Catatan Laga Arema FC vs Borneo FC (2/habis)
MALANG POSCO MEDIA-Semoga bukan awal kutukan pascajuara Piala Presiden 2024. Demikian harapan pendukung Arema FC, usai dua laga awal Liga 1 2024/2025, hanya bisa mengemas satu poin.
Juga harapan saya dalam catatan hasil imbang 0-0 Arema FC vs Dewa United di laga pertama. Sayang, bukan hasil lebih baik di laga kedua, Singo Edan dipecundangi Borneo FC 0-2.
Start buruk awal musim ini, berpotensi mengulang awal musim lalu. Meski manajemen dan pemain Arema berkeyakinan, kekuatan Singo Edan musim ini sudah lebih baik.
Setidaknya berbekal hasil bagus di pramusim. Meski jika melihat laga Arema FC vs Borneo FC di Stadion Soepriadi, Sabtu (17/8) lalu, tim ini tak menunjukkan baru juara.
Seperti catatan Selasa (20/8) kemarin, bukan soal hasilnya, namun dari permainan Arema FC. Saya mencatat, ada yang tidak beres dengan permainan Arema sore itu, di semua lini.
Pelatih Arema Joel Cornelli menyebut salah satu alasan kekalahan timnya adalah absennya tiga pemain karena cedera. Julian Guevara, Salim Akbar Tuharea dan Choi Bo-kyung.
Padahal Arema sudah menurunkan 6 pemain asing. Meski juga ada alasan, Pablo di lini tengah dinilai hanya kuat main 45 menit. Pemain asal Brasil ini dianggap masih kelelahan.
Jika benar itu alasannya, komposisi pemain yang ada sekarang bisa dipertanyakan. Seolah pelatih tak ada pilihan lain. Padahal sudah menurunkan enam pemain asing sekaligus.
Ada beberapa catatan minus dari kekalahan Arema itu. Khususnya permainan dan gaya main lini depan Arema sudah terbaca oleh pemain Borneo FC. Mudah diantisipasi.
Organisasi menyerang tidak terlihat rapi. Sering kurang support dalam pergerakan pemain. Ada jarak antar lini. Transisi permainan kurang berjalan dengan baik.
Boleh jadi, itu dampak lini tengah Arema FC yang memang kalah dari Borneo FC. Pantas di menit 30, Aremania mulai mengingatkan agar pemain jangan loyo, jangan kendo.
Babak kedua sangat terasa, permainan Arema sulit berkembang. Lini belakang hilang konsentrasi, hingga terjadi gol pertama Borneo menit 53 dari tendangan sudut.
Begitu juga gol kedua Borneo menit 70, tampak lemahnya koordinasi tim Arema. Gelandang Borneo Kei Heirosi menyodorkan umpan cantik pada Terens yang membuat skor jadi 0-2.
Saya berpikir, apakah kondisi fisik pemain Arema yang loyo hingga tak bisa mengimbangi permainan Borneo FC, atau mental pemain Singo Edan yang mulai kendo?
Modal juara Piala Presiden tak otomatis mengangkat mental pemain Arema untuk langsung tancap gas di awal kompetisi. Justru permainan Arema mudah diantisipasi.
“Setelah laga Piala Presiden, hari ini kami bisa kontrol Lokoli Ngoy dan Dalberto, kami mampu menguasai mereka di lini pertahanan,” ungkap pelatih Borneo FC Pieter Huistra usai laga.
Sukses Borneo FC melakukan revans memang tak lepas dari barisan depan Arema yang tak bisa berbuat banyak. Borneo FC belajar dari laga sebelumnya.
“Gol pertama dan gol kedua yang kami buat seperti di situasi latihan. Pertandingan bagus dengan performa tim Borneo FC setelah Piala Presiden,” lanjut Pieter Huistra.
Ya, hasil Piala Presiden tak bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan di kompetisi Liga 1. Apalagi jika pemain Arema sudah merasa puas dengan capaian pramusim itu. Dua laga pertama jadi peringatan dini. Waspada Arema! (*)