MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Libur panjang tahun baru 2024 menjadikan Kota Batu pilihan wisatawan untuk berlibur. Hal itu nampak dari volume kendaraan yang keluar dari Kota Batu pada hari terakhir libur tahun baru Senin (1/1) kemarin.
Contohnya saja dari Posko Pengamanan Pendem rata-rata per jam untuk data kendaraan R2 keluar Kota Batu sebanyak 1.380 kendaraan. Sedangkan kendaraan R4 yang keluar mencapai 1.200 kendaraan.
“Pergerakan volume kendaraan keluar dari Kota Batu mulai meningkat mulai siang (kemarin.red). Kendaraan yang keluar dari arah Kota Batu didominasi dari luar Kota Malang,” ujar Kepala Posko Pengamanan Pendem AKP Anton Hendry Subagijo kepada Malang Posco Media kemarin.
Anton melaporkan hasil pantauan di simpang tiga Pendem untuk kendaraan dari Kota Batu menuju Karangploso atau Kota Malang sejak siang terjadi antrean sepanjang 300 meter. Artinya banyak wisatawan mulai meninggalkan Kota Wisata Batu.
“Kami juga sampaikan untuk peningkatan volume kendaraan yang masuk maupun keluar pada libur tahun baru kali ini tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan saat libur natal 2023 kemarin. Sehingga tidak arus lalin seperti di simpang tiga Pendem padat lancar atau tidak sampai berhenti,” bebernya.
Sementara untuk kunjungan wisatawan selama libur tahun baru, Pemkot Batu masih tengah melakukan pendataan. Hal itu disampaikan oleh Kepala Diskominfo Kota Batu, Onny Ardianto.
“Kami belum bisa prediksi jumlah kunjungan wisatawan selama libur tahun baru. Kemungkinan besar hampir sama dengan libur Natal kemarin dengan perkiraan sekitar 300 ribu wisatawan. Mungkin malah bisa lebih,” ungkapnya.
Perkiraan tersebut dibarengi dengan tingkat okupansi hotel atau keterisian kamar hotel-hotel dan tamu yang berkunjung di Kota Batu selama libur tahun baru. Disampaikan Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi mencatat untuk reservasi kamar hotel selama libur Natal mencapai 90 persen.
“Libur tahun baru ini untuk rerata okupansinya bisa mencapai 90 persen lebih seperti Natal kemarin. Tingginya okupansi ini karena libur pergantian tahun bertepatan dengan long weekend,” kata Sujud.
Dirut Selecta menambahkan bawa peningkatan okupansi ini sangat melegakan karena menjadi penanda perekonomian masyarakat mulai kembali pulih. Jika dibanding dengan tingkat okupansi pada 2022 lalu, pada 2023 ini okupansinya lebih tinggi.
“Sangat melegakan, okupansi ada peningkatan 10-20 persen jika dibanding tahun lalu. Namun tingkat okupansi masih jauh sebelum adanya pandemi karena ditunjang dengan berbagai kegiatan. Sedangkan sekarang banyak kegiatan berkurang. Ini banyak kemungkinan, bisa saja karena menjelang Pemilu sehingga banyak kegiatan di-pending. Tentunya ini juga menjadi kekhawatiran kami menghadapi tahun 2024 nanti,” pungkasnya. (eri)