Malang POSCO Media, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Kota Malang terus menunjukkan tren positif, namun tak sejalan dengan tingkat pemerataan pendapatan masyarakat. Berdasarkan data terbaru, gini rasio Kota Malang tahun 2024 mencapai 0,42, naik tipis dari tahun sebelumnya yang berada di angka 0,41.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Dedy Prasetyo mengungkapkan, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian daerah. Angka pengangguran terbuka juga masih relatif tinggi, yakni di posisi 6,10 persen.
“Ini terjadi karena kurangnya lapangan kerja di Kota Malang atau memang tidak mau bekerja. Mungkin saja baru lulus kuliah masih menikmati kesarjanaannya, sehingga dihitung sebagai pengangguran terbuka,” ungkapnya dalam kegiatan capacity building wartawan di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Senin (22/9).
Meski gini rasio menunjukkan ketimpangan, laju pertumbuhan ekonomi Kota Malang terbilang impresif. Tahun 2024, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,07 persen dan kini di 2025 sudah mencapai 6,37 persen. Tapi tetap angka pengangguran terbuka masih tinggi.
Gini rasio sendiri merupakan indikator yang mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Semakin mendekati angka 1, maka ketimpangan semakin tinggi. Dengan posisi 0,42, Malang perlu bekerja ekstra dalam menciptakan pemerataan kesejahteraan di tengah pertumbuhan ekonomi yang meningkat.
“Tingginya angka pengangguran terbuka masih perlu didalami. Karena memang pengangguran paling banyak dihadapi di Kota Malang, ” tambahnya. (aim)