spot_img
Friday, October 18, 2024
spot_img

PLN Salurkan CSR Sarpras IT Rp 287 Juta

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyerahkan bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PLN kepada SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang. Penyerahan CSR senilai Rp 287 juta itu diserahkan secara simbolis di Balai Kota Malang, Senin (22/7) saat apel pagi.

Wahyu mengatakan, dengan program CSR seperti ini, akan memberi manfaat yang besar terhadap keberlangsungan dunia pendidikan di Kota Malang. Salah satunya dengan peningkatan sarana prasarana digital untuk sekolah digital.

- Advertisement -

“Ini memang ada beberapa hal yang diperlukan. Apalagi bentuk kerjasama ini ada sarana dan prasarana terutama terkait dengan sekolah digital,” terang Wahyu kepada Malang Posco Media.

Adanya sekolah digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas akses pendidikan serta sekaligus mempersiapkan siswa dalam menghadapi era digital seperti saat ini. Maka, dengan adanya CSR ini, Wahyu berharap kualitas pendidikan makin meningkat.

“Mudah-mudahan bisa menjaga kualitas (pendidikan) dan menyempurnakan kerjasama dari SDN Tunjungsekar 1,” tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Suwarjana menyampaikan, bantuan CSR untuk pengembangan IT, ini baru pertama kali dari PLN. Ia bersyukur, lantaran pengajuan CSR ini bisa diakomodir oleh PLN.

Selain pengembangan IT, bantuan CSR ini juga untuk peralatan keterampilan membatik dalam rangka pengembangan UMKM. Diharapkan kedepan sekolah lain juga bisa mendapatkannya.

“Pendidikan ini tidak hanya tanggung jawab Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, akan tetapi BUMD dan masyarakat juga sebenarnya ikut bertanggung jawab,” ujarnya.

Kepala SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang Budi Hartono menyampaikan, bantuan senilai Rp 287 juta itu akan dibelanjakan secara efisien sesuai dengan kebutuhan. Yakni sebagian untuk sarpras IT dan sebagian untuk pengembangan UMKM.

“Dibelanjakan beberapa komputer, satu server, dua unit LCD, tiga printer, kemudian alat batik, dan pelatihan membatik serta pelatihan digitalisasi sekolah. Insya Allah semua dari kelas satu sampai enam bisa membatik. Membatik mulai dari yang gampang sampai yang rumit,” pungkasnya. (ian/aim)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img