MALANG POSCO MEDIA – Bermula dari kegelisahan susahnya merekrut dan mendapatkan jurnalis yang tangguh dan handal di era digital, Tim Event Malang Posco Media kemudian menggagas kegiatan yang bisa bersentuhan langsung dengan mahasiswa. Kenapa mahasiswa, karena sasaran dari jurnalis yang dicari memang harus mahasiswa semester akhir atau fresh graduate alias baru lulus.
Saat berbincang santai awal tahun itu, Cak Buari yang melontarkan gagasan untuk mengundang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di masing-masing kampus di Malang Raya. Gagasan ini kemudian dimatangkan dan dikonsep oleh tim yang dikomandoi oleh Noer Adinda Zaeni, General Affair Manager Malang Posco Media.
Karena Januari, mahasiswa masih banyak yang libur, maka penentuan waktu pelaksanaan belum bisa ditentukan. Namun konsep terus dimatangkan. Sampai kemudian hasil diskusi antara Bunda, panggilan akrab Noer Adinda Zaeni dengan saya, Abdul Halim Pemred Malang Posco Media dan Imam Wahyudi wartawan pendidikan, menghasilkan konsep acara.
Konsep makin dimatangkan pada, Senin (6/2) di Ramen Master. Yang berkumpul saat itu, Saya, Bunda, Imam Wahyudi, Sammy Baawad, Miftakhul Huda dan Ira Ravika. Sambil menikmati santap siang, tema ditentukan: Jurnalis Kampus di Era Digital. Pematerinya Pemred MPM dan Direktur Ngalup.co Collaborative Andina Paramita.
‘’Sesinya nanti panel saja. Kemasannya santai, lebih menggali informasi terkini dari LPM. Serta bagaimana ekspektasi mereka terhadap dunia pers pasca mereka lulus kuliah. Kita ingin tahu mengapa mahasiswa jarang yang tertarik dengan dunia pers,’’ ujar Bunda.
Waktu dan tempat pun ditentukan. Disepakati awalnya waktunya Kamis, 23 Februari 2023. Namun karena pilihan tempat yang representative jatuh di EJSC Bakorwil III Malang, maka otomatis harus menyesuaikan dengan schedule EJSC. Akhirnya disepakati waktu pelaksanaan, Selasa (28/2) lalu.
Dengan gerak cepat Imam Wahyudi dkk, peserta pun berhasil diidentifikasi. Yaitu Imam menggandeng LPM Malang Raya yang sekretarisnya mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi, yaitu Rida. Rida pernah magang kuliah di Malang Posco Media selama tiga bulan. Gayung bersambut, akhirnya tersebarlah sedikitnya 20 undangan ke LPM-LPM di kampus Malang Raya.
Saat acara berlangsung, para peserta yang datang dari LPM di Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Maliki, Universitas Kanjuruhan Malang, Universitas Merdeka Malang, Universitas Tribhuwana Tunggadewi sangat antusias. Mayoritas mereka juga mengeluhkan menurunnya minat mahasiswa terhadap jurnalistik.
Momen saling sharing ini kemudian menjadi penyemangat bahwasannya ke depan, para praktisi jurnalistik dan aktivis jurnalistik di kampus memang tidak boleh menyerah. Harus terus fight, berjuang sekeras-kerasnya agar jurnalistik, baik itu cetak maupun elektronik tetap bertahan di tengah gempuran disrupsi media sosial yang membuat masyarakat bingung karena banjir informasi.
Andina Paramita Direktur Ngalup.co Collaborative menyarankan jurnalis dan wartawan tetap konsisten pada posisinya sebagai Very Important Person (VIP) dan menjaga integritasnya sebagai wartawan. ‘’Jangan lupa, yang terpenting adalah kolaborasi. Di era saat ini, tidak bisa semua berjalan sendirian. Harus sinergi, harus berkolaborasi. Ngalup juga berkolaborasi dengan Malang Posco Media. Ini penting agar ke depan makin besar, makin kuat dan makin sukses bersama,’’ tegas Andin.
Hal yang sama juga disampaikan Abdul Halim. Philip Mayer (2004) dalam bukunya menyatakan: koran akan mati pada 2043. Dahlan Iskan mengatakan koran mati bukan karena persaingan tapi karena manajemen pengelola koran itu sendiri. Dan teori evolusi Darwin mengatakan yang bertahan bukan yang paling besar, yang paling kuat, tapi yang paling adaptif dengan perubahan itu sendiri.
‘’Jadi, prediksi-prediksi yang disampaikan pakar adalah pengingat agar kita tidak terlena, agar kita tetap fokus untuk bekerja keras, berjuang demi masa depan pers itu sendiri. Maka yang perlu kita lakukan adalah membina, merawat, dan mencetak generasi generasi yang tetap mencintai profesi jurnalis,’’ tegas Halim yang juga Dosen Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang ini.(abdul halim)