spot_img
Monday, December 23, 2024
spot_img

Perbaikan Sekolah Rusak Ditarget Selesai 2026

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sektor pendidikan menjadi salah satu dari 11 prioritas utama bagi Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan untuk digarap tuntas pada tahun depan. Dari sektor pendidikan, perbaikan sekolah rusak menjadi perhatian khusus.

Setelah sukses menggaet pelaku usaha atau swasta, untuk ikut memperbaiki sekolah rusak, Pemkot Malang telah mengalokasikan anggaran miliaran rupiah untuk perbaikan sekolah rusak tersebut.

” 2025 sudah ada penganggaran Rp 15 miliar untuk perbaikan sekolah. Kami minta data yang valid dari Disdikbud, semuanya. Per kategori, ringan sedang dan berat. Jadi mudah-mudahan sampai 2026 bisa selesai, terutama bagi sedang dan berat. Kalau ringan itu pemeliharaan saja,” ungkap Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, Dwi Rahayu kepada Malang Posco Media, Kamis (21/11) kemarin.

Sesuai instruksi dari Pj Wali Kota Malang, Dwi memang mengharapkan agar Disdikbud Kota Malang bisa memiliki peta terkait sekolah-sekolah yang dalam kondisi rusak. Terutama kategori kerusakannya. Berapa kebutuhan untuk perbaikan sekolah rusak berat, sedang maupun berat.

Dengan seperti itu, menurutnya baru dapat dipetakan, sekolah mana yang termasuk dalam prioritas untuk diperbaiki. Tidak menutup kemungkinan untuk dapat dipetakan hingga menjadi kebutuhan dalam satu tahun anggaran.

“Dengan seperti itu kan baru dapat dipetakan mana yang prioritas, dan digarap atau dalam satu tahun anggaran misalnya. Kalau tidak ada datanya kan susah,” terangnya.

Oleh karenanya, untuk tahun ini, diketahui baru SDN Ketawanggede yang telah tersentuh perbaikan dengan menggunakan dana CSR. Sementara untuk tahun depan, masih perlu dipastikan lagi jumlah kebutuhannya untuk perbaikan tersebut. Ia pun berharap ada pendataan yang menyeluruh dari Disdikbud agar perbaikan sekolah rusak bisa sesuai dengan target yang telah ditetapkan

“Kami lihat berapa lagi yang dibutuhkan. Tapi kalau tidak ada petanya (data kebutuhan) kan juga repot,” jelas Dwi. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img