.
Saturday, December 14, 2024

Petik Tirto hingga Larung Sesaji Sungai Brantas

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Warga Kota Malang punya cara menarik melestarikan lingkungan. Khususnya Sungai Brantas. Sungai yang melintasi hampir seluruh wilayah Kota Malang ini dibikin istimewa selama 21- 27 Juli 2023. Itu dengan digelarnya Festival Kali Brantas 2023.

Mulai dibuatkan tumpeng, dilakukan tasyakuran hingga dirayakan dengan tari-tarian tradisional dan kegiatan budaya lainnya. Seluruhnya dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan  atas berkah air melimpah kepada warga. Khususnya warga di tujuh kampung tematik Kota Malang.

Rangkaian Festival Kali Brantas salah satunya Minggu (23/7) kemarin di Kampung Grabah Kelurahan Penanggungan. Sekitar pukul 14.00 WIB siang berangsung “Larung Sesaji” oleh warga.

Anak-anak muda, hingga dewasa berjejer. Mereka mengenakan baju tradisional seperti sewek dan kemben berjejer membawa sebuah bejana dari gerabah berisi air. Di dalam air yang dibawa ini juga berisi ikan.  Mereka melarung  ikan ke aliran Sungai Brantas di kawasan tersebut.

Jumlahnya kurang lebih ada 500 ikan yang dilarung langsung ke sungai. Harapannya ikan-ikan ini kembali ke habitatnya,  hidup bebas di sungai.

Selain melarung ikan, Festival Kali Brantas di Kelurahan Penanggungan juga membawa tumpeng. Itu disimbolkan sebagai “sesaji” atau persembahan bumi. Tumpeng diarak menuju Sungai Brantas. Sebagai wujud syukur warga atas berkah rejeki selama ini.

Diiringi alunan Musik Angklung yang dimainkan. Anak-anak kecil juga bermain Dolanan Arek Grabag, dan juga menggambar grabah yang dibawa dengan pemandangan Sungai Brantas.

Kegiatan di Kelurahan Penanggungan ini merupakan rangkaian ketiga yang dilakukan dalam Festival Kali Brantas 2023. Sebelumnya pada Jumat (21/7) lalu, festival ini dibuka dengan ritual Petik Tirto Amerto di Titik Nol Sumber Brantas di Kota Batu. Kemudian pagi kemarin diadakan Kenduren Kali Brantas di Kampung Keramik Dinoyo.

“Ini rangkaian ketiga di Kampung Grabah Penanggungan. Kami lakukan larung sesaji, ada arak-arakan tumpeng tadi, musik angklung dan keroncong, sampai lomba mewarnai keramik,” jelas Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Tematik Kota Malang Isa Wahyudi, kemarin.

Ia menjelaskan festival ini dilakukan hingga 27 Juli mendatang dengan lokasi kampung yang berbeda-beda. Dengan semangat yang sama yaitu mengkampanyekan kebersihan sungai, khususnya Sungai Brantas yang mengalir di Kota Malang.

Setelah di Kelurahan Penanggungan, kegiatan beralih ke Kampung Putih Klojen, Senin (24/7) hari ini. Yakni melakukan beberapa kegiatan kampanye anti sampah. Akan diadakan event seperti Fashion Show Daur Ulang Sampah, perform tarian Kampung Putih hingga Bazar UMKM. Ditutup dengan bersih-bersih Kali Brantas.

Pada  26 Juli akan dilakukan Nyanyian Brantas Kaliku Arema di Kampung Biru Arema, lalu puncaknya 27 Juli. Kegiatan akan dilakukan bergilir di tiga kampung tematik Kota Malang.

“Puncaknya nanti ada Gugur Gunung Metri itu di Kampung Tridi Kesatrian. Lalu malamnya di Kampung Lampion Jodipan dilakukan Lampion Nyuluh Kali Brantas. Dan di Kampung Warna-Warni Jodipan siangnya juga ada Nyadran Kali Brantas,” jelas  Isa, yang akrab disapa Ki Demang.

Ia menyampaikan Festival Kali Brantas diadakan sebagai bentuk rasa syukur akan keberadaan Sungai Brantas. Sungai Brantas menjadi salah satu sumber kehidupan dan peradaban warga Malang sejak dari dulu.

Kondisinya yang kerap kotor dan tidak terawat menjadi salah satu alasan utama tema kampanye bersih sungai yang diangkat Festival Kali Brantas setiap tahunnya.

“Kami di kampung-kampung tematik merasa harus turut peduli sekaligus menunjukan juga potensi dan tradisi budaya kita selama ini. Menjadi sebuah seni pertunjukan. Ini juga bisa jadi daya tarik wisata kampung tematik Kota Malang,” tegas Isa.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi menyampaikan Festival Kali Brantas menjadi salah satu kalender event wisata Kota Malang yang tidak boleh ditinggalkan.

Festival ini diakuinya memiliki daya tarik wisata yang menggunggah nilai budaya dan tradisi Kota Malang. Ia berharap warga kampung tematik terus melestarikan budaya “bersih sungai” tersebut.

“Tentu kami sangat mendukung. Ini merupakan potensi dan kekayaan budaya tradisi kita. Sekaligus mengajak generasi saat ini untuk peduli sungainya. Karena Sungai Brantas ini mengelilingi hampir seluruh kawasan Kota Malang. Harus dijaga,” pungkasnya. (ica/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img