.
Sunday, December 15, 2024

Permudah Tugas Jurnalistik, AI Bantu Lacak Berita Terkini

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Teknologi berbasis artificial intelligence (AI) belakangan ini menjadi sorotan publik. Teknologi ini banyak diperbincangkan oleh orang-orang karena kemampuannya yang luar biasa dalam mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. AI merupakan bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk mengembangkan sistem yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia.

Pembicaraan tentang AI melibatkan berbagai sudut pandang dan perdebatan yang terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi ini. Padahal, jika ditelaah lebih jauh, teknologi tersebut tak sepenuhnya bisa menggantikan kemampuan alami yang dimiliki oleh manusia. Utamanya, bagi kinerja jurnalistik. Etika jurnalistik dalam pemberitaan tak dapat digantikan oleh AI, yaitu rasa tanggungjawab sosial, menghormati privasi individu, menyampaikan konten tidak bias dan adil.

Pengaruh kecerdasan buatan AI tidak dapat diabaikan dalam berbagai sektor, termasuk industri jurnalisme. Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah mengubah lanskap jurnalisme dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. AI membawa inovasi baru dan meningkatkan efisiensi dalam pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi berita. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana kehadiran kecerdasan buatan telah mengubah dan mengubah jurnalisme secara keseluruhan.

Salah satu bidang dimana AI telah memberikan dampak signifikan dalam jurnalisme adalah dalam proses pengumpulan berita. Dengan kemampuan untuk memantau dan menganalisis data dari berbagai sumber, AI memungkinkan jurnalis untuk mendapatkan informasi secara real-time dan secara otomatis.

Misalnya, algoritma dapat diprogram untuk melacak berita terkini tentang topik atau peristiwa tertentu, sehingga jurnalis dapat dengan cepat mengakses dan mengumpulkan data yang relevan dalam waktu singkat. Hal ini sangat bermanfaat dalam meliput berita langsung, seperti bencana alam atau peristiwa penting lainnya yang membutuhkan respons cepat.

Menanggapi keresahan tersebut, Beon Intermedia bersama dengan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang Raya menggelar diskusi bertajuk “AI Lens:  Menerobos Batasan dalam Fotografi dan Branding,” yang diselenggarakan di gedung Malang Creative Center (MCC), Minggu (2/7/2023).

Salah satunya, dilakukan oleh salah satu entitas Beon Intermedia, yakni Mebiso. Ini merupakan platform virtual konsultan berbasis AI untuk mempermudah cek merek.

“Dalam platform ini, kami memiliki dokumen hasil analisis (DHA) saat pengguna melakukan cek merek. Hasil dari DHA ini nantinya yang bisa meningkatkan keberhasilan saat melakukan pendaftaran merek usaha,” papar  Andina Paramitha, Head of Corporate Communication Beon Intermedia dalam diskusi bertajuk “AI Lens:  Menerobos Batasan dalam Fotografi dan Branding,” di Gedung Malang Creative Center (MCC), Minggu (2/7/2023).

Dalam diskusi yang digelar oleh PFI Malang Raya dan Beon Intermedia tersebut, Andien menambahkan, teknologi tersebut hanyalah sebuah alat bantu.

“Teknologi hanyalah tools yang mempermudah pekerjaan. Ingat, hanya tools. Misalnya, untuk kebutuhan riset jadi lebih cepat dan mudah. Teknologi sifatnya hanya mendukung saja,” kata dia.

Perempuan yang akrab disapa Andien tersebut menguraikan, masih ada sederet hal krusial yang tidak bisa digantikan.

“Teknologi yang dibuat hanya tools, hal-hal yang tidak bisa digantikan adalah wisdom, perspektif, emosional, value dan relations,” kata dia.

Teknologi berbasis AI hanya alat pendamping yang bisa membantu meringankan pekerjaan. Manusia berperan penting untuk menjadi penentu bagaimana teknologi tersebut bisa digunakan.

“Salah satunya, dalam membuat prompt. Saat memberikan perintah kepada tools berbasis AI, harus clear dan sesuai dengan kerangka yang ada di dalam pikiran kita. Hal ini agar jawaban yang diberikan oleh AI bisa sesuai dengan apa yang diinginkan,” terang Muhammad Syahrul Munir, IT Team Beon Intermedia.

Lebih lanjut, Syahrul menguraikan, teknologi AI ini merupakan sebuah sistem yang dilatih oleh orang-orang pintar agar memiliki pengetahuan yang sama dengan mereka.

“Sehingga, ketika kita memberikan pertanyaan kepada AI, jawabannya bisa disesuaikan dengan pemikiran orang pintar itu tadi,” lanjut dia.

Sementara itu, Nedi Putra, perwakilan dari PFI Malang Raya menambahkan, adanya teknologi AI juga mempermudah fotografer dalam menganalisis dan memproses gambar secara otomatis. Kemudian, memudahkan untuk mengenali wajah dan objek dalam gambar.

Selain itu, menurutnya, AI dapat menganalisis ekspresi wajah dalam foto untuk menentukan sentimen atau emosi yang ditampilkan oleh orang-orang dalam gambar. Sertam dapat digunakan untuk melakukan pencarian gambar berdasarkan konten visual.

Bahkan, di beberapa bagian tertentu, AI dapat digunakan untuk mengedit gambar secara otomatis berdasarkan preferensi atau gaya tertentu. Sekaligus, dapat membantu mengenali teks dalam gambar, seperti tanda atau spanduk, dan mengubahnya menjadi teks yang dapat dibaca.

Kemudian, AI dapat membantu fotografer jurnalis dalam mengatur metadata gambar, seperti informasi lokasi, tanggal, atau keterangan gambar.

“Fotografer dapat memperoleh hasil yang lebih baik, meningkatkan efisiensi kerja, dan menyampaikan cerita dengan lebih efektif melalui gambar,” pungkas dia. (*/nda)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img