MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – 54 Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 6 Kota Batu mengikuti Lokakarya 7 sebagai puncak kegiatan dalam program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani Batu, Minggu (7/5) kemarin.
Disampaikan Koordinator Pengajar Praktek Guru Penggerak Kota Batu, Dra. Ida Maisyaroh M.Pd, bahwa PGP merupakan bagian dari kebijakan “Merdeka Belajar” yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dari segi pengajar.
“Tujuan dari program PGP untuk mendorong perubahan pada sistem pendidikan demi mencapai tujuan Indonesia memiliki SDM yang unggul dan memiliki profil pelajar Pancasila. Selain itu melalui PGP peserta didik diharapkan memiliki karakter yang beriman, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, kreatif, kolaboratif, memiliki wawasan global, berpikir kritis dan mandiri,” ujar Ida kepada Malang Posco Media.
Sedangkan untuk Lokakarya 7 merupakan puncak dari kegiatan pembelajaran PGP. Lokakarya 7 mengambil tema “Panen Hasil belajar” dimana Calon Guru Penggerak akan menampilkan perubahan positif di lingkungan belajar sekolah. Hal itu yang menjadi tanda keberhasilan dari program guru penggerak serta mendorong kerjasama berbagai pihak guna terus mendukung pelaksanaan PGP.
“Hasil yang diharapkan dari Lokakarya 7 meliputi CGP mampu menganalisis penerapan program yang dibuat di lokakarya, para CPG mampu mengidentifikasi hasil praktik baik di lingkungan belajar sekolah. Dan akan ada perwakilan CGP mulai TK, SD, SMP, SMA/K mampu menyampaikan hasil pembelajarannya di kelas berbagi,” bebernya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai yang ikut hadir membuka Lokakarya 7 menyampaikan beberapa pesan kepada 53 CGP yang telah berproses selama enam bulan untuk ikut dalam program PGP. “Saya lihat wajah-wajah bahagia, wajah CGP yang luar biasa.
Saya yakin Kota Batu akan maju pendidikan dengan hadirnya CGP. Namun pada intinya sebagai guru ikhlas dan punya rasa kepedulian yang tinggi akan mendidik anak yang hebat. Karena mengajar dengan ikhlas dan dedikasi yang tinggi akan menelorkan anak didik yang hebat,” terangnya.
Lebih lanjut, Aries menjelaskan bahwa pemerintah tidak mudah merumuskan konsep merdeka belajar untuk ditularkan ke anak didik termasuk guru. Karena pada hakekatnya merdeka belajar adalah bagaimana guru sebagai agen penggerak dan transformasi di bidang pendidikan yang lebih kreatif dan inovatif kepada anak didik.
“Selama ini pendidikan masih satu arah. Sekarang dengan adanya konsep merdeka belajar dalam mendidik harus ada feedback. Artinya bagaimana anak didik saling belajar dan bertukar ide atau pikiran dengan guru. Sehingga dengan adanya merdeka belajar, guru penggerak diharap lebih kreatif dan inovatif. Jadi pengajar tidak hanya sebagai guru, tapi teman atau sahabat di lingkungan sekolah,” urai Aries.
Karena itu melalui program ini guru harus lebih inovatif dari pembelajaran yang sudah ada. Menurutnya itu bisa dilakukan dengan hati. Bahkan diungkap Kepala BPSDM Jatim ini bahwa dunai berubah cepat, bergerak cepat dan harus melakukan transformasi.
“Kalau kita tidak bergerak mengikuti arus, maka kita akan ketinggalan. Banyangkan kalau kita tidak membaca sehari kita akan ketinggalan. Sekali lagi saya tekankan bahwa sebagai guru intinya adalah mengajar dengan ikhlas, perhatian dan berdedikasi. Dengan menerapkan hal tersebut guru tidak akan hilang dalam kenangan mereka,” tegasnya. (eri/udi/mpm)