.
Friday, November 8, 2024

Pilkada Elus Tokoh Nasional

Berita Lainnya

Berita Terbaru

PKS Munculkan dr Gamal Juga Sinyal Usung Sutiaji hingga Abah Anton

PDIP dan Golkar Masih Survei Figur

MENYAPA: Gerindra Kota Malang menyapa warga melalui banner yang dipasang di berbagai sudut kawasan. Ini termasuk salah satu cara cek peta politik. 

MALANG POSCO MEDIA-Partai besar di Kota Malang mulai siapkan strategi memenangkan Pilkada. Selain survei, terdapat tokoh nasional yang sudah dielus sejak sekarang.

- Advertisement -

PKS contohnya mulai memunculkan nama-nama potensial dari internal partai. Sekretaris Umum (Sekum) DPD PKS Kota Malang Trio Agus Purwono menjelaskan meski belum resmi diumumkan, secara internal sudah ada nama-nama yang muncul.

Di antaranya Ketua DPP PKS Bidang Kepemudaan dr Gamal Albinsaid. Gamal diusulkan karena sejumlah pertimbangan. Salah satunya berasal dari Malang. Ia merupakan juri bicara pasangan calon persiden-calon wapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 lalu.

Selain itu anggota DPRD Provinsi Jatim dari PKS yang juga berasal dari Malang Raya Dwi Hari Cahyono. “Lalu dari internal lagi tentunya Pak Ketua DPD, Pak Joko (Ketua DPD PKS Kota Malang Ernanto Djoko Purnomo), lalu yang saat ini menjabat di DPRD seperti Pak Asmualik dan lainnya juga bisa masuk bursa,” kata Trio.

Meski begitu nama lain dari luar partai seperti Wali Kota Malang Drs H Sutiaji dan Wawali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko juga diprediksi akan masuk bursa internal PKS. Juga dikatakannya tak menutup kemungkinan nama-nama seperti istri Wali Kota Malang Sutiaji, Widayati Sutiaji, H Moch Anton atau Abah Anton hingga Wasto bisa masuk bursa.

Trio menambahkan pembahasan secara resmi mengenai nama-nama yang akan didukung dalam Pilkada Kota Malang akan disurvei secara internal. Juga melakukan polling.

“Nah proses ini memang belum. Tapi rencananya akan mulai dilakukan setelah Lebaran tahun ini,” kata Trio.

Untuk diketahui, PKS Kota Malang saat ini merupakan partai terbesar ketiga di Kota Malang sesuai hasil Pemilu 2019. Namun demikian, penentuan syarat calon wali kota yang diusung ditentukan hasil Pemilu Legislatif 2024 yang digelar pada 14 Februari.

Sedangkan PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu di tahun 2019 memiliki mekanisme tersendiri. Figur yang diusung di antaranya berdasarkan hasil survei.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang I Made Riandiana Kartika mengatakan survei dilakukan secara reguler oleh DPP maupun DPD PDI Perjuangan Jatim. Survei figur merupakan salah satu metode ilmiah yang digunakan.

“Kami memiliki mekanisme internal yang dilakukan sesuai aturan di internal partai. Biasanya diawali survei,” jelas Made.

Ketua DPRD Kota Malang ini mengatakan pihaknya sekarang sedang fokus memenangkan Pemilu Legislatif 2024. “Kami terus konsolidasi, terutama jelang Pemilu Legislatif 2024. Tahapan di kami sudah jelas,” katanya.

Sementara itu di Partai Gerindra sebagai partai terbesar ke empat di Kota Malang

belum menyiapkan calon atau kandidit yang akan diusung. “Kami menyerahkan ke pimpinan partai,” ujar Sekretaris DPC Gerindra Kota Malang, Rimzah.

Menurut Rimzah setiap kandidat yang akan dimunculkan, Partai Gerindra selalu mengikuti arahan dan perintah. Bila sudah menginisialkan atau bahkan menunjuk seseorang, maka semuanya akan mengikuti.

“Kalau untuk pusat (calon presiden) memang sudah ada, kita mengusung Pak Prabowo. Kalau untuk kota, belum ada suara-suara apapun. Di Gerindra, kalau sudah ada utusan atau menunjuk non kader, kami pasti akan tampilkan ke publik,” tegasnya.

Sedangkan PKB Kota Malang sebagai partai pemenang kedua pemilu di Kota Malang belum diketahui sikapnya. Hingga berita ini diturunkan, Ketua DPC PKB Kota Malang H Fatchullah belum memberikan tanggapan.

Sementara itu, sama halnya dengan Wali Kota Malang Sutiaji, Wakil Wali Kota Malang Ir H Sofyan Edi Jarwoko masih enggan membicarakan potensi dan rencana maju dalam Pilkada 2024. Seperti diberitakan sebelumnya, Wali Kota Sutiaji mengganggap Pilkada masih lama, ia memilih fokus dulu pada tugasnya. 

Sofyan Edi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang mengungkapkan masih ada agenda parpol yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum fokus pada Pilkada.

“Kita masih persiapan pileg (pemilihan legislatif) dan pilpres (pemilihan presiden) dulu. Karena itu kan lebih awal,” kata politisi senior ini.

Di sisi lain, Widayati Sutiaji menanggapi santai kabar yang menyebutkan dirinya  pensiun dini karena akan terjun ke dunia politik dan mengikuti Pilkada Kota Malang. Untuk diketahui, Widayati resmi pensiun dini sebagai ASN pada Januari 2022. Jabatan terakhirnya di Pemkot Malang Kepala Bidang (kabid) Kepemudaan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata.

Widayati mengatakan pensiun karena ingin fokus pada keluarga. Namun  ia juga tidak memungkiri ada orang yang datang menemuinya perihal politik. “Apakah benar-benar sudah ramai? Insya Allah kami sudah ada yang mendatangi memang. Artinya isu itu memang ada. Mungkin dikaitkan karena saya pensiun dini juga. Sampai detik ini, Insya Allah tidak ada niatan untuk running, sampai detik ini ya,” ujar Widayati saat dihubungi Malang Posco Media, Kamis (7/4) kemarin.

Dengan fokus kepada keluarga, lanjut Widayati, ia bisa mendukung berbagai kebutuhan suaminya Sutiaji yang bertugas sebagai Wali Kota Malang. Ketika ada hal-hal kecil yang mungkin terlewatkan oleh suaminya, maka ia bisa mendukung dan mengingatkannya.

Selain itu  karena ia menjadi Ketua TP PKK Kota Malang, justru merasa berkewajiban memaksimalkan potensi yang ada. “PKK ternyata ketika kita gali potensinya itu banyak yang harus kita kerjakan. Maka saya matur bapak, PKK sebaiknya bagaimana, ternyata bapak bilang kalau mau pensiun ya tidak apa-apa,” jelas Widayati.  “Risikonya, tunjangan semua hilang. Tapi InsyaAllah, Allah akan memberikan kebaikan yang berlipat. Itu pun melalui istikhoroh. Anak-anak setuju, bapak setuju akhirnya saya pensiun dini,” sambungnya tentang pensiun dini sebagai ASN. 

Rencana pensiun dini itu pun dikatakan Widayati sudah direncanakan sejak lama. Maka sebetulnya kurang tepat mengaitkan pensiun dininya dengan situasi politik.

“Saya sebetulnya merencanakan pensiun itu sudah semenjak bapak dilantik. Tetapi banyak yang menyarankan tidak pensiun karena tahu perjuangan saya untuk ke ASN melalui sukwan itu 10 tahun,” kata dia.

“Berjalannya waktu ternyata, apa sih hidup yang kita cari, yang penting bisa membahagiakan bapak dan keluarga dengan adanya waktu untuk keluarga,” sambung Widayati.

Ia sendiri tidak mengetahui sejak kapan dirinya dirumorkan terjun ke dunia politik. Dia juga tidak mempermasalahkannya.

“Memang itu menjadi rumor, ada beberapa wartawan tanya ke saya, yang menghembuskan itu saya tidak tahu. Hembusan ini sudah lama, jauh-jauh hari sebelum pensiun itu sudah ada,” pungkasnya. (ica/ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img