.
Wednesday, December 11, 2024

Laporan Investigasi TGIPF Segera Diserahkan Presiden

Pintu Kanjuruhan Seperti Penjara

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah menuntaskan tugasnya di Malang dan kini sudah kembali ke Jakarta. Fakta-fakta, temuan dan bukti kini diolah di ibukota. TGIPF akan merampungkan laporan hasil investigasi dan menargetkan menyerahkan ke Presiden Jokowi Jumat (14/10) pekan ini.

“Besok mulai hari Rabu tim akan segera melakukan analisis, sekaligus menyusun kesimpulan dan rekomendasi sehingga diharapkan laporan ini bisa saya serahkan kepada bapak presiden pada hari Jumat pekan ini,” kata Ketua TGIPF Kanjuruhan Mahfud Md dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (11/10) kemarin.

Awalnya, TGIPF meminta waktu satu bulan untuk menuntaskan tugas mereka. Akan tetapi, Presiden Joko Widodo berharap dua pekan sudah selesai. “Jadi kalau dulu kami minta satu bulan. Presiden menyatakan kalau bisa dua minggu, kami insyaallah lebih cepat lagi 10 hari saja, artinya hari Jumat ini sudah bisa diserahkan,” tambahnya.

Menurut Anggota TGIPF Rhenald Kasali bila tim sudah mengumpulkan fakta-fakta dan membawa bukti-bukti. Salah satunya bukti penting seperti CCTV. Lalu, telah mendapatkan pula SOP atau ketentuan yang berlaku.  “Disimpulkan, banyak hal sudah ada tidak dijalankan. Banyak membenarkan hal-hal yang dijalankan tapi tidak tepat,” katanya.

Lantas dia mencontohkan seperti ketentuan atau SOP dari Panpel, lalu ada pula ketentuan FIFA yang melarang penggunaan gas air mata dan hal tersebut juga sudah disampaikan. “Entah mengapa tetap terjadi menurut mereka (Panpel),” tuturnya.

Kemudian, menurut Rhenald, TGIPF memberikan catatan mengenai kondisi stadion yang terkesan kuno. Ia menyebut stadion layak digunakan di tahun 1970an atau 1980an, ketika masyarakat Indonesia belum sebanyak ini.

“Banyak stadion dalam suasana 1970an, 1980an. Pada masa itu jumlah penduduk Indonesia kan belum sebanyak ini. Kebutuhan masyarakat belum seperti sekarang. Stadion bangkunya masih panjang, ada tempat (tribun berdiri), pintu seperti penjara, pintu masih sliding (didorong),” jelasnya.

Dia menyebutkan mengenai pintu yang dianggap masih seperti penjara sebab di Stadion Kanjuruhan pintu menuju tribun berukuran kecil. Di bawah pintu berukuran besar yang didorong, ada pintu kecil berukuran sekitar tinggi dua meter dan lebar sekitar 1,5 meter. “Sehingga kalau ada apa-apa pintu masih didorong. Pintu panjang (besar) dibuka hanya beberapa. Pintunya sangat sempit,” tambah dia.

Sementara itu, saat di Jakarta TGIPF juga sudah bertemu perwakilan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Dari video rekaman yang diunggah, TGIPF salah satunya bertemu penjaga gawang Persija Jakarta, Andritany Adhiyaksa. “Mereka mengatakan, selama ini diamankan dengan barracuda. Padahal itu tidak tepat. Yang benar, memberikan rasa aman dan membangun budaya sportivitas,” tegasnya.

Selain itu, ditambahkan Rhenald Kasali bila TGIPF tak hanya fokus pada Tragedi Kanjuruhan saja dalam meberikan laporan. Pihaknya siap memberikan rekomendasi secara nasional. “Kami mau mengubah, memperbaiki peradaban budaya sepak bola di Indonesia,” tandas dia. (ley/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img