MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Siropen Leo, minuman legendaris asli Kota Malang, kembali mengalami lonjakan pesanan di bulan Ramadan. Produk yang telah bertahan selama lebih dari tujuh dekade ini masih menjadi favorit masyarakat, terutama untuk sajian berbuka puasa. Kini, sirop ini telah dikelola oleh generasi keempat dan terus mempertahankan cita rasa khasnya.
Didirikan pada tahun 1948 oleh Tjan Ing Tjhan di Jalan Klenteng 39 Kota Malang, Siropen Leo tetap mempertahankan resep otentiknya hingga saat ini. Pemilik Siropen Leo, Sutikno (68), mengungkapkan bahwa awalnya sirop ini hanya memiliki tiga varian rasa, yakni rosen, leci, dan cocopandan. Seiring berjalannya waktu, produk ini berkembang dengan menambah varian seperti lemon squash dan frambozen.
“Pada tahun 1980-an, kami pindah lokasi produksi ke Jalan Brigjen Katamso. Sekarang, jumlah varian rasa sudah mencapai 11. Kami tetap mempertahankan resep asli dengan menggunakan kuali tembaga untuk melelehkan gula tebu, yang memberikan rasa lebih gurih dan khas,” ujar Sutikno.
Proses produksi Siropen Leo masih mengandalkan metode tradisional. Setiap harinya, sekitar 70 kilogram gula diolah menjadi 100 botol sirop. Setelah melalui proses pencairan, penyaringan, pencampuran dengan perisa dan pewarna, sirop kemudian dikemas dan didinginkan selama 24 jam sebelum siap dipasarkan.
“Awalnya kami hanya menggunakan tiga kuali, sekarang sudah lima. Kami tetap menggunakan gula tebu, bukan gula singkong, karena hasilnya lebih berkualitas,” jelasnya.
Siropen Leo kini telah tersebar di berbagai kota besar seperti Semarang, Solo, Bandung, Jakarta, dan Bali. Di Malang, produk ini dapat ditemukan di toko-toko tradisional, pasar seperti Pasar Besar dan Oro-Oro Dowo, serta swalayan lokal.
Daniel Hartono (36), generasi keempat penerus Siropen Leo, menambahkan bahwa produk ini telah mendapatkan sertifikasi halal, yang semakin meningkatkan kepercayaan konsumen.
“Kami tetap menjaga kualitas dan mempertahankan rasa signature seperti rosen, frambozen, dan lemon squash. Untuk pemesanan dari luar kota, kami menyediakan botol plastik agar lebih aman saat pengiriman,” kata Daniel.
Harga Siropen Leo dibanderol mulai Rp23 ribu per botol untuk varian reguler, sedangkan lemon squash dijual seharga Rp24 ribu. Menjelang Ramadan, permintaan sirop meningkat drastis, baik dari dalam maupun luar kota.
“Setiap tahun, penjualan kami meningkat hingga 300 persen saat Ramadan dibandingkan hari biasa. Ini menjadi momen yang selalu kami nantikan,” pungkasnya. (rex/aim)