MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang tidak akan menggunakan anggaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanganan longsor di ruas jalan Rajekwesi, Desa/Kecamatan Kalipare. Tapi menggunakan anggaran APBD tahun 2024. Nilainya Rp 2,5 miliar.
“Rinciannya Rp 1, 5 miliar untuk pelebaran, Rp 1 miliar membangun dinding penahan tanah. Semuanya dari APBD, bukan BTT,” kata Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma, ST, MT. “Kami tidak gunakan BTT karena proses pencairannya yang cukup panjang,” lanjutnya.
Selain itu, Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang mengaku sudah memprogramkan pekerjaan ruas Jalan Rajekwesi. “Setelah dilakukan pencermatan anggaran, pekerjaan di ruas Jalan Rajekwesi sudah masuk tahun ini. Mulai dari pelebaran, pembangunan dinding penahan tanah (DPT) maupun overlay,” ungkap dia.
Ong, sapaan akrabnya mengatakan pekerjaan awal sudah dilakukan awal Maret 2024 lalu. Yaitu penebangan pohon di atas bukit di ruas Jalan Rajekwesi dan pengeboran di titik area longsor. Sementara untuk pekerjaan fisik penanganannya, akan dilakukan mulai 22 April 2024 mendatang.
Mantan Plt Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Ciptakarya (DPKPCK) Kabupaten Malang ini mengaku baru bisa melakukan penanganan pekan depan, karena pertimbangan Idul Fitri yang berdampak pada meningkatnya arus kendaraan.
Sehingga, Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang memutuskan pelaksanaan pekerjaan dilakukan awal pekan depan. “Aksesnya sangat padat. Karena sebelum hari raya jumlah kendaraan yang melintas sangat banyak. Itu sebabnya, agar tidak mengganggu saat mudik dan balik, maka pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan usai hari raya,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan saat pekerjaan penanganan longsor dimulai, maka ruas Jalan Rajekwesi pun ditutup total. Warga yang biasanya menggunakan jalan tersebut akan diarahkan ke jalur alternatif. Mantan Kepala Bidang Cipta Karya DPKPCK Kabupaten Malang ini menjelaskan, secara teknis pekerjaan awal penanganan longsor adalah dengan melakukan pengeprasan tebing.
“Dinding tebing dikepras lebarnya 6 meter dengan panjang 100 meter. Setelah dikepras, baru pekerjaan pembangunan DPT dapat dilaksanakan. Pengeprasan menggunakan dinamit akan dimulai pekan depan,” ungkapnya. Setelah pengeprasan, penanganan selanjutnya adalah pembangunan DPT. Baru kemudian pengaspalan.
Ong mengatakan, pengerjaan proyek itu akan dilakukan sekitar dua bulan. “Untuk pelaksanaannya, selain dengan pihak ketiga, juga mendapat support dari anggota Yon Zipur V/Brawijaya,” tegasnya. (ira/mar)