MALANG POSCO MEDIA– Sejumlah warga di Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing Kota Malang mengisi Hari Kartini dengan kegiatan penuh manfaat. Yakni tes kesehatan, edukasi sekaligus vaksinasi HPV di Gedung Graha Jalan Teluk Etna, Senin (21/4) kemarin.
Peringatan Hari Kartini itu dikemas dalam ajang Arjosari Woman Festival yang juga sekaligus diluncurkan program pemberdayaan kesehatan. Yakni program My Village My Home dari Dinas Kesehatan Kota Malang. Program yang diluncurkan pertama di Kelurahan Arjosari ini menyasar pada kelompok bayi atau balita supaya mendapatkan imunisasi dengan baik.
“Ini sebuah program yang diinisiasi untuk memastikan semua sasaran mendapatkan imuniasasi tepat sesuai kelompok usianya. Artinya semua Posyandu berharap bisa mendata bayi dan balita yang belum mendapatkan imunisasi. Jenisnya apa saja dan dia berusia berapa,” terang Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Malang Meifta Eti Winindar, SST, MM.
Dengan kata lain, melalui program My Village My Home itu, sejumlah kendala yang selama ini dihadapi, bisa teratasi. Misalnya, kader posyandu otomatis akan mencatat setiap bayi dan balita yang bakal menerima imunisasi. Berbeda dengan sebelumnya, yang pencatatannya dilakukan apabila ada masyarakat dengan bayi dan balita yang datang ke Posyandu.
“Kami data dulu, lalu kami jadwalkan. Itu nanti akan kami lakukan secara serentak di seluruh Posyandu. Biasanya, kalau imunisasi bayi dibawa ke Posyandu, lalu ditetes atau disuntik baru dicatat. Kalau My Village My Home, kami mencatat dulu siapa nama bayinya, jenis imunisasinya apa saja, kemudian dia mendapatkan itu di usia berapa,” jelas Meifta.
Oleh karenanya, program My Village My Home ini disampaikan Meifta memang sifatnya adalah perencanaan. Dengan perencanaan yang baik dan jelas, masyarakat bisa mengetahui jadwal kedepan dan bisa melakukan penyesuaian jika berhalangan.
Apabila perencanaan bisa diikuti dengan baik, Meifta optimis capaian imunisasi bayi di Kota Malang bisa lebih maksimal. Berdasarkan catatan, pada 2024 kemarin capaian imunisasi berhasil mencapai 95,16 persen dari target 93 persen. Namun demikian, capaian imunisasi ini belum pernah mencapai angka 100 persen.
Meifta menyebut, pada tahun ini pihaknya menargetkan capaian imunisasi sebesar 96 persen. Progres di awal tahun hingga April ini, sudah tercapai 35 persen. Sejumlah tantangan di lapangan menjadi faktornya, mulai dari kendala teknis penjadwalan hingga pola pikir masyarakat. Ia menyebut, mengejar target imunisasi bukan suatu hal yang mudah karena banyak faktor penyebabnya.
“Contoh pertama, biasanya mereka itu waktu dijadwal, kadang ada acara atau kepentingan lain. Kadang juga yang bersangkutan sakit. Bahkan, kadang pula tidak diizinkan oleh orangtua karena takut kejadian pasca imunisasi. Misalnya seperti anaknya panas, anaknya batuk, diare dan sebagainya. Kemudian lagi, tidak yakin terkait haram dan halal (imunisasi),” beber Meifta.
Kendati begitu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang membuka dan resmi meluncurkan program itu mengapresiasi adanya program pemberdayaan kesehatan bagi masyarakat itu. Lebih jauh ia juga mengapresiasi, bertepatan dengan Hari Kartini, Arjosari Woman Festival tidak hanya ada imunisasi saja, tapi juga dihadirkan pemeriksaan kesehatan dan edukasi kesehatan kepada masyarakat.
Wahyu yakin, dengan pemahaman dan kesadaran terhadap kesehatan yang baik dari masyarakat, segala potensi penyakit bisa dicegah.
“Tentu ini juga seiring sejalan dengan Dasa Bakti saya, yakni Ngalam Tahes. Ini memang keinginan kami, bahwa masyarakat bisa meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk dengan melengkapi sarana prasarana agar kesehatan terjamin,” tutur Wahyu.
Khusus untuk program My Village My Home, Wahyu menyebut program itu menjadi sebuah titik balik untuk membudayakan hidup sehat dengan imunisasi. Keberhasilan program itu, tentu juga sangat ditentukan dengan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Mulai dari orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader PKK, kader posyandu dan lain lainnya. “Partisipasi kolektif ini akan membentuk sistem pemantauan imunisasi dan kesehatan yang kuat. Sekaligus mengetahui indikasi ketersediaan vaksin (untuk imunisasi) secara berkelanjutan,” pungkasnya. (ian/van)
-Advertisement-.