MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Peringatan Nuzul Quran di SD Islam Sabilillah Malang 1 penuh makna. Pada momentum tersebut SDIS 1 juga berbagi santunan kepada lebih dari 1000 dhuafa. Dengan penuh suka cita mereka hadir dalam kegiatan di Masjid Sabilillah, Rabu (19/3) lalu.
Selain menerima santunan tali asih, para duafa mendapat siraman rohani dari Dr. KH. Faris Khoirul Anam, LC, Pengasuh Ponpes Darul Faqih Indonesia. Kegiatan tersebut juga dihadiri para pengurus Majelis Orang Tua Siswa (MOS) dan Paguyuban Kelas yang punya andil besar dalam kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Kepala SD Islam Sabilillah Malang 1, Qoniah Agustina, S.Pd mengatakan, Nuzul Quran yang menjadi agenda rutin ini menjadi ajang silaturahmi. Memperkuat ukhuwah dengan masyarakat. “Terimakasih kepada orang tua, pengurus MOS dan paguyuban, atas support dan dukungannya. Kegiatan ini sukses karena peran beliau-beliau,” katanya.
Dalam kegiatan ini, SD Islam Sabilillah Malang 1 mentasarrufkan zakat, infak dan sedekah kepada dhuafa. Untuk zakat fitrah ada lebih dari 1000. Ditambah dengan sedekah yang juga disalurkan pada yang berhak menerima.
Prosesi ini disaksikan langsung oleh siswa. Khususnya siswa kelas 6. Mereka juga terlibat dalam acara ini. Qoniah menyampaikan bahwa sedekah tersebut merupakan wujud dari doa orang tua dan guru. “Di balik terlaksananya kegiatan ini teriring doa dan harapan, semoga anak-anak kami menjadi lebih saleh dan salehah. Semakin berprestasi dan menjadi pribadi yang baik. Serta berguna bagi agama, bangsa dan negara,” ucap Qoniah.
Tak lupa dia menyampaikan terimakasih atas kehadiran para undangan. Dia berharap di Bulan Suci Ramadan ini hubungan silaturahmi SD Islam Sabilillah Malang 1 dengan masyarakat semakin kuat dan membawa manfaat.
Sementara itu, Dr. KH. Faris Khoirul Anam, LC, dalam tausiahnya menerangkan tentang hikmah ketaatan dalam beribadah. Khususnya ibadah salat dan puasa. Dia mengilustrasikan ibadah sebagai jamu. Ada dua kemungkinan orang meminum jamu. Pertama, membayangkan rasa pahitnya sehingga dia enggan meminum. Kedua, mengharapkan manfaat dan khasiatnya.
“Taat pada Allah itu berat. Butuh perjuangan. Rasanya memang tidak enak. Kalau itu fokus kita maka beribadah akan terasa berat. Tapi kalau kita fokus pada manfaatnya, akan terasa ringan,” terangnya.
Dia menambahkan, ibadah itu terasa berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. Yaitu orang yang yakin akan berjumpa dengan Allah. Sadar bahwa hidup hanya sementara. “Hidup manusia merupakan amanah. Yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah. Semoga kita mendapatkan rahmat dan keutamaan dari Bulan Suci Ramadan ini,” ucapnya.
Agenda Pesantren Ramadan 1446 H SD Islam Sabilillah 1 telah selesai. Sebelumnya sederet agenda telah sukses dilaksanakan. Mulai dari kirab menyambut Ramadan, tadarus keliling, kajian Ramadan, bagi takjil gratis, buka puasa, salat tarawih dan beberapa kegiatan lainnya. (imm/sir/udi)