.
Monday, December 16, 2024

Pj Wali Kota Malang Gercep Kendalikan Harga

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat gerak cepat (gercep) menyiapkan langkah strategis kendaliklan harga kebutuhan pokok. Ia turun langsung ke pasar agar mengetahui kondisi nyata di masyarakat demi menghasilkan kebijakan tepat sasaran.

Salah satu yang dilakukan yakni bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang melakukan peninjauan harga bahan pokok di sejumlah pasar, Selasa (19/3) kemarin.  Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok serta memantau kondisi pasar, terutama menghadapi Hari Raya Idul Fitri.

Kunjungan diawali dengan memantau harga bahan pokok yang ada di Pasar Besar Malang (PBM) serta Warung Tekan Inflasi (WTI) yang juga ada di dalamnya.

Selain di PBM, rombongan juga memantau harga bahan pokok di pasar rakyat lainnya. Yakni di Pasar Dinoyo. Berdasarkan pantauannya itu, rata-rata bahan pokok sudah stabil harganya, kecuali daging ayam dan telur ayam.

“Itu ada kenaikan drastis khususnya di (daging) ayam ras. Satu kilogram tadi itu Rp 39 ribu, padahal dua hari yang lalu sudah sempat Rp 30 ribu. Kemudian kalau telur itu ada yang Rp 30-31 ribu per kilogram. Kemudian gula, bawang putih, cabai, beras relatif stabil,” ungkap Wahyu.

Melihat adanya persoalan itu, Wahyu mengungkapkan pihaknya sudah menyusun rencana aksi. Tujuannya agar bisa menekan harga, khususnya daging dan telur ayam.

Menurut Wahyu kenaikan dua komoditi itu dikarenakan faktor pakan ternak yang naik. Maka, langkah yang dilakukan adalah mengintervensi pakan ternaknya.

“Nanti kami coba dengan Jagung SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Tadi kami sudah berkoordinasi dengan Kepala Bulog untuk bisa menekan pakan jagung. Selama ini memang ada keluhan terkait tingginya harga pakan. Sudah ada pola tapi belum ada estimasi anggarannya,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Wahyu juga akan mencarikan stok pasokan telur yang lebih terjangkau, bekerjasama dengan daerah lain atau Kerjasama Antar Daerah (KAD). Pihaknya sudah meminta kepada jajarannya di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang untuk membeli dan mendatangkannya, lalu dijual dengan harga yang jauh lebih terjangkau di Warung Tekan Inflasi (WTI)

“Di WTI itu kami melihat komoditi apa saja yang bisa diintervensi. Artinya komoditi apa saja yang bisa kami jual untuk mengimbangi harga di pasaran. Yang cenderung tinggi harganya, itu akan diitervensi,” tegas dia.

Selain cara KAD, Wahyu juga menyebut pihaknya kini terus melakukan upaya stabilisasi harga dengan adanya Gerakan Pangan Murah (GPM). Kegiatan GPM  sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu dan bertempat di tiap kelurahan di seluruh kecamatan yang ada di Kota Malang. Saat kunjungannya ke pasar-pasar rakyat kemarin, Wahyu pun juga menyempatkan untuk memantau pelaksanaan GPM. Yakni GPM yang digelar di Kelurahan Tlogomas.

“Di situ telur dijual seharga Rp 29 ribu per kilogram. Kemudian daging ayam segar itu seharga Rp 31 ribu per kilogram,  beras SPHP itu dijual Rp 51 ribu per lima kilogram. Begitu juga minyak goreng juga jauh lebih murah di GPM. GPM ini kan bukan hanya sekali, harapannya memang bisa menekan harga,” sebut Wahyu.

Secara umum, harga bahan pokok di pasaran relatif masih terkendali dan untuk ketersediaannya dipastikan aman hingga lebaran nanti. Ia optimis dengan adanya GPM yang digelar hingga sepanjang bulan Ramadan ini bisa menjaga keterjangkauan daya beli masyarakat serta menekan kenaikan harga. Begitu pula kehadiran WTI yang diupayakan terus dibuka hingga sepanjang Ramadan.

Selain meninjau harga bahan pokok, Wahyu bersama TPID juga mengunjungi Fuel Terminal Pertamina yang ada di Jalan Halmahera. Ia ingin melihat kesiapan dan ketersediaan BBM selama Ramadan, Hari Raya Iedul Fitri hingga pasca Hari Raya Idul Fitri. Melihat kondisi di Fuel Terminal Pertamina, Wahyu bersyukur pasokan BBM dipastikan aman hingga pasca lebaran nanti.

Hanya perlu menjaga terkait dengan distribusi solar atau BBM hingga LPG. Pihaknya pun akan terus berkoordinasi dengan Pertamina terkait distribusi dan ketersediaan BBM ini apalagi diprediksi tahun ini ada peningkatan jumlah volume kendaraan.

“Karena tentunya dengan waktu liburan yang cukup panjang. Yang datang ke Kota Malang ini tidak hanya mudik tetapi juga untuk liburan atau berwisata. Kami minta ada koordinasi yang baik antara Dishub, Polresta, dengan Pertamina ini agar kita bisa menghindari kelangkaan terkait kebutuhan BBM. Tapi Alhamdulillah tadi disampaikan BBM cukup baik ketersediaannya,” tuturnya.

Sales Branch Manager Fuel Pertamina Area Malang Choerul Anwar menambahkan, pihaknya sudah memberikan tambahan penyaluran sejak awal bulan Ramadan ini. Yakni sekitar 123 metrik ton atau naik sekitar empat persen dari rata-rata penyaluran bulanan. Pada April nanti, pihaknya juga akan menambah sebanyak delapan  persen dari rata-rata penyaluran biasanya. Rata-rata penyaluran di Fuel Pertamina Malang sendiri berkisar 1.900 KL per hari.

“Prediksi konsumsi BBM di Malang Raya selama lebaran ini sekitar sembilan persen. Namun untuk puncak-puncaknya seperti saat H-2 lebaran, itu bisa mencapai 17 persen. Itu yang paling tinggi pasti di pertalite. Kalau solar cenderung mengalami penurunan di menjelang Idul Fitri,” terang dia.

Untuk antisipasi tersendatnya distribusi BBM, Choerul menyampaikan pihaknya sudah memiliki cadangan Regular Alternative Emergency (RAE) yang memiliki beberapa supply point. Jadi apabila ada kendala, nantinya akan di-backup dari Surabaya atau Madiun.

“Kalau misalnya Malang ada kendala hanya 33 persen, itu hanya (di-backup) dari Surabaya. Tapi kalau sampai 66 persen, dari Madiun akan membantu kami juga. Kalau sampai 100 persen maka dari beberapa depo lain akan mensupport kami. Artinya kami sudah memiliki beberapa alternatif antisipasi kondisi yang tidak diinginkan,” tutupnya. (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img