.
Friday, November 22, 2024

Perubahan Iklim, Kebijakan Indonesia Pada Stockholm +50

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – PERUBAHAN iklim dewasa ini menjadi salah satu topik yang hangat dibicarakan, dikarenakan ini merupakan permasalahan yang mendesak untuk menyelamatkan umat manusia serta makhluk hidup lainnya di masa yang akan datang. Kerusakan lingkungan yang kerapkali terjadi dari hasil pembangunan dan aktivitas perekonomian, menyebabkan dunia berada dalam ambang climate crisis.

          Hal ini menyebabkan negara-negara dituntut untuk melahirkan kebijakan yang pro lingkungan serta mendukung pembangunan berkelanjutan agar manusia dan alam dapat hidup berdampingan dengan damai dan tidak mencederai satu sama lainnya.

          Indonesia merupakan salah satu negara yang diharapkan dapat memegang peranan penting untuk memperjuangkan kondisi iklim yang lebih baik. Oleh karena itu, pada perhelatan Stockholm +50 pada 2-3 Juni 2022, Menteri LHK Indonesia yaitu Siti Nurbaya dalam pidatonya menyampaikan bahwa hal terpenting untuk mengatasi perubahan iklim adalah peningkatan kolaborasi dan solidaritas.

          Stockcholm +50 sendiri merupakan pertemuan internasional mengenai lingkungan hidup yang diselenggarakan sebagai peringatan 50 tahun hari lingkungan hidup sedunia. Di dekade kelima pada Stockholm +50 ini, sudah terdapat beberapa kondisi yang semakin mendekati sasaran dari pembangunan lingkungan hidup.

          Kondisi tersebut antara lain mengenai arah pembangunan lingkungan yang semakin jelas, seperti halnya dalam bidang orientasi green economy maupun upaya dalam memperbaiki kondisi lingkungan. Kemudian, instrumen yang ada juga semakin konkret serta jelas. Diikuti dengan adanya kebijakan mengenai mangrove dan gambut, serta adanya keterlibatan masyarakat.

          Pola investasi mengenai pemulihan lingkungan dalam kerjasama antara pemerintah, masyarakat, serta badan usaha juga semakin jelas. Hingga saat ini pun, perjalanan pembangunan lingkungan hidup di Indonesia yang telah berjalan selama 50 tahun dapat dilihat hasilnya dalam beberapa bidang.

          Seperti halnya, catatan konvensi internasional; regulasi dan kelembagaan nasional; serta progres dan capaian kondisi pembangunan lingkungan pada setiap dekade di Indonesia. Selain itu, dapat dilihat pula pada lahirnya beberapa kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

          Di antaranya adalah: (1) Undang-Undang 16 Tahun 2016 mengenai Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change; (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pengesahan Minamata Convention; serta (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

          Jika dilihat, memuat mengenai penekanan akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup serta kehutanan dalam proses perluasan kesempatan kerja dan kemudahan dalam berusaha. Indonesia sendiri telah melakukan beberapa persiapan untuk menyambut Stockholm +50, dengan mengadakan tiga rangkaian dialog publik yang bertujuan sebagai pembelajaran Indonesia agar agenda lingkungan hidup lebih maju serta berkelanjutan.

          Hal ini dilakukan guna mengembangkan agenda-agenda yang dimiliki Indonesia mengenai perbaikan kondisi lingkungan hidup. Dikarenakan dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup, Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang tidak tertinggal, meskipun juga bukan yang paling terdepan.

          Hal ini menjadi dorongan bagi Indonesia untuk memberikan perhatian lebih, dalam isu lingkungan demi mengamankan agenda masa depan. Hal ini dapat dilihat saat Indonesia memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tahun 2022 ini yang mengusung tema “Satu Bumi untuk Masa Depan.”

          Dalam peringatan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak kerjasama dengan berbagai pihak guna mendorong masyarakat untuk menciptakan gerakan yang semakin mencintai lingkungan.

          Sebelum dilaksanakannya Stockholm +50 pada tahun ini, Indonesia telah diprediksi akan mendapatkan perhatian internasional. Hal ini mengingat status Indonesia yang saat ini menjabat sebagai presiden dalam G20.

          Perhelatan Stockholm +50 pada tahun ini juga dianggap spesial dikarenakan bertepatan dengan peringatan ke 50 tahun Deklarasi Stockholm tahun 1972 yang merupakan pertemuan PBB pertama terkait dengan lingkungan hidup yang mana menjelaskan akan keterkaitan antara pembangunan, kemiskinan, serta lingkungan hidup.

          Indonesia akan menjadi perhatian dalam konferensi ini dikarenakan presidensi Indonesia dalam G20 juga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap lingkungan hidup. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan beberapa fokus Indonesia dalam presidensi G20, salah satunya transisi energi hijau yang merupakan isu penting, mengingat kondisi bumi yang semakin memanas.

          Transisi energi menuju ekonomi hijau juga perlu ditingkatkan dengan pemberian pembiayaan dan fasilitas yang memadai guna mendorong negara-negara di dunia agar berkomitmen dalam perbaikan iklim. Dalam Stockholm +50 tahun 2022 ini diangkatlah tema yang sama dengan pertemuan pertamanya yaitu “Only One Earth”, yang kemudian berfokus pada “Living Sustainably in Harmony with Nature.”

          Dalam pertemuan yang menandai lima dekade perjalanan pembangunan lingkungan hidup secara internasional ini, Indonesia tetap berperan aktif dalam forum diplomasi lingkungan global serta menyampaikan berbagai capaiannya.

          Diplomasi tersebut terus dilakukan oleh Indonesia mengingat bahwa Indonesia memiliki banyak faktor penting yang berperan besar untuk menangani perubahan iklim. Hal tersebut seperti halnya mangrove, gambut, keanekaragaman hayati, dan hutan yang cukup luas.

          Faktor-faktor tersebut sangat esensial dalam mendorong terciptanya penanganan keanekaragaman hayati dan perubahan iklim yang lebih optimal. Dikarenakan Indonesia tengah menjabat dalam presidensi G20, Indonesia juga memanfaatkan peran tersebut untuk mendorong pembuatan platform pembelajaran mengenai restorasi dan rehabilitasi gambut serta mangrove.

          Indonesia juga telah menyampaikan beberapa capaiannya, seperti halnya kebijakan untuk mendorong penurunan dari emisi gas rumah kaca dan angka deforestasi. Dengan Indonesia yang sempat diundang dengan spesifik di forum G7, juga menandakan bahwa peran serta kebijakan yang diambil oleh Indonesia semakin penting dalam forum-forum diplomasi lingkungan internasional.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img