.
Thursday, November 21, 2024

Perekayasa Pembangunan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M,Si

MALANG POSCO MEDIA – Mengapa pengembangan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting dan begitu urgent? Hal ini tak bisa dipungkiri mengingat abad XXI sebagai era globalisasi dikenal dengan situasinya yang penuh dengan persaingan (hypercompetitive situation).

         John Naisbitt dan Patricia Aburdene pernah mengatakan bahwa terobosan paling menggairahkan dari abad XXI bukan karena teknologi, melainkan karena konsep yang luas tentang apa artinya manusia itu.

         Pengembangan kualitas sumberdaya manusia bukan persoalan yang gampang dan sederhana, karena membutuhkan pemahaman yang mendalam dan luas pada tingkat pembentukan konsep dasar tentang manusia serta perhitungan yang matang dalam penyiapan institusi dan pembiayaan.

         Paradigma pembangunan yang berorientasi pada keunggulan komparatif dengan lebih mengandalkan sumber daya alam dan tenaga kerja yang murah, saat ini mulai mengalami pergeseran menuju pembangunan yang lebih menekankan keunggulan kompetitif. Dalam paradigma baru ini, kualitas sumberdaya manusia, penguasaan teknologi tinggi dan peningkatan peran masyarakat memperoleh perhatian.

         Keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh kualitas manusianya, bukan oleh melimpah-ruahnya kekayaan alam. Manusia merupakan titik sentral yang menjadi subyek dan perekayasa pembangunan serta sebagai obyek yang direkayasa dan menikmati hasil-hasil pembangunan.

         Sumber daya manusia pun (di samping pada kondisi-kondisi tertentu menjadi beban pembangunan) merupakan modal dasar pembangunan nasional yang memiliki potensi dan daya dorong bagi percepatan proses pelaksanaan pembangunan nasional.

         Dengan demikian, perilaku pembangunan, seyogyanya senantiasa mencerminkan peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan demi peningkatan kualitas peradaban masyarakat bangsa dan negara. Di dalamnya diperlukan ketangguhan kualitas, watak dan moralitas manusia sebagai pelaku utamanya.

         Dalam pembangunan, manusia adalah perencana, pelaku, pengendali serta tujuan dari pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu pengembangan kualitas sumber daya manusia merupakan prioritas utama yang harus ditingkatkan, sehingga dengan demikian ia dapat memiliki segala kemampuan yang dibutuhkan dalam pembangunan di segala bidang.

         Manusia yang berkualitas dapat memanfaatkan segala potensinya dan mampu merebut peluang di masa depan bagi kejayaan bangsa dan negara. Faktor manusia menjadi paling menentukan akan berhasil atau gagalnya bangsa untuk tetap tegak dalam persaingan global karena yang membedakan kemampuan suatu bangsa dengan bangsa lainnya adalah kualitas manusianya.

         Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan melalui berbagai jalur, di antaranya melalui pendidikan. Pendidikan ini merupakan jalur peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih menekankan pada pembentukan kualitas dasar, misalnya keimanan dan ketakwaan, kepribadian, kecerdasan, kedisiplinan, kreativitas dan sebagainya.

Investasi Berharga

         Dalam hal pengembangan sumberdaya manusia, pendidikan memiliki nilai strategis dan mempunyai peran penting sebagai suatu investasi yang paling berharga di masa depan. Karena secara teoritis, pendidikan adalah dasar dari pertumbuhan ekonomi, dasar dari perkembangan sains dan teknologi, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan dalam pendapatan, dan peningkatan kualitas peradaban manusia pada umumnya.

         Nilai strategis pendidikan yang makro ini, menyimpulkan bahwa pendidikan menyimpan kekuatan luar biasa untuk menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup dan dapat memberikan informasi paling berharga mengenai pegangan hidup di masa depan serta membantu anak didik mempersiapkan kebutuhan hidup yang esensial untuk menghadapi perubahan.

         Argumen panjang lebar tak perlu dipaparkan lagi bahwa masyarakat tak bisa menghindarkan diri dari proses globalisasi dengan segala tuntutan dan tantangannya, apalagi jika ingin survive dan berjaya di tengah perkembangan dunia yang kian kompetitif.

         Untuk menjawab tuntutan dan tantangan global, keunggulan-keunggulan mutlak yang harus dimiliki masyarakat Indonesia adalah penguasaan atas sains teknologi dan keunggulan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni.

         Kemajuan dan penguasaan atas sains teknologi akan mendorong terjadinya percepatan transformasi masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, yang di Indonesia lebih dikenal dengan istilah pembangunan. Merasuknya globalisasi, berkembangnya profesionalisasi dan semakin menajamnya kompetisi antar negara, menuntut adanya pelurusan orientasi pembangunan pada peningkatan kualitas manusia

         Di negara-negara maju, sumberdaya manusia menjadi prioritas utama dalam pembangunan pendidikan, SDM dipandang sebagai pilar utama infrastruktur yang mapan di bidang pendidikan. Kondisi ini berbeda dengan pendidikan di Indonesia yang dihadapkan pada persoalan penyediaan SDM.

         Adanya ketidakcocokan dan ketidaksepadanan antara output di semua jenjang pendidikan dengan tuntutan masyarakat (social demands) dalam dunia kerja adalah satu contoh pekerjaan rumah bagi dunia pendidikan di Indonesia yang saat ini sedang pembenahan melalui merdeka belajar kampus merdeka.

         Tapi uniknya masih ada di antara mereka yang menganggap bahwa pendidikan masih lebih memperlihatkan sebagai suatu beban dibanding sebagai suatu kekuatan dalam pembangunan.

         Dipandang dari perspektif human capital theory, pendidikan dihadapkan pada persoalan underinvestment in human capital, yaitu kurang dikembangkannya seluruh potensi SDM yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan. Akibatnya, pendidikan di Indonesia masih belum menunjukkan tingkat balik (rate of return) yang dapat diukur dari besarnya jumlah lulusan pendidikan yang terserap ke dalam dunia kerja.

         Dahulu, pendidikan lebih merupakan model untuk pembentukan maupun pewarisan nilai-nilai luhur dan tradisi masyarakat. Artinya, misi pendidikan dianggap berhasil ketika anak didik sudah mempunyai sikap positif dalam beragama dan memelihara tradisi masyarakatnya.          Kini, paradigma pendidikan seperti itu harus direkonstruksi agar sumberdaya manusia tidak acuh terhadap persoalan yang terkait dengan kepentingan ekonomi, ketenaga-kerjaan, dan persoalan lainnya dengan tetap mempertahankan nilai-nilai etik dan moral.

         Titik sentral yang menjadi kunci berhasil atau tidaknya suatu bangsa dalam membangun negaranya, tergantung dengan kualitas sumberdaya manusian jika memiliki tiga faktor yang telah terpenuhi, yaitu iman, ilmu, dan amal shaleh atau perbuatan produktif yang menjadi indikator tinggi rendahnya mutu sumber daya manusia. Manusia yang memiliki iman teguh, ilmu yang tinggi dan bermanfaat serta kerja produktif merupakan sumber daya manusia unggul yang harus diwujudkan.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img