MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Angka Stunting Kota Malang terus mengalami penurunan dengan banyaknya program untuk menekan angka stunting. Akhir 2023 lalu, angka stunting turun sebesar 0,7 persen dari tahun sebelumnya. Kini angka stunting Kota Malang berada di angka 17,3 persen. Di 2025, Pemkot Malang menargetkan angka stunting Kota Malang dibawah 16 persen.
Ini menjadi komitmen Pemkot Malang setahun ke depan di bawah kepemimpinan Pj Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM. dalam Rembuk Stunting Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Kota Malang Tahun 2024 di Ijen Suites Hotel and Coventions Malang, Rabu (15/5) kemarin.
“Ini komitmen bersama yang terus kami lakukan. Karena kami menyadari, Pemerintah Kota Malang tidak bisa bekerja sendirian. Maka dari itu kolaborasi lintas perangkat daerah, lintas lembaga dilakukan untuk intervensi penanganan stunting di Kota Malang,” tegas Wahyu.
Dijelaskan Wahyu, angka stunting Kota Malang yang kini berada di 17,3 persen memang sudah cukup baik. Karena angka ini berada jauh lebih baik dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia. Meski begitu masih perlu ditingkatkan upayanya untuk mengejar target penurunan angka stunting yang ditetapkan Pemkot Malang di Tahun 2025, yakni dibawah 16 persen.
“Memang angka stunting Kota Malang terus turun, tahun lalu kita turun 0,7 persen. Masih belum mencapai target. Target kami, angka stunting dibawah 16 persen. Ini yang terus kami evaluasi dan carikan solusinya,” paparnya.
Ditegaskan dia, strategi hulu ke hilir akan menjadi unggulan Kota Malang dalam penanganan kasus stunting di Kota Malang. Yakni dengan menyasar langsung sasaran dari kasus stunting, mengutamakan tindakan pencegahan.
Seperti menggiatkan program pemeriksaan kesehatan dan pendampingan calon pengantin minimal 3 bulan sebelum pernikahan. Memaksimalkan pendampingan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif dari bayi umur 0 sampai dengan 6 bulan. Hingga pendampingan keluarga berisiko stunting.
“Di rembuk stunting ini juga kami minta komitmen bersama seluruh perangkat daerah terkait, lembaga-lembaga non pemerintahan seperti rumah-rumah sakit, peran-peran tokoh masyarakat, tokoh agama hingga pengusaha atau perusahaan kami libatkan,” tegas Wahyu.
Dijelaskannya, pula sekam pentahelix dalam penurunan angka stunting Kota Malang akan melibatkan perusahaan atau pengusaha dengan program Bapak/Ibu Asuh. Pemkot Malang akan mendorong perusahaan yang memiliki karyawan dengan anak masuk dalam kategori stunting untuk didampingi.
Pemkot Malang akan masuk ke dalam dan melakukan pendataan, kemudian meminta komitmen perusahaan untuk terlibat mendampingi anak stunting atau berisiko stunting yang tercatat.
“Ya intinya semua stakeholder Kota Malang kami libatkan. Semakin banyak pihak yang dilibatkan akan semakin jauh sasaran penurunan stunting yang bisa kami capai. Termasuk peran media didalamnya untuk edukasi kepada masyarakat juga sangat penting,” pungkas Wahyu.
Ditambahkannya kasus stunting di Kota Malang diyakini akan terus menurun karena ia optimis, seluruh komponen masyarakat bisa digerakan untuk ikut terlibat. Pemkot Malang, melalui perangkat-perangkat daerah akan bersinergi dan membuka kolaborasi intervensi penanganan kasus stunting secara luas. (ica/aim)









