MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Belakangan rekaman video aksi buang sampah di Sungai Brantas viral hingga mancanegara. Peristiwa itu direkam oleh akun instagram @karmagawa beberapa hari lalu. Hal itu tentu sangat disayangkan banyak pihak.
Namun yang juga disesalkan adanya informasi yang kurang akurat tersebar di media sosial. Video itu dibagikan kembali dengan menyematkan bahwa lokasinya di Kampung Warna Warni Jodipan (KWJ). Bahkan media mainstream pun sebagian juga menyebutnya di Kampung Warna Warni. Hal ini sangat disesalkan oleh pengelola Kampung Warna Warni.
“Padahal bisa dilihat di video itu yang terjadi adalah di kampung seberang, berbeda nama, bukan Kampung Warna Warni. Kan lucu, peristiwanya disana, kita yang kena,” terang Ketua Pokdarwis Kampung Warna Warni Jodipan Agus Kodar kepada Malang Posco Media, Jumat (23/12) kemarin.
Kurang akuratnya informasi itu disesalkan karena KWJ saat ini menjadi icon atau jujugan wisata yang ada di Kota Malang. Hal ini berdampak pada citra wisata di Kota Malang. Selain itu kepercayaan masyarakat terhadap wisata Kampung Warna Warni bisa mempengaruhi tingkat kunjungan wisatanya.
“Tapi Alhamdulillah sampai saat ini masih dibilang relatif normal. Kunjungan masih berkisar 100 lebih pengunjung tiap hari. Hanya saja, mereka itu sekarang pasti tanya apa benar video buang sampah itu di kampung sini. Akhirnya ya kita jelaskan terus ke pengunjung,” bebernya.
Menurut Agus, untuk di Kampung Warna Warna Jodipan, pihaknya sudah berupaya mematuhi kriteria wisata dengan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability). Banyak papan informasi larangan membuang sampah dan edukasi hingga sosialisasi yang dilakukan oleh pihaknya.
“Tempat sampah juga banyak kita sediakan. Banyak papan peringatan juga. Jadi kita terus berusaha di kampung ini wisatawannya bisa nyaman,” terangnya.
Namun demikian, ia menyadari merubah pola perilaku masyarakat memang tidak bisa instan. Sebenarnya Agus sendiri mengaku beberapa kali sudah berkomunikasi dengan kampung seberang agar saling menjaga lingkungannya karena saat ini sudah menjadi kampung wisata.
“Sudah pernah kita sampaikan dan tanggapannya memang bakal ditegur bila ada warga yang seperti itu. Tapi saya sendiri masih beberapa kali sempat melihat ada yang buang di sungai,” tutupnya. (ian/aim)