MALANG POSCO MEDIA- Tidak ada alasan untuk tidak menulis. Setiap orang pasti mampu. Butuh niat dan tekad. Ide-ide tulisan bisa diperoleh kapan dan dimana saja.
Itu kata Pemimpin Redaksi Malang Posco Media Abdul Halim. Dia membakar semangat peserta workshop guru menulis periode ke-6, Sabtu (24/9) lalu. Menulis harus jadi habit. Kata dia, itu kuncinya.
Maka menulis akan mudah. Karena setiap orang punya potensi. Tinggal mau memulai saja. “Mulai kapan nulisnya? Ya mulai sekarang. Mulai dari pelatihan ini. Bahkan di tempat ini pun kita bisa memperoleh ide tulisan,” katanya.
Kegiatan yang digelar di Hall Rayz Hotel UMM itu diikuti 50 peserta. Mereka dari kalangan pendidik. Rata-rata guru. Beberapa juga ada dosen dan tenaga kependidikan.
Abdul Halim memaparkan secara rinci cara mudah mendapat ide-ide tulisan. Di antaranya aktualisasi, kompetensi, tematik, keunikan, inovasi prestasi dan kejadian viral. “Itu semua bisa menjadi dasar-dasar tulisan kita,” kata Halim.
Pria asal Gresik ini punya definisi sendiri tentang tulisan yang baik. Menurutnya tulisan yang baik adalah yang mudah dimengerti oleh semua lapisan. Dimengerti semua kalangan. Isi opini juga tidak menyinggung masalah SARA. “Tetap mengutamakan asas kepatutan dan kepantasan sosial,” jelasnya.
Abdul Halim juga membuka secara resmi kegiatan workshop Guru Menulis periode ke-6. Kali ini mengusung tema Merdeka Belajar Merdeka Menulis. Diharapkan menjadi motivasi besar para peserta untuk lebih berekspresi melalui karya opini.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Halim mengatakan sudah lebih dari 500 penulis yang bergabung dalam komunitas Guru Menulis Malang Posco Media. Mereka merupakan gabungan dari Guru Menulis Periode pertama hingga kelima. “Mereka memiliki bidang keilmuan yang berbeda dan hingga kini aktif mempublikasikan karyanya di rubrik opini Malang Posco Media,” katanya saat sambutan.
Direktur Utama Malang Posco Media, Sudarno Seman mengatakan bahwa Malang Posco Media mempunyai kepentingan dalam menggelar workshop ini. Yakni untuk ikut serta menggiatkan literasi di kalangan pendidik. Baik guru, dosen, mahasiswa atau kalangan umum.
“Kami berharap melalui kegiatan ini akan lahir para penulis andal. Karya tulis yang dihasilkan akan mengisi rubrik opini di Malang Posco Media. Tujuannya agar menjadi referensi dan ide-ide kreatif dalam membangun Malang Raya,” ujarnya.
Selain materi tentang Teknik Menulis Opini Populer oleh Pemred Malang Posco Media Abdul Halim, juga ada dua materi menarik lainnya.
Yakni Zillenial Leadership, disampaikan CEO of Ngalup Collaborative Network, Brand Specialist Jagoan Cloud Andina Paramitha. Dan materi Bangun Personal Branding dengan Menulis oleh Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Sugeng Winarno.
Dalam materinya, Andina Paramitha menerangkan tentang pola dan metode pendidikan yang tepat oleh para pendidik untuk siswa di masa kini. Dia menyebutnya kalangan Zillenial.
Ia menjelaskan peran guru sangat menentukan pertumbuhan mental dan pengetahuan generasi Z. Generasi ini tumbuh dengan potensi bakat yang berbeda. Dan kadang sering terjadi perubahan.
Menurutnya meskipun Generasi Z sudah lebih mandiri dan cepat tanggap terhadap kemajuan teknologi, tetap diperlukan bimbingan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Misalnya pengaruh buruk teknologi terhadap kejiwaan dan tumbuh kembang anak. Jadi mereka butuh support dan pendampingan yang tepat dari guru dan orang tua,” katanya.
Sementara itu, Sugeng Winarno menjelaskan bahwa branding tidak hanya dibutuhkan untuk produk barang. Tetapi juga personal. Disebutnya personal branding. Branding penting itu menjual potensi diri. Dan branding seseorang sangat menentukan harga dari potensi itu sendiri.
Kepada peserta workshop, Sugeng mengimbau agar tidak menjadi personal yang biasa saja. Atau dari sisi profesi, tidak menjadi guru yang biasa-biasa saja.
Tetapi harus punya nilai lebih untuk bisa dijual. Salah satunya melalui karya. Dan karya tulis opini di media menjadi cara yang strategis untuk membangun personal branding.
“Jangan jadi guru biasa. Harus membuat sesuatu yang bisa dijual. Karya tulis opini bisa menjadi brand. Karena dikonsumsi khalayak umum. Semakin banyak karya semakin kuat brandingnya,” terangnya.
Kegiatan Workshop Guru Menulis mendapat respon yang baik dari peserta. Mereka antusias mengikuti kegiatan hingga akhir materi ketiga. Setiap sesi tanya jawab pun ramai dengan penanya.
Salah satu peserta, Mifta Farida, S.Pd.I mengatakan senang bisa mengikuti kegiatan ini. Dia merupakan peserta terjauh, dari MI Miftahul Ulum Kejapanan Kabupaten Pasuruan.
“Ini merupakan pengalaman pertama saya mengikuti kegiatan pelatihan menulis opini. Materinya menyenangkan dan pematerinya juga gaul. Ilmu yang disampaikan lebih mudah kami pahami,” katanya.
Dia mengaku tidak hanya mendapat ilmu cara menulis opini. Tetapi juga strategi menjadi guru yang disukai siswa dan ilmu tentang branding diri. “Terus terang kami termotivasi menjadi guru yang lebih produktif dalam menulis. Semoga kegiatan ini akan tetap berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” pungkasnya. (imm/van)