MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema) memberikan pelatihan merangkai perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Sasarannya warga dan perangkat Desa Tulusbesar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Pelatihan atau workshop Energi Terbarukan ini digelar Sabtu (15/2) lalu di Kantor Desa Tulusbesar.
Di sela acara, Dosen Polinema Prof. Dr. Ratna Ika Putri, ST., MT., mengatakan timnya memberikan pelatihan ini sebagai tindak lanjut dari beberapa pelatihan sebelumnya. Dan tim dosen Polinema sendiri telah memberikan hibah berupa pemasangan solar panel surya di panggung kesenian Desa Tulusbesar.
Maka dengan workshop ini, perangkat desa maupun yang bertugas dapat merawat solar surya tersebut. “Pelatihan yang kami berikan berupa materi merangkai PLTS sederhana. Berupa solar panel mini. Juga kami ajarkan cara merawat panel dan baterainya. Harapannya panel surya yang sudah kami pasang bisa dirawat secara mandiri,” terangnya.
Para peserta workshop terlihat antusias. Mereka difasilitasi dengan modul kit dan rangkaian sederhana PLTS. Tim dosen juga menyediakan solder, timah putih, kabel kupas, modul, dan sebagainya. Peralatan ini sebagai simulasi agar peserta dapat memahami sistem kerja PLTS.
Ratna menjelaskan perangkat Solar Panel Surya yang dipasang di panggung kesenian Desa Tulusbesar perlu dirawat. Setidaknya dalam enam bulan perawatan itu dilakukan. Jika dibiarkan maka debu yang menempel di panel semakin tebal. Dan itu akan menghambat pada daya sera sinar matahari. “Perawatan juga penting dilakukan untuk menjaga efesiensi dan umur panjang solar panel itu sendiri,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, kegiatan workshop dan peran serta dosen di Desa Tulusbesar untuk menyelesaikan masalah di masyarakat dengan implementasi teknologi. Salah satunya dengan pemasangan panel surya di Panggung Kesenian di Tulus Besar.
Di panggung ini belum ada penerbangan listrik. Sehingga kalau malam hari sangat jarang digunakan. Karena tidak adanya penerangan. Saat ini sudah terpasang panel surya. *Maka harapannya panggung ini bisa digunakan meskipun di malam hari. Dan tanpa adanya beban listrik dari PLN,” ucap Ratna.
Dia berharap dengan adanya workshop Energi Terbarukan bisa bermanfaat untuk jangka panjang. Juga generasi muda di Desa Tulusbesar bisa tertarik rengan energi terbarukan. Dan masyarakat tidak lagi bergantung dengan PLN. “Kerena PLN itu tidak bisa terbarukan. Energinya bergantung pada batu bara. Dan batu bara tidak bisa diperbaharui,” kata dia.
Ratna juga menjelaskan dampak dari penggunaan energi fosil atau energi tidak terbarukan. Diantaranya menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Terjadi pencemaran udara dan air dan menyebabkan pemanasan global. “Itulah alasan perlu adanya gerakan untuk beralih ke energi terbarukan. Manfaatnya lebih banyak,” pungkasnya. (imm/udi)