MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Cabang Malang bersama tim gabungan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang tetap membuka hotline dan layanan trauma healing untuk semua pihak yang terdampak peristiwa Tragedi Kanjuruhan.
Tim gabungan yang terdiri dari UPTD PPA DP3A Kabupaten Malang, Fakultas Psikologi UMM, UB, UIN, Unmer dan LKK-NU Kabupaten Malang, Save The Children, MDMC, Tim Maharesigana UMM selama ini sudah melakukan layanan hotline, kunjungan ke rumah dan community building kepada kepada 193 layanan.
“Layanan ini tidak terbatas untuk para korban, tetapi terbuka juga sejumlah elemen masyarakat yang berhubungan dengan insiden itu, seperti keluarga, sopir ambulans, tenaga kesehatan dan juga jurnalis,” kata Ketua HIMPSI Malang M. Salis Yumiardi dalam keterangannya akhir pekan kemarin.
Selain itu menurutnya, tim gabungan dukungan psikososial juga membuka layanan dalam bentuk grup. Seperti yang sudah dilakukan menyasar sekolah SMPN 1 Dampit dan beberapa lainnya di Sumberpucung. Bahkan, juga melakukan pelatihan konseling traumatik pasca Tragedi Kanjuruhan untuk guru-guru BK se Kabupaten Malang beberapa waktu lalu.
“Kondisi keluarga penyintas pada peristiwa Kanjuruhan diakui memang masih mengalami kedukaan, bahkan sangat memerlukan dukungan untuk memulihkan psikologisnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala PPA DP3A Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo menjelaskan kondisi keluarga penyitas pada peristiwa Tragedi Kanjuruhan masih diselimuti rasa trauma dan duka.
“Pemerintah Kabupaten Malang dengan dukungan HIMPSI tetap fokus pada upaya pemulihan psikologi para korban terutama perempuan dan anak-anak. Layanan trauma healing juga masih akan kami buka sampai tidak ada lagi yang melaporkan atau datang ke posko crisis center,” ungkapnya.
Pemerintah juga akan membantu para korban Tragedi Kanjuruhan, khususnya perempuan dan anak-anak yang ditinggal orang tuanya. Karena ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk membantu mereka. (aim)