spot_img
Sunday, May 5, 2024
spot_img

Perputaran Uang Capai Rp 3,8 T

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Prediksi Libur Natal dan Tahun Baru di Malang Raya

MALANG POSCO MEDIA – Tingginya wisatawan yang datang ke Malang Raya selama liburan Natal dan Tahun Baru 2024 diprediksi membuat perputaran uang naik drastis. Bahkan, menurut prakiraan, bisa melebihi dibandingkan tahun lalu. Angkanya di atas Rp 3 triliun.

Di Kota Batu, jumlah kunjungan wisatawan selama Natal mencapai 325 ribu. Perputaran uang di Kota Wisata Batu selama libur natal mencapai miliaran rupiah. Dengan asumsi per orang mengeluarkan Rp 1,8 juta. Hal itu diketahui dari perkiraan perhitungan kunjungan wisatawan, okupansi hotel, pembelian oleh-oleh dan masih banyak lagi.

Sementara di Kabupaten Malang perputaran uang diperkirakan mencapai Rp 1 Triliun. Angka tersebut berdasarkan estimasi dari pergerakan sektor wisata, serta barang dan jasa.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang Samsun Hadi telah memprediksi perputaran uang tersebut bisa mencapai triliunan. Hal ini dikarenakan makin positifnya pertumbuhan ekonomi sehingga meningkatkan transaksi ekonomi di berbagai sektor.

“Maka untuk kebutuhan transaksi ekonomi masyarakat ini kami sudah menyiapkan sekitar Rp 3,8 triliun selama natal dan tahun baru. Kami sudah koordinasi dengan perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan akan kami support untuk transaksi selama liburan,” tegas Samsun kepada Malang Posco Media, Selasa (26/12).

Angka itu naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp 2 Triliun. Menurut Samsun, ini juga karena meningkatnya kebutuhan masyarakat ketika perayaan Natal dan Tahun Baru. Terlebih ada sejumlah komoditi yang harganya masih fluktuatif.

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat juga mengamini bahwa perputaran uang ini bakal meningkat. Sebab Kota Malang kini sudah dikenal sebagai menjadi salah satu primadona untuk destinasi wisata.

“Pasti, yang jelas ada perputaran uang karena ada ‘multiplier effect’ terkait dengan semua masyarakat yang berkegiatan dan wisata. Liburnya panjang dan Kota Malang ini menjadi salah satu tujuan wisata dari masyarakat dari luar yang ingin datang ke Kota Malang,” sebut Wahyu.

Meski tidak menyebut secara rinci berapa perputaran uangnya, Wahyu meyakini kegiatan ekonomi selama Nataru ini bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Apalagi berdasar pemantauan sebelumnya, ia sempat menerima informasi sudah ada sedikitnya 12 ribu kendaraan yang masuk ke Kota Malang di awal Nataru lalu. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga tahun baru nanti. Ia optimis pertumbuhan ekonomi naik berlipat lipat.

“Pelaku UMKM di Kota Malang pun akhirnya juga merasakan dampaknya. Selain berwisata, juga banyak yang berkuliner. Saya berharap ekonomi bisa tumbuh empat atau lima kali lipat, tapi rasionalnya ya tiga kali lipat,” tutupnya.

Kepala Diskominfo Kota Batu Onny Ardianto menyampaikan dari data Dinas Pariwisata Kota Batu rata-rata pengeluaran satu orang wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu sebesar Rp 1,8 juta. Angka tersebut didapat berdasarkan data yang diperoleh dari hasil jawaban responden wisatawan ditemukan bahwa rata-rata pengeluaran wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu adalah sebesar Rp 1,841,187.63. Di mana asumsi penghitungan menggunakan tenaga ahli dari akademisi.

“Angka tersebut dihitung dari pengeluaran harian (daily expenditure) wisatawan sebesar Rp 821,281.88. Yaitu dengan asumsi rata-rata wisatawan tinggal di Kota Batu selama 2,24 hari,” ujar Onny kepada Malang Posco Media, Selasa (26/12) kemarin.

Ia menjelaskan, untuk pengeluaran tersebut terbagi dalam 9 komponen pengeluaran utama dari setiap masing-masing komponen pengeluaran wisatawan. Meliputi akomodasi yang menjadi komponen yang memiliki pengeluaran harian paling tinggi dibandingkan dengan yang lain, yaitu sebesar Rp 240,335.16 atau 29,26 persen.

“Kedua dari sektor transportasi menuju Kota Batu, yaitu sebesar Rp 182,875.93 atau 22,27 persen. Ketiga pembelian suvenir sebesar Rp 157,558.30 dan keempat pembelian makan dan minum sebesar Rp 93,356.30,” bebernya.

Kemudian kelima pembelian tiket daya tarik wisata sebesar Rp 70,197.64, keenam pengeluaran transportasi lokal Rp 37,945.65. Selanjutnya pengeluaran untuk jasa lain sebesar Rp 24,258.85. Kedelapan parkir kendaraan yaitu sebesar Rp 24,281.88 dan terakhir toilet/ kamar kecil sebesar Rp 3,805.11. “Sedangkan untuk perkiraan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Batu selama tiga hari libur Natal sekitar 325 ribu pengunjung sejak 23-25 Desember,” ungkapnya.

Perkiraan tersebut ditegaskan dengan tingkat okupansi hotel atau keterisian kamar hotel-hotel dan tamu yang berkunjung di Kota Batu selama Libur Natal 2023. Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi mencatat untuk reservasi kamar hotel selama libur Natal mencapai 80-90 persen. “Di Kota Batu ini menurut data BPS, ada 10.000 kamar lebih dari seluruh tempat penginapan. Untuk okupansinya selama libur Natal rata-rata 90 persen lebih,” paparnya.

Untuk harga kamar setiap malamnya juga meningkat dua kali lipat dari hari-hari biasanya. Setiap hotel juga rata-rata memberikan penawaran fasilitas paket kamar sekaligus gala dinner ketika pergantian tahun baru 2024. Untuk harga kamar saat weekday mulai dari Rp 300 ribu – Rp 2 juta. Sedangkan saat weekend atau libur panjang mulai dari Rp 600 ribu – Rp 3 juta tergantung dari fasilitas dan bintang.

Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kabupaten Malang Bambang Suryanto mengatakan, Malang Raya sebagai wilayah yang kerap jadi jujugan wisata, memiliki potensi tinggi terjadinya transaksi. Menurut dia, potensi perputaran uang Malang Raya mencapai Rp 3 Triliun. Dengan kemungkinan pergerakan wisata terbesar di wilayah Kota Batu.

“Analisa kami dari Kadin sekitar Rp 1 triliun di Kabupaten Malang. Itu berdasarkan warga yang mudik karena libur panjang mulai, Sabtu (23/12) lalu sampai dengan tanggal 1 Januari 2024 nanti, rata-rata akan rekreasi. Dengan begitu meningkatkan jumlah perputaran uang cukup besar,” jelas Bambang kepada Malang Posco Media kemarin.

Ia memberi contoh, pesta akhir tahun di sebuah perguruan tinggi di Kabupaten memakan biaya berkisar Rp 600 juta. Dengan melibatkan banyak massa dan UMKM. Sehingga melihat jumlah destinasi wisata yang ada serta pergerakan manusia, akan terjadi lonjakan transaksi barang dan jasa.

Dari sisi mobilitas masyarakat dipandang cukup tinggi. Ia memperkirakan setidaknya dari sektor pariwisata dan turunannya, yakni hotel, restoran dan perbelanjaan, mencapai 500 ribu wisatawan. Perdagangan online dan offline barang dan jasa turut menjadi penentu. Bisnis sektor logistik dan jasa pengiriman juga akan menggeliat karena akan banyak pengiriman bingkisan natal dan tahun baru.

Dampak yang ditimbulkan di masyarakat, menurutnya, terjadi dua sisi positif dan negatif. “Memang dengan peredaran uang cukup besar ini pendapatan hotel dan wisata rumah makan akan naik tajam. Ini harus tetap dipertahankan, namun pelayanan harus maksimal pada para wisatawan agar nantinya akan kembali lagi,” kata dia.

“Akan kenaikan yang seingkali tidak wajar, terutama hotel. Meski menjadi kebijakan mereka namun akan berpotensi mengurungkan niat masyarakat byang berwisata dan hendak bertransaksi. Jangan sampai terjadi dan jika pun ada peningkatan harus diimbangi penawaran menarik,” imbuh Bambang.

Sementara itu ia juga menyampaikan dorongan bagi sektor mikro. Dikatakan, Kadin Jawa Timur juga telah mempersiapkan pelatihan peran ekonomi mikro menjelang Nataru. Pihaknya berharap sektor mikro mampu meraup keuntungan dengan memberikan peningkatan kualitas barang dan jasa yang ditawarkan.

“Sekaligus saran kepada Pemkab Malang, untuk mikro ini belum ada tempat khusus seperti pusat oleh-oleh. Meski ada namun kecil, sehingga bisa dibuat sentra di dekat tempat wisata. Yang mana secara riil akan pasti dibeli wisatawan,” imbuhnya lagi.(ian/tyo/eri/lim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img