MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menjelang Kongres PGRI ke-23 di Jakarta awal Maret mendatang, PGRI Provinsi Jawa Timur kian menguatkan solidaritas dan soliditas seluruh jajaran pengurus PGRI. Dengan menghimpun dan menyatukan pikiran-pikiran yang ada di daerah di Jawa Timur untuk dibawa dalam kongres tersebut.
Ketua PGRI Provinsi Jawa Timur Joko Adi Waluyo DBA menyebut, sejumlah poin akan dibawa dalam rangka peningkatan profesionalisme guru saat kongres teesebut. Yakni penguatan keahlian guru, penguatan responsibilitas atau tanggung jawab guru, serta membangun kesejawatan.
“Itu yang dibangun untuk menuju ke guru yang profesional. Khususnya dikaitkan dengan digital, sehingga digitalisasi juga harus menjadi suatu nafas di dalam pembelajaran yang akan datang,” terang Joko dalam Sarasehan pengurus PGRI dan perwakilan YPLP (Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan) di Hotel Savana Minggu (28/1) kemarin.
Pikiran pikiran ini, lanjut Joko diharapkan bisa direspon positif juga oleh pemerintah. Sebab, ditegaskan dia, guru merupakan backbone atau tulang punggung pemerintah dalam menyampaikan pokok pikiran yang sehat kepada masyarakat, terutama di dalam bangsa yang multi varian ini. Maka dibutuhkan soliditas atau bersatunya pikiran dari guru yang diwakili oleh perwakilan YPLP dan jajaran pengurus PGRI.
Selain profesionalisme guru, Joko tidak memungkiri masalah kesejahteraan guru juga menjadi salah satu perhatian tersendiri. Beberapa daerah diakui Joko sudah memberi respon positif terhadap kesejahteraan guru dengan memberikan honor bagi guru, dosen dan sebagainya.
“Ini memang mulai dilakukan, tapi yang lainnya juga ada banyak yang belum. Oleh karenanya kami memang berharap, kami cenderung memohon terkait hal ini. Kami tidak ingin memakai jalan demonstrasi, tapi mengedepankan sebuah konsultasi konsultasi yang masif,” tegas lulusan Jose Rizal University Philipine ini.
Meski demikian, Joko juga menggarisbawahi, profesionalisme guru adalah yang utama. Disamping itu, sebagai organisasi independen maka independensi juga harus dijunjung tinggi. Jangan sampai organisasi PGRI dijadikan kendaraan politik dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kesempatan sarasehan selama dua hari kemarin diurai juga permasalahan-permasalahan yang ada di kabupaten kota di Jawa Timur.
Joko pun berharap melalui sarasehan ini semua pokok pikiran bisa terakomodasi dalam kongres awal Maret nanti. Disamping itu, ia juga berharap agenda pergantian Ketua Umum PGRI di tingkat nasional.
“Maka kami juga berharap kongres nanti terbentuk ketua umum yang mampu mengakses dan mengakomodasi seluruh aspirasi di Jatim. Kemudian juga menjadi pemimpin yang betul betul memberikan contoh bagi kita semua,” harapnya. (ian/aim)