Wajar Kota Malang kerap menjadi jujugan pengembangan dunia ekonomi kreatif. Khususnya di bidang pengembangan startup. Salah Namanya Letsplay Indonesia. Platform startup bidang edukasi ini buatan Arif Bawono, pemuda asal Dinoyo Kota Malang. Ia dipercaya hingga ikut dalam salah satu event G20.
Letsplay Indonesia ditampilkan dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) Bank Indonesia di Bali. Kegiatan yang digelar Juli lalu ini merupakan side event G20.
G20 atau Group of Twenty adalah forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan. Setiap tahunnya presidensi berganti dari negara satu ke negara lainnya. Tahun ini, Presiden Indonesia Jokowi memegang tonggak presidensi.
Ceritanya Februari 2022 lalu, Arif diundang ke event Techibition. Ini merupakan kegiatan yang diadakan Kantor Perwakilan BI Malang.
Di event tersebut mendapatkan banyak kesempatan untuk berjejaring dengan berbagai pihak. Setelah event itu, startup Letsplay Indonesia dikurasi. Lalu diajak mengikuti FEKDI Bank Indonesia.
“Selama kurang lebih lima hari kami mengenalkan berbagai macam game dan potensinya terutama untuk mengenalkan literasi keuangan bagi banyak pihak. Alhamdulillah sambutan di event tersebut sangat positif,” jelas Arif.
Letsplay Indonesia adalah platform pembelajaran atau edukasi menggunakan media game. Tersedia secara online maupun offline. Dengan ratusan boardgame yang disediakan sesuai kebutuhan edukasi dan permainan.
Mulai dari game edukasi dasar, literasi bisnis, edukasi keuangan hingga berbagai bidang lainnya. Bahkan sampai pada pembelajaran manajemen dalam sebuah perusahaan.
Pria kelahiran 1986 ini menjelaskan startup tersebut dibangun dengan keyakinan bahwa seluruh anak muda atau pelajar harus selalu terus berpikir. Juga mengomunikasikan, mempertanyakan dan belajar dari pengalaman. Khususnya kesalahan yang dibuat. Akan tetapi semuanya itu bisa dijalani dengan cara menyenangkan.
Kenapa memakai game sebagai media pembelajaran? Pertama, Arif menyampaikan hal ini bisa dilihat berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
“Sebenarnya pendidikan melalui permainan sudah dicanangkan Ki Hajar Dewantara yang dipercayai akan membuat siswa atau peserta didik memperoleh hasil optimal dari proses belajarnya. Ini bisa dihidupkan kembali,” jelas alumnus Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Alasan kedua merujuk pada World Economic Forum tahun 2015 dicanangkan 21 Century Skills yang diperlukan untuk menghadapi abad ke 21.
Skill-skill tersebut antara kemampuan literasi. Tidak hanya literasi bisa baca-tulis, tapi literasi keuangan, literasi IT dan lainnya. Lalu perlunya penguasaan Skill 4 C (communication, collaboration, creativity, critical thinking).
Menariknya, menurut Arif forum tersebut juga mencari tahu bagaimana agar skill abad ke 21 bisa dikuasai generasi mendatang. Dan salah satu cara yang direkomendasikan adalah menguatkan penggunaan play based learning atau pembelajaran berbasis permainan.
Itulah mengapa Letsplay Indonesia dirintis pada tahun 2019. Ia tidak sendirian. Tapi bersama kawannnya Anggara Jayawardhana. Keduanya bertemu saat mengikuti salah satu program pelatihan.
“Setelah berjalan kurang lebih dua bulan saya dan Mas Anggara mengajak dua rekan lainnya, yakni Ismatut Diyanah dan Pak Wawan untuk ikut bergabung menjadi founder di Letsplay Indonesia. Alhamdulillah gayung bersambut, kami resmi memulai Letsplay Indonesia dengan empat founder,” jelas pemuda yang memulai karir bisnis dengan membuat usaha Event Organizer (EO) ini.
Peresmian Letsplay Indonesia berlangsung di Kaliwatu Learning Center di Kota Batu. Masing-masing founder memiliki expertise (keahlian) masing-masing.
Arif sendiri yang sedari kecil menyukai eksplorasi berbagai game dan di Letsplay bertugas melakukan kurasi game apa saja yang akan dipakai sebagai media pembelajaran.
Alumnus SMAN 7 Malang ini mengatakan Letsplay Indonesia sudah diimplementasikan sebagai Game Based Learning di berbagai macam institusi. Mulai dari UMKM, BUMN, pelaku startup, organisasi masyarakat, institusi militer hingga sekolahan dan perguruan tinggi.
“Di tahun 2022 ini kami melakukan pendampingan beberapa sekolah dan perguruan tinggi untuk menggunakan game sebagai media praktikum pelajaran ekonomi dan manajemen,” jelas Arif.
Saat ini Letsplay Indonesia bekerjasama dengan salah satu perusahaan dari Singapura sedang mengimplementasikan pelatihan kewirausahaan untuk umur 18 tahun keatas melalui game.
Program tersebut berjalan dari Agustus 2021 hingga Januari 2023. Tercatat Agustus lalu telah 170 partisipan yang belajar skill kewirausahaan. Seperti teknik negosiasi, manajemen keuangan, inovasi.
“Nah kalau saat ini, saya pribadi melihat perkembangan startup sangat bagus dan berbeda dengan saat saya memulai bisnis di tahun 2010 kebawah,” katanya.
“Sekarang lebih mudah dan terfasilitasi. Tidak hanya karena sudah ada sosial media namun perhatian pemerintah sangat concern sekali ke startup. Jadi buat yang ingin memulai segera coba dan jangan pantang menyerah,” sambung Arif. (sisca angelina/van)