MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Selasa (17/6) hari ini, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang akan menggelar apresiasi prestasi untuk siswa-siswi kelas 6. Dua agenda yang digelar terpadu di Hotel Harris, yakni Haflah Tahfidzil Quran dan Pisah Kenang Kelas VI Tahun Ajaran 2024/2025. Dihadiri Pejabat Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Komite Madrasah dan orang tua lulusan.
Hari ini, anak-anak hebat itu akan dikukuhkan. Sebanyak 254 siswa. Tema yang diangkat ‘Menggapai Prestasi dengan Karakter Qurani.’ Prestasi menunjukkan pencapaian hebat di bidang akademik dan nok akademik. Lalu karakter Qurani bermakna karakter siswa MIN 1 Kota Malang yang ditumbuhkan dengan nilai-nilai Alquran.
Hal itu disampaikan Kepala MIN 1 Kota Malang Hj. Siti Aisah, S.Ag., M.Pd kepada Malang Posco Media, Minggu (15/6) lalu. “Inilah yang menjadi karakteristik lulusan kami. Prestasinya unggul dan akhlaknya berkarakter qurani,” ucapnya.
Meskipun kegiatan Haflah dan Pisah Kenang digabung jadi satu tidak mengurangi esensi dari keduanya. Dua kegiatan ini merupakan sebuah momentum untuk memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mencapai hasil akhir dari belajarnya.
“Tujuan kami hanya ingin kegiatan yang efektif dan efisien namun tetap khidmat penuh makna. Ini merupakan kesempatan kami memberikan penghargaan kepada anak-anak yang salama enam tahun berjuang menuntut ilmu di MIN 1 Kota Malang,” ujar Aisah.
Dia mengungkapkan, kelas 6 tahun ini lulus dengan hafalan quran yang beragam. Minimal satu juz. Namun ada yang tujuh sampai 25 juz. “InsyaAllah tahun depan jumlah peserta imtihan jauh lebih banyak dan akan kita gelar terpisah dengan pisah kenang,” terangnya.
Terkait profil lulusan MIN 1 Kota Malang, Aisah menerangkan, anak didiknya telah melalui tahapan proses yang panjang selama enam tahun. Sehingga mereka tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh. Unggul dalam prestasi, memukau dalam karakter.
Madrasah di Jalan Bandung ini memiliki program Buku Pantau. Namanya PAKUBUMI. Singkatan dari Pengembangan Akhlakul Karimah Ubudiyah dan Budaya Islami. Dengan buku ini setiap personal siswa dipantau dari datang sampai pulang madrasah.
Pembiasaan baik benar-benar menjadi perhatian guru di madrasah. Mengaji, salat berjamaah, zikir, doa dan lain-lain semuanya dipantau. Pendampingan dilanjutkan oleh orang tua di rumah. Buku pantau juga berlaku di rumah.

“Sehingga kolaborasi guru dan orang tua ini menjadi kunci utama suksesnya membentuk karakter anak. Nilai-nilai hablumminallah dan hablumminannas anak-anak kami terjaga,” terang Aisah.
Menurutnya, butuh proses yang panjang untuk membentuk karakter siswa. Butuh pembiasaan yang terus menerus dan istiqamah. Keberadaan PAKUBUMI menjadi media untuk memudahkan kontrol guru dan orang tua. “Muatan yang ada di dalam buku ini realisasi dari Alquran,” imbuhnya.
Aisah berharap para lulusan dapat mempertahankan karakter dan akhlak yang baik setelah tidak lagi di MIN 1 Kota Malang. “Menurut kami, mencapai prestasi itu sulit. Tapi membentuk karakter lebih sulit. Butuh sikap yang istiqamah,” kata Aisah.
Tahun ini ada 30 siswa yang sudah mencapai hafalan 2 juz, tujuh siswa sebanyak 3 juz, tujuh siswa sebanyak 4 juz, dua siswa sebanyak 5 juz, satu siswa 6 juz, tiga siswa 7 juz, satu siswa 8 juz dan satu siswa 25 juz. Dan sebanyak 202 siswa yang telah hafal juz 30.
Untuk program tahfidz, MIN 1 Kota Malang membuat terobosan berupa kelas khusus tahfidz. Kelas ini sudah berlangsung selama satu tahun. Tujuannya untuk meningkatkan mutu lulusan serta mengakomodir keinginan orang tua.
“Karena untuk masuk MTs juga ada jalur tahfidz. Nah ini yang kita bidik. Maka kami fasilitasi dengan program ini. Supaya lulus dari MIN 1 Kota Malang anak-anak mempunyai kesempatan untuk bisa masuk jalur tahfidz,” imbuhnya.
Ke depan Aisah menargetkan satu tahun siswa bisa hafal dua juz. Sehingga dalam enam tahun bisa 10 juz. Di kelas ini akan diterapkan empat jam pelajaran (JP). Sehingga totalnya ada 20 JP.
Dan minat siswa pada kelas khusus tahfidz ini sangat besar. Di tahun pertama saja ada 100 lebih siswa yang berminat. Sehingga diterapkan seleksi. Karena yang dibuka hanya satu kelas saja. “Sekali lagi kelas ini untuk wadah anak-anak yang memiliki tekad besar menjadi hafidz hafidzah. Dan juga memfasilitasi keinginan orang tuanya,” tambahnya.
Oleh karena itu, kata Aisah, ini menjadi program bersama. Guru dan orang tua harus sinergi dan berkolaborasi. Bimbingan pada anak tidak hanya di madrasah, tapi juga di rumah. Supaya target hafalan siswa tercapai.
Sementara itu, Aisah juga menyampaikan perasaan bangganya akan pencapaian lulusan tahun ini. Di Uji Kompetensi Daerah (UKD) nilai mereka cemerlang. Jauh meningkat dari tahun sebelumnya. Nilai tertinggi UKD hasil akumulasi literasi 97,5. Sedangkan tertinggi numerasi 96,7. Sehingga rata-rata 97,1.
“Alhamdulillah keikutsertaan kita di UKD tahun kedua ini sangat membanggakan. Hasilnya jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Itu artinya daya literasi dan numerasi anak-anak kami sangat kuat,” ungkap Aisah.
Dia pun mengimbau kepada para lulusan tahun ini agar mereka benar-benar menjadi pribadi yang menyejukkan. Memuliakan orang tua dan santun pada sesama. Nilai-nilai kepedulian yang selama ini diajarkan oleh guru harus dipertahankan. Memiliki kerendahan hati dengan prestasi yang gemilang di masa yang akan datang.(imm/sir/lim)