MALANG POSCO MEDIA, MALANG– PT Pertamina (Persero) kini memiliki anak usaha baru yang fokus pada sektor energi bersih, yakni Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina RNE). Anak usaha ini bergerak dibidang pembangkitan listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk panas bumi dan tenaga surya.
Hal itu disampaikan Arif Mulizar, Government and Public Relations New and Renewable Energy, Geothermal PR Specialist Pertamina, saat menjadi narasumber dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Surabaya, Rabu (30/7) sore.
“Pertamina mengembangkan bisnis energi baru terbarukan. Seperti panas bumi dan tenaga surya. Salah satu afiliasinya adalah Pertamina Geothermal Energy yang sudah melantai di bursa saham,” ungkap Arif.
Arif menyebut, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, bahkan termasuk tiga besar dunia. Potensi tersebut tersebar mulai dari ujung Sumatera hingga Pulau Jawa. “Geothermal menjadi salah satu sumber energi terbesar yang kami kelola melalui Pertamina RNE,” tambahnya.
Ia menjelaskan, pemanfaatan panas bumi dilakukan dengan cara mengebor uap dari dalam perut bumi. Uap tersebut kemudian digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik. Setelah suhu uap turun dan menjadi air, cairan itu dikembalikan ke dalam tanah untuk dipanaskan kembali secara alami. “Proses ini berkelanjutan dan ramah lingkungan. Uap yang digunakan tak terbuang, tapi diolah lagi menjadi energi,” terang Arif.
Selain panas bumi, Pertamina juga telah mengembangkan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai daerah di Indonesia. Arif menambahkan, gas juga termasuk dalam kategori energi baru, bukan terbarukan, karena kandungan karbonnya yang rendah dibanding bahan bakar fosil lain. “Pertamina juga sudah masuk ke bisnis karbon. Emisi karbon yang ditekan bisa dijual ke industri-industri yang menghasilkan emisi tinggi,” pungkasnya.
Langkah Pertamina ini menjadi bagian dari komitmen menuju transisi energi nasional yang lebih bersih, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. (hud/udi)