MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Nuansa tempo dulu kembali hidup di Perum Bulang Terang Utama (BTU). Warga RW 18 Kelurahan Madyopuro Kecamatan Kedungkandang itu menggelar Pesta Rakjat BTU Tempo Doeloe #1, Jumat (22/8) kemarin, dengan menyulap beberapa ruas jalan menjadi layaknya perkampungan jadul lengkap dengan berbagai ornamennya.
Sejak sore hari pembukaan, warga langsung memadati arena pesta rakyat. Sebagian menyerbu jajanan lawas, sebagian lainnya memilih menikmati suguhan hiburan seni yang ditampilkan di panggung utama.
“Belakangan ini masyarakat rindu dengan kegiatan dengan latar tempo dulu, yang dulu pernah kami mengadakan di Kota Malang. Untuk itu kami mencoba bernostalgia menghadirkan acara seperti ini. Acara ini memang dari warga untuk warga di RW 18 khususnya, dan untuk masyarakat Kota Malang secara umum,” terang Ketua RW 18 Perum BTU, Reza Setyawan.
Menurut Reza, pesta rakyat ini digelar sekaligus untuk memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Konsep yang ditawarkan pun tak sekadar bernuansa tempo dulu, melainkan juga mengangkat beragam potensi warga.
“Dalam satu acara ini, kami mengkolaborasikan seni, budaya, olahraga dan UMKM. Jadi selain tempo dulu, ada banyak acara lain. Untuk seni budaya misalnya, di hari pertama ada kesenian Bantengan. Di hari Sabtu, ada malam inagurasi, pentas seni menampilkan kreatifitas warga RW 18,” sebutnya.
Acara yang digelar selama tiga hari hingga Minggu (24/8) ini menghadirkan 35 UMKM yang siap memanjakan pengunjung dengan aneka kuliner. Panitia memperkirakan tiap harinya sedikitnya 800 warga akan hadir. Namun karena terbuka gratis untuk umum, jumlah itu diprediksi bisa membengkak.
“Potensinya bisa lebih dari 1.000 sampai 2.000 pengunjung. Kami juga akan kedatangan masyarakat luar karena pada puncak acara Inagurasi kami mengundang band legend Dkross,” ungkapnya.
Reza berharap pesta rakyat dengan konsep tempo dulu ini bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang. Selain mendongkrak pertumbuhan ekonomi warga melalui UMKM, acara semacam ini juga diyakini mampu mempererat silaturahmi.
“Harapannya muncul manfaat dan kebaikan untuk warga. Minimal ada pemberdayaan UMKM warga setempat, serta muncul potensi-potensi baru dari seni budaya warga. Kedepan agenda serupa bisa terlaksana kembali,” tutupnya. (ian/aim)