MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pesantren Ramadan 1445 Hijriah SMA Nasional Malang berbeda dari tahun sebelumnya. Nuansa ramadan lebih terasa karena adanya motivasi religi untuk memperkuat keimanan siswa. Tidak seperti tahun lalu yang hanya menggelar perlombaan.

Kepala SMA Nasional Malang, Soni Syarifuddin, S.Pd mengatakan, materi keislaman yang disampaikan oleh guru maupun narasumber dari luar menjadikan ramadan tahun ini lebih bermakna. Selama tiga hari kegiatan pesantren ramadan siswa mengikuti beberapa agenda yang berkaitan dengan kreativitas maupun keislaman. “Kalau hanya perlombaan, anak-anak hanya sekedar mengisi waktu saja. Tidak ada motivasi dalam bidang keimanan,” katanya kepada Malang Posco Media.

Pesantren Ramadan SMA Nasional digelar tiga hari, sejak Selasa (26/3) lalu. Tema ramadan tahun ini, Ciptakan Kreasi di Dalam Islam. Dari tema tersebut, selain ada penguatan nilai-nilai keislaman juga digelar aneka perlombaan.

Antara lain, lomba nasyid, fashion Islami, kaligrafi dan dai. Di hari ketiga, kegiatan dilaksanakan sore hari dengan buka bersama. “Jadi ada upaya menyeimbangkan antara nilai keislaman dan kreativitas anak-anak,” ucap Soni.
Menurutnya, generasi masa kini berorientasi pada kesenangan dunia saja. Jika tidak selalu diingatkan maka mereka akan semakin jauh dengan agama. Adanya pesantren ramadan diharapkan menjadi salah satu upaya mengembalikan generasi muda untuk kembali dekat dengan agama.
“Fenomena sekarang generasi muda jauh dari nilai keislaman. Jarang ke masjid. Mereka lebih suka kegiatan di luar dan gandrung pada gadget. Melalui wisata ramadan ini diharapkan siswa lebih istiqamah beribadah,” ungkapnya.
Maka selama Bulan Ramadan, kegiatan di SMA Nasional diatur berbeda dari biasanya. Setiap pagi tadarus Alquran. Bahkan ditargetkan khatam sampai dua kali dalam sebulan. Dilanjutkan dengan salat duha berjamaah.
“Kami ingin memperkuat nilai ketauhidan. Sesuai dengan ajaran Rasulullah pemuda harus kuat dengan nilai tauhid kepada Allah sebagai pondasi iman di kehidupan mereka,” tutur Soni.
Waka Kesiswaan SMA Nasional Malang, Gilang Agung Prabowo, S.H mengatakan, perlombaan yang digelar di Pesantren Ramadan sebagai upaya untuk menyeimbangkan nilai keislaman dengan keterampilan siswa. Sehingga pesantren ramadan SMA Nasional menjadi wadah dan momentum siswa untuk mengeksplor kreativitasnya.
“Kami buat ramadan tahun ini tidak seperti biasa. Jadi selain penguatan dalam ibadah, akhlak dan tauhid, juga kami selipkan nilai-nilai kreativitas melalui perlombaan supaya tetap imbang,” katanya.
Sementara kegiatan buka bersama di hari ketiga pesantren ramadan berlangsung dengan lancar dan meriah. Siswa yang datang ke sekolah di sore hari terlihat antusias.
Di kesempatan ini, SMA Nasional memberikan kesempatan kepada para pemenang lomba untuk tampil. Baik juara lomba nasyid, fashion islami dan lainnya.
“Kita ajak anak-anak untuk buka puasa bersama. Tujuannya membangun solidaritas dan ukhuwah islamiah. Sehingga keberadaan siswa di sekolah seperti di keluarga sendiri,” terang Gilang.
Sekretaris 1 Badan Dakwah Islam (BDI) SMA Nasional Malang, Dwi Ilmatus Syayidah mengatakan Pesantren Ramadan memberikan wawasan yang berbeda. Siswa mendapat pengalaman dan pengetahuan baru. “Pengalaman yang kami dapatkan dari sisi keorganisasian. Seluruh siswa menjadi lebih kompak untuk mensukseskan kegiatan ini,” ujarnya. (adv/imm)