet yang diperoleh rata – rata meningkat dua kali lipat.
Perajin dupa di Dalisodo bisa mendapat omzet puluhan juta karena pesanan dupa mencapai satu ton per minggu. Salah satunya, Sriyani, 43. Ia mengaku memiliki pasar tetap di wilayah Bali. Selain Bali, dupa buatannya juga banyak dipesan oleh warga di Kota Surabaya. “Kalau mau Imlek begini, sekali kirim biasanya seminggu sekali ke tengkulak,” tuturnya.
Ia mengaku bahwa perajin dupa di desanya, telah memiliki pasar masing – masing. Sehingga, perajin dupa di Wagir tidak kebingungan lagi untuk memasarkan hasil produksinya. “Kalau ke Bali, paling tidak satu ton perminggunya, dijual sebesar Rp 6 ribu perkilonya,” terangnya. Usai pandemi Covid – 19, perajin dupa di Wagir mengaku mengalami kenaikan permintaan.
Sebelumnya, saat pandemi dirinya hanya mengirim sekitar dua kali sebulan. “Sangat menurun drastic. Jumlah pesanan bahkan tidak tentu,” terang dia. Namun setelah pandemi Covid – 19 berakhir, ia mengaku kembali dibanjiri pesanan dupa, terlebih saat menjalang perayaan Imlek tahun 2023 ini. Omzetnya hingga puluhan juta rupiah.
Sriyani mengaku saat ini dia hanya mempekerjakan seorang karyawan untuk mendapatkan 40 kg dupa per hari. “Satu orang memproduksi 40 kg. Sehingga kalau pesanan naik dua kali lipat, saya ikut terjun langsung mengerjakannya untuk memotong biaya produksi,” terang dia. Sebab itu, omzet yang didapat dalam satu bulan bisa sekitar Rp 24 Juta.
Desa Dalisodo sendiri memang dikenakan sebagai sentra dupa. Sepanjang jalan terutama di Dusun Bedali, mudah ditemui perajin atau rumah produksi yang membuat dupa mulai dari lidi kering hingga dupa jadi. Rata – rata memiliki pasar sendiri di wilayah yang banyak permintaan dari umat beragama Hindu dan Budha. (tyo/mar)