.
spot_img
Wednesday, October 23, 2024
spot_img

Perdalam Soft Skill Industri Perfilman

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Perkembangan teknologi dan informasi memacu anak muda untuk dapat berkembang lebih luas. Pemanfaatan itu diantaranya melalui produksi perfilman melalui industri perfilman yang saat ini terus berkembang.

Pelajar SMA Brawijaya Smart School Malang melalui program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Siswa SMA BSS berhasil memproduksi film pendek dengan berbagai genre. Hal itu diapresiasi oleh Direktur Mooi Film, Yusuf Muntaha saat membedah karya siswa pada acara moVIe Festival  tahun 2023, Jumat (12/5) di lantai 5  Gedung Malang Creative Center.

- Advertisement -

“Luar biasa ini, satu sekolah punya kegiatan membuat film pendek dan dokumenter dengan proses hanya sekitar tiga bulan. Ini patut diapresiasi. Kemerdekaan berkarya untuk dapat diapresiasi ini bisa mulai ditingkatkan,” jelasnya kepada Malang Posco Media, kemarin.

Menurutnya banyak potensi yang dimiliki oleh siswa, setidaknya hal-hal mendasar mengenai perfilman sudah dipahami. Kedepannya potensi-potensi yang sudah ada ini bisa dikembangkan untuk kemajuan yang lebih baik.

“Apalagi kalau di Malang ini bisa dikembangkan hal-hal semacam ini, bisa saja Malang menjadi kotanya Film Pendek. Ini program sangat bagus dan patut untuk dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah yang lain,” tuturnya.

Sedangkan Ketua Pelaksana Kegiatan, Andrean Fahreza mengatakan kegiatan yang diikuti oleh seluruh kelas X dan XI itu terbagi menjadi dua kelompok setiap kelasnya. Total terdapat 24 kelompok dengan 24 Karya Film, mulai dari film pendek hingga dokumenter.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya pandai di bidang akademik semata, namun juga memiliki soft skill bidang-bidang lain, salah satunya ya di dunia perfilman ini. Harapannya ya mereka dapat terus mengasah potensi-potensi yang ada, dan dapat dimanfaatkan ketika mereka dewasa nanti,” ungkapnya.

Tujuan kegiatan tersebut adalah apresiasi dari program unjuk kerja siswa dalam kurikulum merdeka yang dikaitkan dengan tugas proyek. Setiap kelas membentuk sebuah karya yang isinya berupa video dengan tema-tema yang disesuaikan.

“Tahun ini kita mengangkat tema ‘Bhineka Tunggal Ika’ agenda ini sebenarnya sudah berjalan selama lima tahun. Sebelum pandemi bukan penampilan film pendek, tetapi live drama. Baru setelah pandemi kita coba alihkan membuat video atau film pendek,” terangnya.

Salah satu siswa kelas X4, Erlangga bersama dengan kelompoknya membuat film dokumenter tentang salah satu seniman dan budayawan asal Malang, yakni Mbah Yongki Irawan. Ia merupakan sosok legenda yang terkenal sebagai pelestari dari kesenian Nyai Puthut.

“Yang berkesan, bisa dikatakan film dokumenter ini adalah dokumentasi terakhir beliau. Karena seminggu setelah produksi film dokumenter yang kami beri nama Praja Dahayu, Tribute Mbah Yongki Irawan, beliau meninggal dunia. Ini sekaligus menjadi persembahan terakhir dari kami untuk budayawan sekaligus seniman legenda dari Kota Malang,” tandasnya. (adm/aim)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img