.
Saturday, December 14, 2024

Pimpinan Baznas Dilantik, Maksimalkan Potensi Unit Pengelola Zakat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Lima pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang periode tahun 2023-2028 resmi dilantik oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji, Rabu (6/9) siang kemarin di Hotel Savana. Mereka adalah Prof. Kasuwi Syaiban, Sutomo, Muhammad Wakhid, Edy Hayatullah dan Sulaiman.

Menurut Sutiaji, potensi zakat di Kota Malang begitu luar biasanya. Meski demikian masih ada PR yang harus dilakukan oleh Baznas agar potensi itu bisa dimaksimalkan. Yakni harus menggandeng dan mensinkronkan program bersama lembaga zakat lain agar tidak tumpang tindih. “Sehingga, kita tahu kekuatan. Llalu kedua, distribusi kita tidak tumpang tindih. Sehingga harapannya kan semakin terpadu kedepannya,” tegas Sutiaji.

Tidak hanya itu, potensi dari ASN juga luar biasa. Ia mencontohkan seperti di Surabaya, dari ASN saja bisa mendapatkan sekitar Rp 40 Miliar per tahun. Sementara di Kota Malang tidak sampai Rp 10 Miliar yang diambil dari Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN.

Sementara itu, Ketua Baznas Kota Malang periode tahun 2023-2028, Kasuwi Syaiban menyampaikan pihaknya akan memaksimalkan potensi yang belum optimal seperti Unit Pengelola Zakat (UPZ). Menurut Kasuwi, tujuan utamanya adalah dalam rangka mengentaskan kemiskinan yang ada di Kota Malang. Pihaknya pun telah membuat rancangan rencana strategis selama 1 tahun dan 5 tahun dengan berbagai program prioritas.

“Program prioritas, kami akan membentuk UPZ terutama di masjid-masjid yang selama ini belum optimal. Di Kota Malang ini ada sekitar 1.000 masjid, kemudian masih sekitar 90 masjid yang sudah mempunyai UPZ, jadi sekitar 900-an yang belum punya UPZ. Ini yang akan kami support pemungutan zakat sekaligus nanti akan kami salurkan kepada fakir miskin,” ungkap Kasuwi.

Menurut Kasuwi, apabila setidaknya nanti ada tambahan sekitar 200 masjid saja yang memiliki UPZ, dan satu masjid ditargetkan sekitar Rp 30 juta, artinya akan mendapat tambahan sekitar Rp 6 Miliar dalam satu tahun. “Untuk target, kami belum bisa memastikan berapa Miliar targetnya. Tapi dugaan saya dengan perhitungan satu masjid tadi, saya kira bisa menjadi Rp 20 Miliar per tahun untuk didistribusikan kepada yang membutuhkan,” yakin Kasuwi.

Tidak hanya itu, ia pun bakal memperkuat data-data yang dimiliki, baik mustahiq, muzakki dan potensi-potensinya. Hal ini tentu tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, perlu edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Sehingga distribusinya nanti bisa berjalan lebih maksimal.

Prof KH Ali Maschan Moesa Wakil Ketua Baznas Jatim yang turut hadir pada kesempatan itu berharap Baznas Kota Malang bisa memaksimalkan potensinya. Ia memahami masalah tersebut. Di tingkat provinsi saja, dari potensi sekitar Rp 200 Miliar hanya mendapat nilai riil sekitar Rp 40 Miliar saja.”Tapi itu sudah lumayan. Kita provinsi sudah bedah rumah saja 1.000 rumah, ada 500 anak kita sekolahkan sampai 8 semester, berapapun biayanya kita bayar. Di Kota Malang memang dinamis. Yang perlu ditingkatkan adalah branding. Saya lihat branding Baznas Kota Malang belum kuat di masyarakat. Maka harus kerjasama dengan media. Kami di provinsi pasti masuk berita semua sehingga orang percaya ada pemberian santunan, ke anak yatim dan lain lain,” tutupnya. (ian/nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img