.
Sunday, December 15, 2024

PMM Tematik Gelombang 12 UMM; Menginspirasi dan Melayani Kelompok Rentan di RAAL Lawang Kabupaten Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Ikut andil dalam pemberdayaan pembangunan inklusif, adalah sebuah bentuk kontribusi positif yang nyata dari mahasiswa. Di antaranya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya menginspirai dan melayani kelompok rentan yaitu lansia, disabilitas, anak-anak dan perempuan.

Seperti yang dilakukan 47 mahasiswa yang tergabung dalam tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Tematik Gelombang 12 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Melakukan pengabdian di Rumah Asuh Anak dan Lansia (RAAL) Griya Asih, Lawang Kabupaten Malang.

Tim PMM ini memberikan pengalaman kepada masyarakat yang membutuhkan, dalam hal ini para lansia di RAAL Griya Asih dan warga sekitar lingkungan RW 09. Berpedoman visi yaitu mewujudkan terciptanya masa tua yang bahagia, sehat, dan sejahtera.

Sedangkan misinya  adalah mengayomi kaum lanjut usia dan memberikan pelayanan secara jasmani dan rohani. Mahasiswa bersama oma-oma memperkenalkan dan mengajarkan dengan penuh kesabaran dikarenakan sangat memperhatikan prinsip inklusif dengan memastikan bahwa setiap individu merasa aman dan nyaman.

Hal ini penting untuk memahami dan menghargai kebutuhan dan preferensi individu lansia, memastikan bahwa kegiatan dan fasilitas yang disediakan dapat diakses dan dinikmati oleh semua. Dapat menciptakan lingkungan yang menghargai kontribusi dan pengalaman hidup lansia supaya setiap oma-oma yang ikut terlibat dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan. Salah satu program kegiatannya yaitu adalah pelatihan pembuatan vas bunga dari bungkus rokok, dimana oma-oma dapat belajar membuat kerajinan tangan yang sangat unik tersebut.

KARYA: Hasil karya vas bunga dari bungkus rokok buatan mahasiswa bersama oma-oma RAAL Griya Asih yang dipandu oleh Fatkhu,r salah satu tim tim PMM Tematik Gelombang 12 UMM.  

Koordinator acara, Septianingrum menjelaskan bahwa pemilihan bungkus roko tersebut, merupakan seni kerajinan tangan yang sangat unik dan jarang ada yang membuat untuk dijadikan vas bunga. Menurutnya mempunyai manfaat lebih dari sekedar pembelajaran seni kerajinan tangan.

Aktivitas ini juga membantu mengembangkan keterampilan motorik halus. Kertas bungkus rokok bukan hanya tentang melipat kertas, tetapi juga tentang mendorong imajinasi dan berbicara dengan bahasa bentuk dengan pendekatan emosional.

HADIR: Tim PMM Tematik Gelombang 12 UMM foto bersama-sama anak yang hadir di kegiatan pelatihan.

“Melalui proses ini, oma-oma di Rumah Asuh Anak dan Lansia Griya Lansia Lawang Kabupaten Malang dapat memunculkan ide kreatif dan mengeskpresikan perasaan senang dan tidak bosan dengan cara yang unik melalui kertas yang dirangkai bersama mahasiswa,” ungkap Tian, panggilan Septianingrum.

Pelatihan kerajinan dari bungkus rokok yang diadakan oleh tim PMM Tematik Gelombang 12 UMM ini menjadi bukti nyata bagaimana mahasiswa dapat menjadi agen perubahan positif. Ini bukan sekadar pembelajaran kreatif dan mengembangkan keterampilan motorik saja, melainkan juga terselip pesan yang menginspirasi mereka untuk bisa tetap berproduktif meskipun sudah memasuki usia lanjut.

UNDANGAN: Tim PMM Tematik Gelombang 12 UMM Bersama para undangan yang hadir dalam kegiatan pelatihan.

Selain memberikan pelatihan pembuatan vas bunga dari kertas bungkus rokok yang unik dan kreatif, tim PMM Tematik Gelombang 12 UMM juga memperkenalkan seni meronce manik-manik kepada para lansia, anak-anak, dan warga sekitar RAAL. Ternyata proses pelatihan meronce cukup sederhana dan menyenangkan.

Dalam kegiatan ini, tim PMM Tematik Gelombang 12 UMM telah menyiapkan senar elastis yang telah diikat pada salah satu ujungnya, disesuaikan dengan ukuran jari dan pergelangan tangan masing-masing. Setelah itu, manik-manik dimasukkan ke dalam senar dan diikat dengan teknik simpul-menyimpul agar tidak mudah lepas.

Oma Anastasia, salah satu perwakilan lansia selaku tutor meronce manik-manik ini, menjelaskan bahwa ada tiga langkah penting dalam mengikat kedua sisi senar agar hasilnya kuat. “Simpul biasa dengan dua kali ikatan. Lalu, mengikat simpul dengan dua putaran. Terakhir, kunci dengan menali seperti biasa,” jelasnya.

Dengan penuh semangat, para lansia, anak-anak, dan warga sekitar dapat dengan mudah menciptakan kerajinan tangan mereka sendiri dengan manik-manik yang cantik dan indah. Karya-karya ini tidak hanya mencerminkan kreativitas, tetapi juga memberikan ruang untuk berekspresi melalui warna dan bentuk.

Selain itu memberikan para lansia, anak-anak, warga sekitar berkesempatan untuk merasakan keberhasilan dalam menciptakan sesuatu dengan tangan mereka sendiri. Phonestrap, gelang, dan kalung menjadi unik dalam desainnya, mencerminkan kepribadian dan preferensi masing-masing para lansia, anak-anak dan warga sekitar.

Ragam karya seni yang dihasilkan oleh para lansia, anak-anak, dan warga sekitar ini adalah bukti nyata dari inisiatif mereka untuk berkreasi. Proses menciptakan kerajinan tangan memang tidak mudah apalagi dengan keterbatasan yang dimiliki oleh para lansia. Namun, mereka membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, justru menjadi jembatan menuju pengembangan keterampilan yang sangat kreatif.

Ketua Pengurus RAAL Griya Asih, Natali dengan bangga mengungkapkan bahwa oma-oma yang singgah di Rumah Asuh Anak dan Lansia ini sangat antusias mengikuti instruksi yang diberikan. “Meskipun mereka memiliki keterbatasan, semangatnya dalam meningkatkan keterampilan sungguh memukau” kagumnya.

Tentu, keberhasilan pemberdayaan kelompok rentan (lansia, disabilitas, anak-anak dan perempuan) ini tidak lepas dari peran Dosen Pembimbing Lapangan tim PMM Tematik Gelombang 12 UMM, yaitu Dr. Ratih Juliati M.Si., selaku Asisten Khusus Rektor. (adv/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img