MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Gajayana Malang (Uniga) menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKMMB) Tahun 2025. Kegiatan ini diikuti ratusan mahasiswa baru untuk jenjang Strata 1 (S1). Dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Umum Uniga, Gunadi, M.Sc., Ph.D, Senin (22/9) kemarin.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Uniga Dr. Djuni Farhan, S.E., M.Si, Ak mengatakan, PKKMB merupakan agenda untuk mahasiswa baru sebelum mengikuti program akademik maupun kemahasiswaan. “Tujuannya adalah membantu mahasiswa beradaptasi, memahami sistem pendidikan tinggi, menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara,” katanya kepada Malang Posco Media.
Dia menambahkan, PKKMB menjadi momentum bagi peserta untuk menyiapkan mental sebagai mahasiswa. Karena mereka sudah bukan lagi siswa. Harus memiliki pola pikir lebih berkembang.
“Harapan kami dengan kegiatan ini dapat mempersiapkan mereka menjadi mahasiswa yang mandiri dan dewasa,” terangnya.
Menurutnya, PPKMB juga ajang untuk memberikan bekal pada mahasiswa baru supaya lebih mengenal almamater. Mengenal program-program kampus yang menuntut mereka lebih mandiri. Termasuk mengenal beragam organisasi kemahasiswaan yang akan menjadi wadah pengembangan bakat dan potensi mereka.
“Di kehidupan kampus mereka dihadapkan dengan situasi yang menuntut harus mandiri. Mampu menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab. Semua itu dilatihkan pada mahasiswa melalui kegiatan PKKMB ini,” ungkapnya.
Sementara dalam organisasi, kata Djuni, mahasiswa dilatih membangun komunikasi dan kolaborasi yang baik. Interaksi dalam lingkungan akademik yang perlu dibiasakan karena tentunya berbeda dengan di luar kampus. “Mahasiswa akan mendapatkan banyak aktifitas ilmiah yang akan membangun mindset mereka untuk kebun berpikir realistis. Termasuk dalam organisasi, mereka akan tumbuh dengan pikiran positif dan lebih dewasa,” terangnya.
Mahasiswa baru Uniga yang berasal dari berbagai daerah mengharuskan mereka mampu beradaptasi dengan local wisdom yang ada di Malang. Karenanya, Djuni mengimbau agar mereka mampu bersikap lebih santun dan arif.
“Mereka harus adaptif dengan yang ada di Malang. Sehingga kebiasaan-kebiasaan atau budaya yang berbeda ini harus bisa menyesuaikan dengan budaya lokal. Sehingga keberadaan mereka disini (Malang) mudah diterima oleh masyarakat sekitar. Kenyamanan mereka disini tentu akan berpengaruh pada kesuksesan menempuh studi,” pungkasnya. (imm/aim)