MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tiga tahun berturut-turut Kota Malang mampu mempertahankan predikat Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya. Meski capaian itu perlu disyukuri, namun masih banyak hal yang perlu dilakukan, terutama untuk mewujudkan KLA kategori utama.
Sebagai percepatan terhadap Kota Layak Anak Utama, Pemkot Malang melalui Bappeda Kota Malang menggelar Rakor Kota Layak Anak di Ijen Suites Hotel, Selasa (19/11) kemarin. Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso menyebut, predikat KLA Utama ini sudah tinggal sedikit lagi bisa dicapai karena pihaknya sudah mengeluarkan Perda Kota Layak Anak.
“Sebenarnya sudah tidak sulit karena kalau kemarin yang dibutuhkan untuk menjadi kategori Utama itu adalah adanya Perda Kota Layak Anak. Komitmen Pemkot itu harus ditunjukkan. Karena itulah Perda KLA pun sudah kami hadirkan. Jika terjadi sesuatu, misalnya ada bullying atau ada permasalahan di keluarga, atau permasalahan lain dari sisi kriminalitas, dan seterusnya (ada hukumnya),” tegas Erik.
Menurut Erik, masih ada sejumlah hal yang dibutuhkan dalam kondisi saat ini dan menjadi perhatian khusus untuk percepatan KLA utama ini. Erik mencontohkan, masih perlu banyak fasilitas yang bisa menunjang perkembangan motorik anak-anak. Ia pun berharap fasilitas yang bisa menstimulasi anak itu bisa terus bertambah agar anak anak semangat untuk bergerak, sehingga motoriknya terlatih.
“Anak-anak sekarang jadi malas bergerak karena lingkungan tidak menunjang sarana prasarana olahraga, ruang-ruang terbuka, kalau ada itu kan anak-anak pun bisa beraktifitas secara motorik,” sebut dia
Tidak hanya itu, di sisi lain juga belakangan ini gencar adanya gempuran pengaruh budaya-budaya asing yang bisa jadi tidak sesuai dengan norma etika bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu ada solusi atau jalan keluar bagaimana anak-anak secara emosional maupun spiritual, tetap bisa bertumbuh kembang sesuai dengan kepribadian yang baik.
“Kemudian secara intelektual, anak-anak juga perlu mendapatkan satu pembekalan sehingga siap berdaya saing. Baik itu di tingkat regiona, nasional atau bahkan internasional,” lanjut dia.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu menyampaikan, penilaian mandiri untuk KLA tahun ini, sudah dilakukan. Akan tetapi untuk hasilnya masih menunggu dilakukannya penilaian dari tingkat provinsi. Sembari menunggu hal tersebut, Dwi menyebut pihaknya berupaya menggandeng semua stakeholder terkait, seperti saat Rakor kemarin.
“Perlu optimalisasi, kolaborasi dan sinergi dari seluruh stakeholder agar cita cita Kota Malang sebagai kota layak anak ini bisa tercapai,” tutupnya. (ian/aim)