Sempat Diamputasi Di Lokasi Kejadian, Akhirnya Meninggal Dunia
MALANGPOSCOMEDIA – SURABAYA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Selasa (30/9) siang mengatakan, tiga santri tewas dalam peristiwa ambruknya gedung Lembaga Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo hari Senin.
“Tiga santri terkonfirmasi meninggal dunia. Ada Muhammad Saleh dari Bangka Belitung,
Maulana Alfan Ibrahimnomik yang tadi malam terkonfirmasi, Muhammaf Masdulhaq pagi ini terkonfirmasi,’’ ungkap Khofifah.
“Semoga sekarang mereka bahagia di sisi Allah SWT,” ujar Khofifah sebelum memimpin khalayak yang hadir untuk mendoakan para korban dalam acara Job Fair Pemprov Jatim di Surabaya.

Dia menambahkan, proses evakuasi masih berlangsung dan tim SAR harus berlomba dengan waktu karena mereka bekerja tanpa menggunakan alat berat agar tidak membahayakan para korban yang terjebak.
“Evakuasi tidak berhenti karena ada tim yang bekerja bergiliran. Saya minta disediakan lampu spot 1000 watt karena meskipun malam evakuasi tetap berlanjut. Kami juga menyediakan air dan oksigen untuk membantu meringankan santri yang masih terjebak,” tuturnya.
“Bayangan saya pakai eskavator tapi tetnyata tidak bisa digunakan karena justru bisa membahayakan. Saya sudah tanya soal Golden Time-nya, mudah-mudahan para santri yang sekarang terjebak bisa segera selamat. Luar biasa tim Basarnas baik dari pusat maupun Jatim,’’ pungkasnya.
Salah satu korban Muhammad Soleh, asal Bangka Belitung sempat menjalani tindakan amputasi di lokasi kejadian. Lebih rinci, dua korban meninggal dunia di RSUD dr R.T. Notopuro Sidoarjo. Masing-masing Mochammad Mashudul Haq (14), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, dan Muhammad Soleh (22) asal Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Sementara korban meninggal ketiga dirawat di RSI Siti Hajar. (has)