Monday, September 22, 2025
spot_img

Perangkat EWS Banyak yang Hilang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Bupati Tinjau Pasca Banjir Desa Sitiarjo Sumawe

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kondisi pasca banjir di Desa Sitiarjo Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) masih menyisakan lumpur di beberapa area rumah warga dan titik jalan raya, Minggu (21/9) pagi kemarin. Berdasarkan pantauan menunjukkan, dari awal memasuki wilayah Desa Sitiarjo, sisa-sisa banjir seperti lumpur dan pohon-pohon masih menumpuk di tepi jalan raya.

Diberitakan Malangposcomedia.id sebelumnya, banjir melanda Desa Sitiarjo Kecamatan Sumawe, Sabtu (20/9) dini hari. Hujan yang terjadi dengan intensitas sedang hingga deras pada, Jumat (19/9) malam membuat air sungai meluap. Luapan membawa material seperti lumpur, bebatuan, dan batang pohon.

Selain menggenangi rumah warga, banjir juga menyebabkan sebagian besar badan jalan tertutup material. Tiga dusun terdampak. Yakni Dusun Palung, Rowo Trate dan Krajan Kulon. Dari bencana banjir ini tidak menimbulkan kerugian yang signifikan. Sebab, masyarakat setempat sudah mengantisipasi dengan menjaga barang berharga mereka. Tidak ada korban jiwa.

Bupati Malang HM Sanusi bersama jajaran dan Forkimpda Kabupaten Malang datang meninjau lokasi kemarin. Sementara warga membersihkan rumah mereka masing-masing. “Di sini (Desa Sitiarjo) memang muaranya sungai yang dari utara. Setiap tahun pasti banjir kalau hujan lebat,” kata HM Sanusi ditemui di sela peninjauan.

Maka dari itu, masyarakat yang sudah mengalami banjir dari tahun-tahun sebelumnya sudah mengantisipasi dan mempersiapkan, termasuk menjaga diri dan barang berharganya agar tidak terdampak banjir. “Masyarakat sudah teredukasi sebagai desa tangguh bencana. Mereka lari ke gunung kalau mendengar banjir. Sudah terbiasa dengan banjir,” ujar Bupati Malang.

Yang terdampak banjir 830 KK (Kartu Keluarga) dengan 2.228 jiwa. Bantuan secara simbolis telah didistribusikan. Seperti kompor, kasur lipat, makanan siap saji, dan family kit berupa perlengkapan mandi. Orang nomor satu di Pemkab Malang ini mengungkapkan bahwa warga Desa Sitiarjo enggan direlokasi. Sebab mereka sudah terbiasa.

“Pernah mau direlokasi, tapi masyarakat tidak mau. Masyarakat sudah terbiasa, sehingga keadaan begini tidak meresahkan,” kata dia.

Di sisi lain, terungkap bahwa sejumlah alat perangkat sistem peringatan dini bencana atau Early Warning System (EWS) hilang dicuri. HM Sanusi menyampaikan bahwa EWS berfungsi, namun aki-nya kerap dicuri oleh orang. Ia berharap agar tidak ada lagi pencurian alat ini. “Saya berharap masyarakat untuk menjaga dan tidak mencuri, karena EWS menyangkut keselamatan orang,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Malang R. Ichwanul Muslimin menyampaikan, sebaran EWS yang hilang di titik yang hampir merata. Ada di gunung, sungai, maupun pantai. Adanya kehilangan perangkat seperti aki dan solar sell membuat EWS tidak berfungsi. Namun sementara ini kerugian dari kehilangan EWS belum terhitung.

“EWS di tahun 2024, kami kehilangan aki di tujuh tempat. Sedangkan pada tahun 2025 ini ada empat EWS. Kami punya 170 EWS untuk mendeteksi banjir, longsor, gempa, dan angin. Beda tempat tapi terkoneksi sehingga kami bisa untuk memitigasi,” urai Ichwanul.

Ia menambahkan bahwa satu unit EWS harganya puluhan hingga ratusan juta. Selain untuk peringatan dini bencana, perangkat EWS seperti aki bisa dimanfaatkan untuk sepeda motor, nyetrum, bahkan dijual. “Untuk mencegah pencurian, kami menginformasikan kepada Polsek dan Koramil titik-titik lokasi EWS untuk diawasi saat keliling (Patroli),” tandas Ichwanul.

Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno menghimbau kepada masyarakat agar menjaga EWS. Sebab, alat ini untuk peringatan dini kalau terjadi bencana. “Contoh seperti kalau ada luapan air, alatnya bunyi. Kalau aki-nya diambil kan jadi masalah. Untuk itu, masuk salah satu pelanggaran yang memang perhatian khusus,” kata Danang seraya menegaskan penyelidikan terhadap pelaku tetap dilakukan. 

“Itu dalam persidangan nanti kalau tertangkap (pelakunya, red) itu akan ada tambahan (sanksi pidana, red),” tambah polisi dengan pangkat dua bunga melati emas di pundaknya tersebut. Pada banjir di Desa Sitiarjo, Polres Malang bersama Polsek Sumawe juga turut terlibat membersihkan lumpur yang berdampak pada rumah warga dan jalan serta mendirikan posko di balaidesa.(den/lim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img