MALANG POSCO MEDIA – Ramadan bukannya diisi dengan kegiatan ibadah, justru digunakan balapan liar. Kawanan pemuda, entah dari mana saja, menggunakan Jalan Raya S. Parman hingga Jalan JA Suprapto untuk lokasi balap liar. Puluhan pemuda dan kendaraannya diamankan Polresta Malang, Sabtu (1/3) dinihari lalu.
Lokasi pertigaan Ciliwung hingga Jalan JA Suprapto memang menjadi langganan lokasi balap liar. Bukan hanya sekali, dua kali, tapi sudah puluhan kali. Polisi dan pelaku balap liar selalu kucing-kucingan hampir tiap akhir pekan. Kini memasuki Ramadan, aksi balap liar makin menjadi dan makin liar.
Demi mencegah terus berulangnya aksi balap liar, sanksi yang diberikan kepada pelaku harus lebih berat. Bukan hanya disita dan kendaraannya dikembalikan ke standart, tapi pelaku yang berhasil diamankan dihukum kurungan. Entah sehari atau dua hari atau lebih. Ini perlu dilakukan sebagai pembelajaran sekaligus edukasi agar pelaku balap liar jera.
Aparat kepolisian memang perlu bertindak lebih keras lagi. Ini karena para pelaku sepertinya meremehkan himbauan dan larangan balap liar. Karena bukan hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga mengancam keselamatan pengendara lain di jalan raya yang digunakan balap liar.
Apapun alasannya, aksi balap liar tak dibenarkan secara hukum. Aturan lalu lintas juga melarang kecepatan di atas normal di jalan raya. Apalagi jalan raya digunakan aksi balap liar layaknya sirkuit balap. Karena itu, ke depan hukuman bagi pelaku balap liar, baik itu yang tepergok di jalan ikut atau menonton aksi balap liar, harus diperberat.
Tanpa tindakan tegas, aksi balap liar selalu berjalan seperti gelembung balon. Dipencet di kawasan sini, menggelembung di tempat lain. Begitu seterusnya. Semakin diketati semakin pelaku balap liar mencari tempat lain untuk melampiaskan aksi balapnya. Maka tak ada pilihan, selain aturan dan hukuman yang lebih dipertegas dan diperberat lagi. Jangan khawatir diprotes. Karena kalangan dewan pasti akan mendukung langkah kepolisian. Sebab balap liar tidak hanya mengancam keselamatan, tapi juga mengganggu lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi. Kalau mau balapan, beraksilah di sirkuit di ajang kejuaraan resmi. Jangan di jalan raya. Bahaya! (*)