Tingkatkan Daya Saing Pelaku Usaha
MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat MM. terus melakukan upaya untuk meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kota Malang. Setelah menginisiasi Kemis Mbois, Pj wali Kota Malang akan segera melaunching Sahabat UMKM.
Jika Kemis Mbois, gagasan untuk meningkatkan kecintaan produk UMKM local agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Malang menggunakan produk UMKM setiap hari Kamis. Program Sahabat UMKM yang juga diinsiasi Pj Wali Kota Malang akan berupaya mendampingi pelaku UMKM, agar permasalahan-permasalahan yang terjadi dapat segera ada solusinya. Wahyu menyebutkan program ini akan berwujud kunjungan rutin berkeliling dilakukan dirinya dan juga perangkat daerah terkait.
“Nanti yang jelas keliling ke seluruh kecamatan. Sahabat UMKM ini juga nanti isinya ya saya, dan dinas seperti Diskopindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan) dan lainnya. Nanti kami keliling diskusi dan tanya masalah dan apa ada kendala. Dan langsung bisa ditindaklanjuti,” tegas Wahyu.
Sampai saat ini, dikatakan pria asli Kota Malang itu terdapat 21.270 pelaku UMKM yang sudah terkurasi, dan yang belum 60 ribu. Diharapkan dengan adanya Sahabat UMKM ini maka pelaku UMKM akan terus bergeliat dan naik kelas.
“Geliat UMKM inilah yang akan meningkatkan, menstabilkan dan menormalkan perekonomian. Karena pelaku UMKM ini nyaris tidak terdampak guncangan ekonomi, seperti kemarin saat ada pandemi Covid-19. Apabila pelaku UMKM sejahtera maka ekonomi kita akan baik,” terangnya.
Dari hasil berkunjung ke beberapa lokasi sentra UMKM, Wahyu mendapati adanya satu masalah yang muncul, Yakni akses permodalan. Banyak UMKM saat ingin memulai usahanya kesulitan untuk mendapatkan modal yang memadai. Padahal UMKM yang dijalani memiliki potensi untuk berkembang menjadi besar. Hanya saja modal tidak mencukupi sehingga mengalami stagnansi keadaan.
“Salah satunya yang muncul adalah soal modal. Ini nanti akan kami coba kerjasamakan dengan perbankan. Bisa dengan BPR kita (BPR Tugu Artha Sejahtera) atau dengan beberapa bank misal Bank Jatim bisa kami upayakan kerjasama. Misal ada program yang bantu permodalan UMKM secara khusus,” jelas Wahyu.
Selasa (18/6) kemarin, Wahyu mengunjungi tiga lokasi sentra UMKM. Yakni Omah Daster Eva, Fairuziba Bolen dan Kedai Orem-Orem. Ketiga sentra UMKM ini dikunjungi karena satu alasan. Wahyu menyebut ia kerap mendapat pertanyaan dari teman-temannya di luar kota tentang tiga UMKM itu. Sedangkan ia sendiri masih asing dengan tiga UMKM tersebut.
“Ya jadi ada orang-orang pusat (rekan di pemerintah pusat) tanya oleh-oleh terkenal di Malang. Mereka menyebut ketiga itu tapi saya tak tahu itu di mana. Nah ini kan agak gimana, karena saya yang orang Malang sendiri kok ndak tahu tapi orang luar tahu,” kata Wahyu.
Saat melakukan kunjungan ke tiga lokasi sentra UMKM ini, Wahyu mengetahui kebenarannya. Produk-produk dari UMKM ini memang lebih banyak dipesan atau terjual ke luar Kota Malang.
Wahyu menyebut hal ini yang mendorongnya untuk menemukan “hidden gem” UMKM lainnya di Kota Malang. Dan melakukan kunjungan untuk melihat langsung proses produksi, pengemasan, market target hingga masalah-masalah apa yang dihadapi UMKM-UMKM yang ada di Kota Malang selama ini.
“Dan kunjungan ini saya ingin mengetahui langsung kondisi mereka seperti apa. Ingin tahu produknya seperti apa, siapa saja yang membeli, pesanan dari mana saja. Itu penting karena dari situ kita tahu lebih banyak potensi-potensi UMKM kita,” jelasnya. (ica/aim)