MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama masyarakat, organisasi dan komunitas lingkungan hidup di Malang Raya kembali menggelar Susur Sungai Brantas. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendata dan memetakan kondisi riil DAS Brantas.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan dalam pembukaan Susur Sungai Brantas di Arboretum, Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Senin (22/8) siang.
“Melalui Susur Hulu Sungai Brantas, kami ingin memetakan kondisi riil terkini Sungai Brantas di bagian hulu. Karena jarang sekali bagian hulu ditinjau terkecuali saat terjadi bencana semacam banjir bandang pada 4 November 2021,” ujar Raymond kepada Malang Posco Media.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan susur hulu hingga ke perbatasan Kota Malang pernah dilakukan pada 2019 lalu. Dimana dari kegiatan itu dipetakan segala persoalan di sepanjang aliran Sungai Brantas.
“Semacam pembuangan sampah di sungai, pembuangan limbah cair domestik, bangunan yang menerobos hingga ke ruang sungai. Termasuk juga sumber air yang masih tersisa atau sumber mata air baru,” bebernya.
Karena itu saat ini, pihaknya memetakan ulang setelah dua tahun (2020-2021) tertunda karena pandemi. Maka, ini mulai dipetakan ulang dan hasilnya akan dibandingkan dengan 2019 lalu. Apakah persoalan disekitar sungai tambah baik, masih tetap atau malah lebih buruk.
“Pada 2019 lalu diketahui ada belasan pembuangan sampah domestik di tepi sungai. Diperparah lagi limbah cair rumah tangga yang langsung dibuang ke sungai. Maka pemetaan ini dilakukan dengan partisipasi kelompok masyarakat dan komunitas-komunitas peduli sungai,” paparnya.
Lebih lanjut, untuk hasil susur sungai akan dilaporkan secara tertulis kepada Pemda. Sehingga sajian data ini menjadi pijakan Pemda untuk kebijakan pemerintah. Selanjutnya keberpihakan pemerintah terhadap isu lingkungan harus didasarkan pada data riil.
“Harapannya kepala daerah bisa membuat kebijakan yang condong untuk menjaga lingkungan di sepanjang aliran sungai. Semisal kecamatan atau desa yang diidentifikasi ada temuan sampah menumpuk atau limbah yang dibuang ke sungai. Maka perlu dibuat kebijakan pengendalian sampah dengan membentuk bank sampah atau mendirikan TPS,” terangnya.
Dari hal tersebut Pemda melalui DLH dengan keberpihakan anggaran dan kebijakan berbasis pelestarian lingkungan bisa melakukan intervensi dalam menangani permasalahan. PJT yakin bahwa data dan analisis lingkungan sudah ada untuk Pemda.
“Cuma hal itu tidak akan bermakna, kalau tidak ada dorongan dari masyarakat. Karena jika ada partisipasi masyarakat seperti Sisir Sungai Brantas ini ada bobot sosial dan penekanan mendalam kepada pemerintah,” terangnya.
PJT I sendiri sebagai pihak yang memberi ruang advokasi bagi masyarakat. Sedangkan posisi masyarakat dapat berperan sebagai pencemar maupun sebagai pihak yang bisa menyelematkan.
Hadir pula dalam pembukaan Sisir Sungai Brantas Wali Kota Batu, Dra. Dewanti Rumpoko M.Si. Sesuai konsep kegiatan dimulai dari titik 0 Sungai Brantas (Arboretum) sampai Kampus Universitas Muhammadiyah Malang.
Kemudian terbagi menjadi 6 etape Susur dengan 6 Tim Susur Sungai Utama. Dilaksanakan juga penyusuran 2 anak sungai yang ada di wilayah Kota Batu dengan melibatkan berbagai pihak, antara lain Pemkot Batu, Pemkab Malang, Perum Jasa Tirta I, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Poltekad, Media, Akademisi, Komunitas, dan Masyarakat. Dengan rangkaian kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, 22 – 24 Agustus 2022. (eri)